BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan disain cross sectional.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum Pusat RSUP H. Adam Malik Medan selama Juni 2008 sampai Desember
2008. Adapun pertimbangan pelaksanaan penelitian di tempat tersebut adalah karena
ruang rawat inap penyakit dalam merupakan tempat perawatan bagi pasien hepatitis B dengan berbagai manifestasi kliniknya sehingga perawat yang bertugas di ruangan
ini berisiko tertular hepatitis B. Selain itu, RSUP H. Adam Malik memiliki pelayanan pengendalian infeksi, pelayanan K3RS Keselamatan Kerja, Kebakaran Dan
Kewaspadaan Bencana Rumah Sakit yang memperhatikan keselamatan kerja karyawan rumah sakit.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh perawat pada ruang rawat inap terpadu A Rindu A penyakit dalam di RSUP H. Adam Malik Medan, yaitu sebanyak 40 orang.
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah total populasi yakni seluruh perawat pada ruang rawat inap terpadu A Rindu A penyakit dalam dengan pertimbangan bahwa jumlah
Universitas Sumatera Utara
populasinya relatif kecil. Terdiri dari Rindu A1 penyakit dalam wanita sebanyak 20 orang dan ruang Rindu A2 penyakit dalam pria sebanyak 20 orang. Namun, pada
saat penelitian dilakukan, sebanyak 2 responden berjenis kelamin laki-laki telah dimutasi ke bagian kemoterapi karena dibutuhkannya tenaga di bagian tersebut.
Sehingga total sampel yang diteliti sebanyak 38 orang.
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data primer diperoleh dari wawancara dengan memakai kuesioner yang dirancang dan dimodifikasi dari skripsi Restu Imanesa 2007.
28
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari bagian keperawatan, bagian pelayanan pengendalian infeksi, bagian K3RS, arsip dan laporan tahunan RSUP H.Adam Malik
Medan.
3.5 Definisi Operasional
1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui perawat tentang pencegahan risiko tertular hepatitis B dalam memberikan perawatan pada
pasien penderita. 2. Sikap adalah respon dari perawat untuk setuju, kurang setuju, atau tidak setuju
terhadap pencegahan risiko tertular hepatitis B dalam memberikan perawatan pada pasien penderita.
3. Pelatihan adalah pembekalan, peningkatan, dan pengembangan keterampilan berkaitan dengan pencegahan risiko tertular hepatitis B penyakit infeksi tular
darahcairan tubuh lainnya.
Universitas Sumatera Utara
4. Ketersediaan fasilitas dan APD adalah ketersediaan sarana prasarana seperti air mengalir, sabunlarutan berbasis alkohol, lap tangan, wadah tahan tembus,
larutan klorin 0,5,
serta APD Alat Pelindung Diri berupa sarung tangan yang dapat dijangkau perawat di ruang perawatan untuk mencegah risiko
tertular Hepatitis B penyakit infeksi tular darahcairan tubuh lainnya. 5. Kebijakan rumah sakit adalah konsep dasar yang ditetapkan untuk pedoman
dalam melaksanakan tindakan pencegahan risiko tertular hepatitis B berupa sosialisasi, anjuran penggunaan sarung tangan, anjuran melaporkan pajanan,
penawaran vaksinasi, dan posterprosedur tertulis. 6. Pencegahan adalah upaya perawat melindungi diri dari kemungkinan risiko
tertular hepatitis B yang terdiri dari imunisasi hepatitis B, pelaksanaan kewaspadaan universal, mencuci tangan, penggunaan sarung tangan,
dekontaminasi alat, pengelolaan sampah tajam terkontaminasi, teknik menutup jarum suntik, serta tindakan bila terpajan.
3.6 Aspek Pengukuran