BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pengaruh Pengetahuan terhadap Pencegahan Risiko Tertular Hepatitis B
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sebagian besar perawat ruang rawat inap penyakit dalam di RSUP H. Adam Malik sudah memiliki pengetahuan baik tentang
pencegahan risiko tertular penyakit infeksi hepatitis B yaitu sebanyak 36 orang 94,7. Pengetahuan ini diperoleh dari sosialisasi para perawat yang sebelumnya
telah pernah mengikuti pelatihan, bahkan pengetahuan ini juga diperoleh dari bangku pendidikan perawat.
Pada tabel 4.8 hasil analisis antara pengetahuan perawat terhadap pencegahan risiko tertular hepatitis B menggunakan tabel silang diperoleh bahwa ada sebanyak 9
dari 36 94,7 perawat yang pengetahuannya baik, akan tetapi dalam hal pencegahan risiko tertular hepatitis B masih dalam kategori sedang. Sedangkan
diantara perawat yang pengetahuannya sedang, ada 1 dari 2 5,3 perawat yang sudah melakukan tindakan pencegahan risiko tertular hepatitis B pada kategori baik.
Walaupun persentase perawat yang memiliki pengetahuan pada kategori baik relatif besar, namun perlu diingat bahwa kemungkinan perawat tidak melakukan
pencegahan risiko tertular hepatitis B. Dengan alasan bahwa seorang perawat harus mengetahui secara menyeluruh mengenai pengertian hepatitis B, manifestasi klinis
hepatitis B, cara penularan, risiko tertularnya hepatitis B saat melakukan perawatan, pencegahan, proses perawatan serta berbagai aspek medis dan non medis. Tanpa
menguasai aspek tersebut sulit untuk mengharapkan seorang perawat dapat memberikan perawatan yang baik terhadap pasien dan sulit menjamin perawat
Universitas Sumatera Utara
tersebut terlindungi dari risiko tertular hepatitis B. Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya. Seperti umumnya pengetahuan tentang penyakit, perawatan pasien merupakan suatu hal yang kompleks apalagi bila dihubungkan dengan pencegahan
agar perawat dapat mengurangi risiko tertular penyakit akibat kerja seperti penyakit infeksi hepatitis B yang ditularkan oleh agen biologi yakni virus hepatitis B melalui
darahcairan tubuh. Agar seorang perawat dalam memberikan perawatan dengan tindakan pencegahan yang baik maka pengetahuan yang dimiliki hendaknya
mencakup enam tingkatan sebagaimana yang diungkap oleh Notoadmodjo 2003 yakni tahu know, memahami comprehension, aplikasi aplication, analisis
analysis, sintesa synthesis, dan evaluasi evaluation. Hasil uji statistik pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan antara pengetahuan terhadap pencegahan risiko tertular hepatitis B, dimana p = 0,448 p 0,05. Hal ini memberikan pengertian bahwa pengetahuan yang baik
yang dimiliki seorang perawat belum tentu memberikan pengaruh bagi terbentuknya tindakan pencegahan risiko tertular hepatitis B yang baik pula karena diperlukan
faktor pendukung serta situasi dan kondisi yang memungkinkan. Sejalan dengan pengkajian yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO dalam
Notoadmodjo 2003 mengungkapkan bahwa meskipun kesadaran dan pengetahuan orang atau masyarakat tentang kesehatan sudah tinggi, namun praktek tentang
kesehatan atau perilaku hidup sehat masyarakat masih rendah oleh karena tidak didukung oleh fasilitas sehingga sulit untuk mewujudkan perilaku hidup sehat.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Pengaruh Sikap terhadap Pencegahan Risiko Tertular Hepatitis B