Pemodelan Multivariat Analisa Multivariat

kemungkinan 3,353 kali memiliki riwayat hipertensi dibandingkan dengan yang tidak menderita PJK. Hasil analisis pengaruh antara obesitas terhadap kejadian PJK, diperoleh nilai p =0,005, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna antara obesitas terhadap kejadian PJK p0,05. Dari hasil analisis faktor risiko diperoleh nilai OR = 2,734 Hal ini berarti bahwa orang yang menderita PJK, memiliki kemungkinan 2,734 kali mengalami obesitas dibandingkan dengan yang tidak menderita PJK.

4.5. Analisa Multivariat

Variabel yang telah di uji pada bivariat selanjutnya dilakukan uji multivariate menggunakan uji regresi logistic ganda dengan metode Backward Likelihood Ratio. Hasil pengolahan data variable kandidat ditampilkan dalam table 4.7 sebagai berikut : Tabel 4.4. Hasil Seleksi Kandidat Multivariat Variabel p Value Merokok 0,009 Obesitas 0,003 Diabetes Mellitus 0,003 Hipertensi 0,001 Diabetes Melitus 0,001

4.5.1. Pemodelan Multivariat

Setelah dilakukan seleksi kandidat analisis multivariat maka dilakukan uji multivariat untuk mendapatkan model multivariat. Berikut ini adalah model multivariate pada tabel 4.5. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5. Pemodelan Multivariat 95.0 C.I.for EXPB B S.E Wald Df Sig ExpB Lower Upper Merokok .891 .408 4.773 1 .029 2.437 1.096 5.419 Aktivitas Fisik .831 .392 4.486 1 .034 2.295 1.064 4.949 DM 1.229 .404 9.240 1 .002 3.417 1.547 7.548 Hipertensi 1.350 .428 9.950 1 .002 3.858 1.667 8.926 Obesitas 1.216 .404 9.067 1 .003 3.375 1.529 7.449 Constan 8.188 1.507 29.517 1 .000 .000 Variabel yang paling berpengaruh terhadap variable dependen, dilihat dari exp B yang signifikan, semakin besar nilai exp B berarti semakin besar pengaruh terhadap variable yang dianalisis. Berdasarkan hasil analisis, variabel yang paling berpengaruh terhadap kejadian PJK adalah hipertensi Exp B 3,858 Selanjutnya Model yang diasumsikan dari regresi logistic berganda untuk probabilitas kejadian suatu penyakit menggunakan rumus dan perhitungan sebagai berikut : FZ = 1 = 1 = 39 1+e - α+β1X1+β2X2+β3X3………+βiXi 1+e - 8+0,029+0,034+0,002+0,002+0,003 Universitas Sumatera Utara Persamaan di atas diketahui bahwa lansia yang mederita PJK disebabkan oleh risiko merokok,tidak melakukan aktifitas fisik,DM,dan obesitas yang lebih kemungkinan akan mengalami hipertensi sebesar 39 dibandingkan dengan yang tidak PJK. PAR = = 0,606 3,353 = 2,031 Berdasarkan hasil perhitungan diatas, didapatkan nilai Population Atribut Risk PAR sebesar 67, yaitu besar kejadian PJK yang dapat dikurangi bila hipertensi dikendalikan. p r - 1+ 1 0,606 3,353 + 1 2,031 +1 = 67 p r - 1 Universitas Sumatera Utara BAB 5 PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh Faktor Risiko Merokok 5.1.1. Pengaruh Faktor Risiko Merokok dengan Kejadian PJK pada Lansia Berdasarkan penelitian di RSUD Langsa diketahui bahwa orang yang menderita PJK dan merokok sebanyak 47 orang 59,5. Sedangkan orang yang tidak menderita PJK tetapi mantan merokok sebanyak 32 orang 40,5. Berdasarkan analisis pengaruh merokok fisik terhadap kejadian PJK, diperoleh nilai p= 0,021 hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna antara merokok terhadap kejadian PJK p0,05. Dari hail analisis diperoleh nilai OR = 2.285. Hal ini berarti bahwa orang yang menderita PJK 2.285 kali perkiraan kemungkinan merokok dibandingkan dengan yang tidak menderita PJK Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya Wasyanto,1996 yang menyatakan bahwa seorang pria yang merokok 20 batang per hari dalam waktu lama akan meningkatkan insidens PJK sebesar 3 kali lipat dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Merokok mengandung nikotin dan karbon monoksida yang dapat mengurangi kadar LDL Low- Density Lipoprotein dalam darah, meningkatkan kadar HDL Hight Density Lipoprotein dalam darah, merusak bagian dalam dinding arteri, menurunkan jumlah darah yang mencapai jaringan dan meningkatkan kecenderungan darah untuk membeku. 87 Universitas Sumatera Utara

5.1.2. Pengaruh Faktor Risiko Aktifitas Fisik dengan Kejadian PJK pada Lansia