Variabel Efikasi Diri PEMBAHASAN

akibat psikologis terhadap sikap dan perilaku remaja di masa usia puber sangat dipengaruhi pula oleh harapan sosial orangtua, guru, kawan sebaya, dan masyarakat secara umum Imran, 1999.

b. Variabel Efikasi Diri

Berdasarkan analisis, variabel efikasi diri memengaruhi remaja untuk berperilaku seks pranikah yaitu dengan nilai MSA diatas 0,5 yaitu 0,677 dan faktor loading 0,968 hal ini menunjukkan korelasi yang yang positif antar variabel di faktor 1 satu dimana semakin setuju efikasi diri remaja tentang perilaku seks maka remaja akan semakin berperilaku seks pranikah. Pada seorang remaja, perilaku seksual pranikah tersebut dapat dimotivasi oleh rasa sayang dan cinta dengan didominasi oleh perasaan kedekatan dan gairah yang tinggi terhadap pasangannya, tanpa disertai komitmen yang jelas karena hanya berdasarkan romantisme semata; atau karena pengaruh kelompok konformitas Pratiwi, 2010. Faktor yang juga diasumsikan mendukung remaja untuk melakukan hubungan seksual pranikah adalah konformitas pada kelompoknya yang memaksa atau menekan seorang remaja harus melakukan hubungan seks baru diakui menjadi anggota kelompok tersebut. Santrock 2007 mengatakan, bahwa konformitas kelompok bisa berarti kondisi dimana seseorang mengadopsi sikap atau perilaku dari orang lain dalam kelompoknya karena tekanan dari kenyataan atau kesan yang diberikan oleh kelompoknya tersebut. Musthofa dan Winarti 2010 menyatakan bahwa efikasi diri juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya. Efikasi tinggi atau rendah dapat Universitas Sumatera Utara dikombinasikan dengan Iingkungan yang responsif atau tidak responsif, sehingga akan menghasilkan kemungkinan berperilaku. Dalam hubungan antara efikasi diri terhadap perilaku seks terdapat hubungan yang signifikan karena efikasi merupakan upaya penilaian diri, apakah seseorang mampu melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau salah, bisa atau tidak bisa sesuai yang dipersyaratkan. Menurut Muadz dan Syaefuddin 2010, jika remaja mampu melakukan penilaian tentang benar dan salah, baik dan buruk suatu perilaku, maka mereka akan memahami mana perilaku yang benar dan mana perilaku yang salah, sehingga remaja putri dapat mengambil keputusan untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang timbul dari hati nurani dan bukan paksaan dari luar yang disertai pula oleh rasa tanggungjawab.

c. Variabel Nilai Agama