Penatalaksanaan Fraktur Penatalaksanaan 3.4.1 Penatalaksanaan Ruptur Buli

2.6 Penatalaksanaan 3.4.1 Penatalaksanaan Ruptur Buli

1. Pada ruptur intraperitoneal harus dilakukan eksplorasi laparotomi untuk mencari robekan pada buli-buliserta kemungkinan cedera organ lain. Rongga intraperitoneum dicuci, robekan pada buli-buli dijahit 2lapis, kemudian dipasang kateter sistostomi yang dilewatkan di luar sayatan laparotomi. Dilepaskan kateter pada hari ke 7. 2. Pada cedera ekstraperitoneal, robekan yang sederhana dianjurkan untuk memasang kateter 7-10 haritetapi dianjurkan juga untuk melakukan penjahitan disertai pemasangan kateter sistostomi. 3. Untuk memastikan buli-buli telah sembuh, sebelum melepas kateter uretrakateter sistostomi, terlebihdahulu dilakukan pemeriksaan sistografi untuk melihat kemungkinan masih adanya ekstravasasi urin Purnomo, 2009.

3.4.2 Penatalaksanaan Fraktur

Penatalaksanaan fraktur menurut standart pelayanan Adam Malik adalah, pada pertolongan pertama, dilakukan pemasangan bidai pada anggota gerak yang diduga patah untuk mengurangi pergerakan antar fragmen tulang sehingga dapat mengurangi nyeri, perdarahan dan menghindari kerusakan jaringan lebih lanjut. Pada patah tulang terbuka perlu tindakan dibridemen dan disertai dengan pemberian antibiotik profilaksis RSUP HAM, 2011. Universitas Sumatera Utara Empat prinsip penanganan fraktur menurut ChairudinRasjad 1998 adalah: 1. Recognition : diagnosa dan penilaian fraktur Prinsip pertama adalah mengetahui dan menilai keadaan fraktur dengan anannesis, pemeriksaan klinis dan radiologi. Pada awal pengobatan perlu diperhatikan : lokasi fraktur, bentuk fraktur, menentukan tehnik yang sesuai untuk pengobatan, komplikasi yangmungkin terjadi selama pengobatan. 2. Reduction: tujuannya untuk mengembalikan panjang kesegarisan tulang. Dapat dicapai yang manipulasi tertutupreduksi terbuka progresi. Reduksi tertutup terdiri dari penggunaan traksimoval untuk menarik fraktur kemudian memanupulasi untuk mengembalikan kesegarisan normaldengan traksi mekanis.Reduksi terbuka diindikasikan jika reduksi tertutup gagaltidak memuaskan. Reduksi terbuka merupakan alat frusasi internal yang digunakan itu mempertahankan dalam posisinya sampai penyembuhan tulang yang solid seperti pen, kawat, skrup dan plat. Reduction interna fixation orif yaitu dengan pembedahan terbukakan mengimobilisasi fraktur yang berfungsi pembedahan untuk memasukkan skruppen kedalam fraktur yang berfungsi untuk menfiksasi bagian-bagian tulang yang fraktur secara bersamaan. 3. Retention, imobilisasi fraktur tujuannya mencegah pengeseran fregmen dan mencegah pergerakan yang dapat mengancam union. Untuk mempertahankan reduksi ektrimitas yang mengalami fraktur adalah dengan traksi. Traksi merupakan salah satu pengobatan dengan cara Universitas Sumatera Utara menariktarikan pada bagian tulang-tulang sebagai kekuatan dngan kontrol dan tahanan beban keduanya untuk menyokong tulang dengan tujuan mencegah reposisi deformitas, mengurangi fraktur dan dislokasi, mempertahankan ligamen tubuhmengurangi spasme otot, mengurangi nyeri, mempertahankan anatomi tubuh dan mengimobilisasi area spesifik tubuh. Ada 2 pemasangan traksi yaitu : skin traksi dan skeletal traksi. 4. Rehabilitation, mengembalikan aktiftas fungsional seoptimalmungkin.

2.7 Tinjauan Tentang Obat