Kuat Tekan Kuat Tarik

Shinta Marito Siregar : Pemanfaatan Kulit Kerang Dan Resin Epoksi Terhadap Karakteristik Beton Polimer, 2009. 9. Kemudian plot kurva kenaikan temperatur selama pemanasan dan penurunan temperatur sewaktu pendinginan terhadap waktu. Dengan menggunakan persamaan 2.6.4 maka nilai konduktivitas termal dari beton dapat ditentukan.

3.6.5 Kuat Tekan

Untuk mengetahui besarnya nilai kuat tekan dari beton, maka perlu dilakukan pengujian yang mengacu pada standar ASTM C 1386-1998; ASTM C 39C 39M- 2001. Alat yang digunakan untuk menguji kuat tekan adalah Universal Testing Mechine UTM. Model uji kuat tekan dengan benda uji berupa selinder, seperti diperlihatkan pada Gambar 3.4. Gambar 3.4 Pengujian kuat tekan dengan alat Universal Testing Mechine UTM benda uji Shinta Marito Siregar : Pemanfaatan Kulit Kerang Dan Resin Epoksi Terhadap Karakteristik Beton Polimer, 2009. Prosedur pengujian kuat tekan adalah sebagai berikut: 1. Sampel berbentuk silinder diukur diameternya, minimal dilakukan tiga kali pengulangan. Dengan mengetahui diameternya maka luas penampang dapat dihitung, A = π d 2 4. 2. Atur tegangan supply sebesar 40 volt, untuk menggerakkan motor penggerak kearah atas maupun bawah. Sebelum pengujian berlangsung, alat ukur atau gaya terlebih dahulu dikalibrasi dengan jarum penunjuk tepat pada angka nol. 3. Kemudian tempatkan sampel tepat berada di tengah pada posisi pemberian gaya, lihat gambar dan arahkan switch ONOFF ke arah ON, maka pembebanan secara otomatis akan bergerak dengan kecepatan konstan sebesar 4 mmmenit. 4. Apabila sampel telah pecah, arahkan switch kearah OF maka motor penggerak akan berhenti. Kemudian catat besarnya gaya yang ditampilkan pada panel display, saat beton polimer tersebut rusak. Dengan menggunakan persamaan 2.6.5 maka nilai kuat tekan dari beton dapat ditentukan. Shinta Marito Siregar : Pemanfaatan Kulit Kerang Dan Resin Epoksi Terhadap Karakteristik Beton Polimer, 2009.

3.6.6 Kuat Tarik

Untuk mengetahui besarnya kuat tarik dari beton, maka perlu dilakukan pengujian. Alat yang digunakan untuk menguji kuat tarik adalah Universal Testing Mechine UTM. Sedangkan model penjepit sampel dan teknik pengujiannya, diperlihatkan pada Gambar 3.5. Prosedur pengujian kuat tarik adalah sebagai berikut: 1. Sampel berbentuk silinder diukur diameternya d, minimal dilakukan tiga kali pengulangan, kemudian pasang tali penggantung yang telah tersedia gambar 3.5 sebagai dudukan sampel. 2. Atur tegangan supply sebesar 40 volt, untuk menggerakkan motor penggerak kearah atas maupun bawah. Sebelum pengujian berlangsung, alat ukur atau gaya terlebih dahulu dikalibrasi dengan jarum penunjuk tepat pada angka nol. Gambar 3.5 Pengujian kuat tarik dengan alat Universal Testing Mechine UTM Sample uji Shinta Marito Siregar : Pemanfaatan Kulit Kerang Dan Resin Epoksi Terhadap Karakteristik Beton Polimer, 2009. 3. Kemudian tempatkan sampel tepat berada di tengah pada posisi pemberian gaya dan arahkan switch ONOFF ke arah ON, maka pembebanan secara otomatis akan bergerak dengan kecepatan konstan sebesar 4 mmmenit. 4. Apabila sampel telah putus, arahkan switch kearah OFF maka motor penggerak akan berhenti. Catat besarnya gaya yang ditampilkan pada panel display, saat beton polimer tersebut putus. Dengan menggunakan persamaan 2.6.6 maka nilai kuat tarik dari beton dapat ditentukan. 3.6.7 Kuat Patah Untuk mengetahui besarnya kuat patah dari beton, maka perlu dilakukan pengujian yang mengacu pada standar ASTM C 133 – 1997 dan ASTM C 348 – 1997. Alat yang digunakan untuk menguji kuat patah adalah Universal Testing Mechine UTM. Pengujian kuat patah dengan Universal Testing Mechine UTM dan benda uji untuk kuat patah benda berbentuk balok, seperti diperlihatkan pada Gambar 3.6. Gambar 3.6 Pengujian kuat patah dengan alat Universal Testing Mechine UTM Sample uji Shinta Marito Siregar : Pemanfaatan Kulit Kerang Dan Resin Epoksi Terhadap Karakteristik Beton Polimer, 2009. Prosedur pengujian kuat patah adalah sebagai berikut: 1. Sampel berbentuk balok diukur lebar dan tingginya, minimal dilakukan tiga kali pengulangan, kemudian atur jarak titik tumpu span sebesar 10 cm sebagai dudukan sampel, lihat Gambar 3.6. 2. Atur tegangan supply sebesar 40 volt, untuk menggerakkan motor penggerak kearah atas maupun bawah. Sebelum pengujian berlangsung, alat ukur atau gaya terlebih dahulu dikalibrasi dengan jarum penunjuk tepat pada angka nol. 3. Kemudian tempatkan sampel tepat berada di tengah pada posisi pemberian gaya lihat gambar dan arahkan switch ONOFF ke arah ON, maka pembebanan secara otomatis akan bergerak dengan kecepatan konstan sebesar 4 mmmenit. 4. Apabila sampel telah patah, arahkan switch ke arah OF maka motor penggerak akan berhenti. Kemudian catat besarnya gaya yang ditampilkan pada panel display, saat beton tersebut patah. Dengan menggunakan persamaan 2.6.7 maka nilai kuat patah dari beton dapat diperoleh.

3.6.8 Ketahanan Api