Densitas Penyerapan Air Preparasi Sampel Beton

Shinta Marito Siregar : Pemanfaatan Kulit Kerang Dan Resin Epoksi Terhadap Karakteristik Beton Polimer, 2009. pada Tabel 3.1 adalah 0,5 x 4,5 cm 3 = 2,25 cm 3 , dengan demikian resin epoksi tercampur lebih merata atau homogen keseluruh bahan baku yang digunakan. Selanjutnya adonan atau pasta yang dihasilkan dituangkan dalam cetakan yang terbuat dari besi baja dengan ukuran 16 x 4 x 4 cm. Bentuk sampel uji lainnya adalah berupa selinder dengan ukuran diameter 5,25 cm dan tinggi 3,2 cm. Kemudian adonan dicetak dan dikeringkan untuk proses pengerasan dengan waktu yang telah ditetapkan selama 8 jam pada suhu 60 o C. Setelah benda uji mengalami proses pengerasan, kemudian dilakukan pengujian yang meliputi densitas, penyerapan air, penyusutan, kuat tekan, kuat patah, kuat tarik, konduktivitas termal, ketahanan api, ketahanan kimia dan analisis mikrostruktur dengan menggunakan Scanning Electron Microscope SEM. 3. 6 Pengujian Beton Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi densitas, penyerapan air, penyusutan, kuat tekan, kuat patah, kuat tarik, konduktivitas termal, ketahanan api, ketahanan kimia dan analisa mikrostruktur dengan menggunakan Scanning Electron Microscope SEM.

3.6.1 Densitas

Pengukuran densitas bulk density dari masing-masing komposisi beton yang telah dibuat, diamati dengan menggunakan prinsip Archimedes dan mengacu pada standar ASTM C 134 – 1995. Pada proses awal dilakukan penimbangan massa Shinta Marito Siregar : Pemanfaatan Kulit Kerang Dan Resin Epoksi Terhadap Karakteristik Beton Polimer, 2009. benda di udara atau massa sampel kering, seperti halnya pada penimbangan biasa, sedangkan penimbangan massa benda di dalam air diperlihatkan pada Gambar 3.2. Metoda pengukuran densitas: 1. Sampel yang telah mengalami pengerasan selama 8 jam pada suhu 60 o C, dikeringkan dan kemudian ditimbang massa sampel keringnya, m s dengan menggunakan neraca digital. 2. Sampel yang telah ditimbang, kemudian direndam di dalam air selama 1 jam, bertujuan untuk mengoptimalkan penetrasi air terhadap sampel uji. Setelah waktu penetrasi terpenuhi, seluruh permukaan sampel dilap dengan kain flanel dan dicatat massa sampel setelah direndam di dalam air, m b . 3. Gantung sampel, pastikan tepat pada posisi tengah dan tidak menyentuh alas beker gelas yang berisi air, dimana massa sampel berikut penggantung di dalam air adalah m g . 4. Selanjutnya sampel dilepas dari tali penggantung dan catat massa tali penggantung yaitu m k . 0.2567 Sampel digantung di dalam air Aquades Beaker Glass Timbangan Gambar 3.2 Prinsip penimbangan massa benda di dalam air Shinta Marito Siregar : Pemanfaatan Kulit Kerang Dan Resin Epoksi Terhadap Karakteristik Beton Polimer, 2009. Dengan mengetahui besaran-besaran tersebut diatas, maka nilai densitas beton dapat ditentukan sesuai dengan persamaan 2.6.1.

3.6.2 Penyerapan Air

Untuk mengetahui besarnya penyerapan air dari beton yang telah dibuat, maka perlu dilakukan pengujian yang mengacu pada standar ASTM C 20 – 2000. Prosedur pengukuran penyerapan air adalah sebagai berikut: 1. Sampel yang telah dikeringkan, ditimbang massanya dengan menggunakan neraca digital, disebut massa sampel kering. 2. Kemudian sampel direndam di dalam air selama 1 jam sampai massa sampel jenuh dan catat massanya. Dengan menggunakan persamaan 2.6.2 maka nilai penyerapan air dari beton dapat ditentukan.

3.6.3 Penyusutan