Penyusutan Konduktivitas Termal Preparasi Sampel Beton

Shinta Marito Siregar : Pemanfaatan Kulit Kerang Dan Resin Epoksi Terhadap Karakteristik Beton Polimer, 2009. Dengan mengetahui besaran-besaran tersebut diatas, maka nilai densitas beton dapat ditentukan sesuai dengan persamaan 2.6.1.

3.6.2 Penyerapan Air

Untuk mengetahui besarnya penyerapan air dari beton yang telah dibuat, maka perlu dilakukan pengujian yang mengacu pada standar ASTM C 20 – 2000. Prosedur pengukuran penyerapan air adalah sebagai berikut: 1. Sampel yang telah dikeringkan, ditimbang massanya dengan menggunakan neraca digital, disebut massa sampel kering. 2. Kemudian sampel direndam di dalam air selama 1 jam sampai massa sampel jenuh dan catat massanya. Dengan menggunakan persamaan 2.6.2 maka nilai penyerapan air dari beton dapat ditentukan.

3.6.3 Penyusutan

Pengukuran penyusutan shrinkage dari beton dilakukan berdasarkan perubahan dimensi, sesuai dengan persamaan 2.6.3 Ramamurthyand K. et al, 2000; ASTMC-1386-1998. Mula-mula ukur panjang sampel yang baru dikeluarkan dari cetakan, disebut panjang awal Lo. Setelah sampel mengalami proses pengeringan atau pengerasan selama 8 jam pada suhu 60 o C, kemudian diukur panjangnya, disebut sebagai panjang akhir, Lt. Shinta Marito Siregar : Pemanfaatan Kulit Kerang Dan Resin Epoksi Terhadap Karakteristik Beton Polimer, 2009.

3.6.4 Konduktivitas Termal

Untuk menentukan besarnya konduktivitas termal dari beton, maka perlu dilakukan pengujian yang mengacu pada standar ASTM C 177 – 1997. Metoda yang digunakan untuk menguji konduktivitas termal dari beton dihitung menggunakan less method, seperti diperlihatkan pada Gambar 3.3. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui peristiwa perpindahan panas secara konduksi, sehingga dengan mengetahui besarnya konduktivitas termal dari suatu bahan atau material maka dapat diperkirakan aplikasi material tersebut untuk selanjutnya. Prosedur pengujian konduktivitas termal dari beton adalah sebagai berikut: Gambar 3.3 Skema pengujian konduktivitas termal dengan less method Shinta Marito Siregar : Pemanfaatan Kulit Kerang Dan Resin Epoksi Terhadap Karakteristik Beton Polimer, 2009. 1. Sampel beton dibuat berbentuk selinder atau koin dengan diameter 10 cm, dan tebal 3 - 5 mm, untuk kepastian pengukuran dimensi digunakan mikrometer dan jangka sorong dengan minimal tiga kali pengulangan. 2. Timbang pelat alas kuningan, C dan catat massanya m, kemudian gantungkan dengan tali penggantung, X pada statip penggantung. 3. Letakkan benda uji, B beton di atas pelat alas tersebut dan olesin permukaan benda uji tersebut dengan bahan pelumas agar kontak panasnya menjadi lebih baik 4. Ketel uap, S diletakkan diatas benda uji dan hubungkan dengan ketel air panas dengan menggunakan selang. 5. Masukkan termometer T 1 pada lubang ketel uap dan termometer T 2 pada pelat alas kuningan. 6. Catat kenaikan temperatur T 1 dan T 2 setiap dua menit sampai kondisi kesetimbangan stady state tercapai. Keadaan setimbang dinyatakan apabila kenaikan temperatur ± 0,1 o C selama 10 menit. 7. Apabila T 1 dan T 2 sudah mencapai setimbang angkat ketel uap dan panaskan pelat alas beserta benda uji dengan alat pemanas, hingga temperatur T 2 naik sekitar 10 o C. 8. Setelah temperaturnya tercapai, matikan alat pemanas dan catat penurunan temperatur T 2 untuk setiap dua menit, sehingga selisih suhunya mencapai sekitar 20 o C. Shinta Marito Siregar : Pemanfaatan Kulit Kerang Dan Resin Epoksi Terhadap Karakteristik Beton Polimer, 2009. 9. Kemudian plot kurva kenaikan temperatur selama pemanasan dan penurunan temperatur sewaktu pendinginan terhadap waktu. Dengan menggunakan persamaan 2.6.4 maka nilai konduktivitas termal dari beton dapat ditentukan.

3.6.5 Kuat Tekan