Penyerapan Air Prof. Dr. M. Zarlis, M. Sc 4. Drs Tenang Ginting, M.S

Shinta Marito Siregar : Pemanfaatan Kulit Kerang Dan Resin Epoksi Terhadap Karakteristik Beton Polimer, 2009.

4.2 Penyerapan Air

Hasil penyerapan air beton yang berbasis campuran serbuk kulit kerang, pasir dan resin epoksi, setelah dikeringkan selama 8 jam pada suhu 60 o C, diperlihatkan seperti pada Lampiran B. Pada Gambar 4.2 diperlihatkan kurva penyerapan air dari beton yang dibuat dengan variasi komposisi 66,67 – 83,33 volume serbuk kulit kerang dan penambahan resin epoksi 5, 10, 15 dan 20 volume dari total agregat serta dikeringkan selama 8 jam 60 o C. Dari Gambar 4.2 nilai penyerapan air pada komposisi serbuk kulit kerang dan resin epoksi tersebut diatas berkisar antara 0,40 – 6,06 . Nilai penyerapan air pada beton yang dibuat dengan variasi komposisi serbuk kulit kerang yang sama dan Gambar 4.2 Hubungan antara penyerapan air terhadap penambahan serbuk kulit kerang dan resin epoksi dalam volume dengan proses pengeringan selama 8 jam 60 o C 2 4 6 8 65 70 75 80 85 Serbuk kulit kerang volume P en yer ap an ai r 5 resin 10 resin 15 resin 20 resin Portland Cement Concrete = 5,5 Polymer Impregnated Concrete = 0,6 Shinta Marito Siregar : Pemanfaatan Kulit Kerang Dan Resin Epoksi Terhadap Karakteristik Beton Polimer, 2009. penambahan resin epoksi sebanyak 5 volume adalah sekitar 3,32 – 6,06 . Selanjutnya secara berturut-turut pada komposisi yang sama dilakukan penambahan masing-masing sebesar 10, 15 dan 20 volume resin epoksi, maka nilai penyerapan air cenderung mengalami penurunan menjadi 2,00 – 5,20, 1,16 – 4,44 dan 0,40 – 3,49 . Nilai penyerapan air dari beton cenderung turun dengan variasi penambahan resin epoksi, hal ini mungkin disebabkan fungsi resin dapat mengikat dengan baik agregat yang digunakan. Disamping itu resin tersebut tercampur lebih merata sehingga mengurangi terbentuknya rongga-rongga pada beton. Terkecuali pada penambahan komposisi serbuk kulit kerang dari 80 menjadi 83,33 volume dengan 20 volume resin epoksi terjadi peningkatan nilai penyerapan air dari beton tersebut. Kenyataan ini menunjukkan bahwa penambahan serbuk kulit kerang harus diimbangi dengan penambahan resin epoksi dan apabila tidak dilakukan maka sebagian adukan beton tidak berikatan dengan matriksnya. Sifat komposit polimer concrete dan potland cement concrete Blaga A., J.J Beaudoin, 1985, menyatakan bahwa polymer impragnated concret dan portland cement concrete masing-masing mempunyai penyerapan air sebesar 0,6 dan 5,5 . Penyerapan air ASTM C-20 untuk beton polimer maksimum sebesar 0,2 dan portland cement concrete sekitar 5 www.abtdrains.compolydrainpolymerconcrete, 2009. Dari hasil yang diperoleh bila dibandingkan dengan nilai tersebut menunjukkan bahwa hampir semua komposisi pada beton yang dibuat berada diantara nilai diatas, kecuali pada Shinta Marito Siregar : Pemanfaatan Kulit Kerang Dan Resin Epoksi Terhadap Karakteristik Beton Polimer, 2009. komposisi 80 dan 83,33 volume serbuk kulit kerang dengan 20 volume resin epoksi. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat dilihat komposisi 80 volume serbuk kulit kerang dengan 20 volume resin epoksi merupakan sampel beton yang mempunyai nilai penyerapan air terkecil.

4.3 Penyusutan