Shinta Marito Siregar : Pemanfaatan Kulit Kerang Dan Resin Epoksi Terhadap Karakteristik Beton Polimer, 2009.
4.7 Kuat Patah
Hasil kuat patah beton yang berbasis campuran serbuk kulit kerang, pasir dan resin epoksi, setelah dikeringkan selama 8 jam pada suhu 60
o
C, diperlihatkan seperti pada Lampiran G.
Pada Gambar 4.7 diperlihatkan kurva kuat patah dari beton yang dibuat dengan variasi komposisi 66,67 – 83,33 volume serbuk kulit kerang dan
penambahan resin epoksi 5, 10, 15 dan 20 volume dari total agregat serta dikeringkan selama 8 jam 60
o
C.
Dari gambar tersebut, terlihat bahwa nilai kuat patah yang dihasilkan adalah berkisar antara 6,04 – 42 MPa. Pada beton dengan variasi komposisi serbuk kulit
kerang sekitar 66,67 – 83,33 volume, penambahan resin epoksi sebesar 5
Gambar 4.7. Hubungan antara kuat patah terhadap penambahan serbuk kulit kerang dan resin epoksi dalam volume dengan proses
pengeringan selama 8 jam 60
o
C
10 20
30 40
50
65 70
75 80
85
Serbuk kulit kerang volume
K u
a t P
a ta
h Mp
a
5 resin 10 resin
15 resin 20 resin
Polyester polymer concrete = 32 MPa
Shinta Marito Siregar : Pemanfaatan Kulit Kerang Dan Resin Epoksi Terhadap Karakteristik Beton Polimer, 2009.
volume dan kondisi pengeringan selama 8 jam 60
o
C, maka diperoleh nilai kuat patah sebesar 6,04 – 17 MPa. Pada komposisi serbuk kulit kerang dan kondisi
pengeringan yang sama, kemudian ditambahkan resin epoksi masing-masing sebesar: 10, 15 dan 20 volume, maka nilai kuat tariknya bertambah menjadi berkisar
antara 8 – 22,6; 11 - 34 dan 12,4 – 42 Mpa. Dari kurva yang diperoleh masing-masing menunjukkan bahwa kuat patah
beton serbuk kulit kerang berbanding lurus terhadap penambahan serbuk kulit kerang dan resin epoksi. Kondisi optimum dicapai pada komposisi 80 volume serbuk
kulit kerang, 20 volume resin epoksi dan waktu pengeringan 8 jam 60
o
C, dengan nilai kuat patah sebesar 42 MPa.
Dari referesi www.abtdrains.compolydrainpolymerconcrete, 2009, nilai kuat patah polymer concrete dan portland cement concrete masing-masing adalah
27,7 dan 4,5 MPa. Kuat patah dari beton polymer concrete yang menggunakan binder polymethyl methacrylate, polyester dan epoxy masing-masing adalah sekitar 30 – 35;
15 – 45 dan 15 – 50 MPa. Sedangkan untuk portland cement concrete adalah sekitar 2 – 8 MPa Blaga A., J.J. Beaudoin, 1985. Untuk polyester polymer concrete
dengan kandungan 18 polimer dan sisanya agregat akan menghasilkan kuat patah 32 MPa Blaga A., J.J. Beaudoin, 1985. Nilai flexural strength dari beton semen
portland pada umumnya adalah berkisar antara 3 –
5 MPa http:www.engineeringtoolbox.comconcrete-properties-d_1223.html,2009.
Pada polymer concrete dengan menggunakan binder epoxy resin diglycidyl ether bisphenol
dan aliphotic amine sebagai hardener dengan perbandingan 2 : 1, sebanyak 12
Shinta Marito Siregar : Pemanfaatan Kulit Kerang Dan Resin Epoksi Terhadap Karakteristik Beton Polimer, 2009.
berat menghasilkan kuat patah sebesar 24,571 Mpa Reis J.M.L., 2005. Penelitian lain yang menggunakan bahan baku pasir dan resin epoksi, setelah dikeringkan
selama 7 hari pada suhu 25
o
C menghasilkan kuat patah sebesar 78 MPa.
4.8 Ketahan Api