Perkebunan Nusantara VI PERSERO. Sejak tahun 1998 sd 2000 dibangun pabrik baru yang lebih besar dan modern dan diresmikan pada tanggal 20 Januari 2001.
Lokasi kebun Bah Butong berada di Kecamatan Sidamanik, 26 Km dari Kota Pematang Siantar dan 155 Km dari Kantor Pusat yang berada di Kota Medan. Luas
areal HGU Hak Guna Usaha adalah 2.891.84 Ha dengan luas tanaman adalah 428.2 Ha dan dengan ketinggian 890 mdpl. Secara geografis, PT Perkebunan Teh Unit
Usaha Bah Butong berbatasan dengan : 1.
Utara : Berbatasan dengan persawahan kampung Sidamanik,
2. Selatan
: Berbatasan dengan kampung Jorlang Huluan, 3.
Timur : Berbatasan dengan Perkebunan Nusantara IV Bah Birung Ulu, dan
4. Barat
: Berbatasan dengan Gunung Bosar.
4.1.2. Gambaran Alur Proses Pengolahan Teh Hitam PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Bah Butong
Berdasarkan pengamatan di lapangan, diketahui bahwa PT Perkebunan Nusantara IV memiliki 8 unit stasiun pengolahan daun pucuk teh segar menjadi teh
hitam. Proses ini dilakukan setiap hari senin hingga minggu. Akan tetapi, pada hari senin, proses produksi teh tidak berlangsung sepenuhnya, hanya proses pelayuan
daun pucuk teh segar saja yang beroperasi sehingga pada hari selasa mulai dilakukan proses turunan daun layu hingga pada proses pengepakan, dan demikianlah untuk
hari-hari berikutnya. Khusus untuk unit stasiun pelayuan, karyawan bekerja pada pukul 17.00-08.00 WIB. Bagi karyawan yang bekerja pada unit lainnya bekerja sejak
pukul 06.30-17.00 WIB. Dimana disetiap unit stasiun memiliki 2 orang krani mandor Karyawan pimpinan yang memimpin setiap karyawan pada unit stasiunnya
Universitas Sumatera Utara
masing-masing. Karyawan pimpinan tidak ikut bekerja seperti yang karyawan pelaksana kerjakan. Karyawan pimpinan mengatur dan memanajemen para
anggotanya sehingga proses produksi berjalan sesuai dengan target dan mengingatkan pekerja untuk melakukan pekerjaan dengan konsentrasi dan kemauan yang tinggi
demi nama baik perusahaan dan mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja. Berikut alur proses pengolahan teh hitam PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha
Bah Butong.
Gambar 4.1. Alur proses pengolahan teh hitam
Penerimaan Pucuk Teh
Pengepakan Sortasi
Pra Sortasi Pelayuan
Penggulungan
Fermentasi
Pengeringan Turunan
Daun Layu
Universitas Sumatera Utara
1. Stasiun Penerimaan Daun Teh Basah
Penerimaan daun teh basah dari Afdeling dilakukan sebanyak 3 kali sehari. Daun teh basah diangkut ke unit stasiun pelayuan dan dimasukkan ke Withering Trough
dengan menggunakan alat angkut Monorail, yang selanjutnya daun teh basah di diserakkan pada box pelayuan untuk dilayukan.
2. Stasiun Pelayuan
Pelayuan daun teh basah bertujuan untuk menurunkan kandungan air, sehingga daun teh basah menjadi layu fisik serta memberi kesempatan terjadinya perubahan
senyawa-senyawa kimia. Dalam proses pelayuan, diperlukan aliran udara panas dari Heat Exchanger dengan suhu 26-30
o
C. Lama pelayuan antara 18 sampai dengan 20 Jam.
3. Stasiun Turunan Daun Layu
Pada saat daun teh basah sudah payu dari stasiun pelayuan, maka daun teh yang sudah layu diturunkan melalui corong dimana dasarnya adalah mesin penggulungan
daun teh layu dan kapasitas daun layu sekitar 10 kilo setiap mesinnya. 4.
Stasiun Penggulungan Penggulungan bertujuan untuk memeras memulas cairan getah daun dan juga
untuk membentuk pecahan daun menjadi menggulung.mesin yang digunakan yaitu OTR-PCR-RV-RV yang menghasilkan bubuk I, II, III, IV dan Badag. Selama proses
penggulungan, suhu dan kelembaban ruangan harus tetap terjaga, antara 22-24
o
C dan RH95. Untuk mengendalikan suhu dan RH maka digunakan alat pengabut air
Humidifier.
Universitas Sumatera Utara
5. Stasiun Fermentasi
Fermentasi Oksidasi Enzimatis bertujuan untuk memberikan kesempatan terjadinya reaksi oksidasi enzimatis dalam bubuk teh dan mengendalikannya sehingga
terbentuk kualitas teh hitam yang baik. Waktu Fermentasi :
Bubuk I menit Bubuk II menit
Bubuk III menit Bubuk IVmenit
Bubuk V menit
120 130
130 130
130 Tabel. 4.1. Waktu Fermentasi bubuk teh hitam
Suhu dan Kelembaban di ruang fermentasi diupayakan sama kondisinya dengan ruang pengggulungan.
6. Stasiun Pengeringan
Proses peneringan bertujuan untuk menghentikan proses kerja enzim pada titik optimal dan memfiksasi sifat-sifat baik yang telah dicapai pada waktu proses oksidasi
enzymatis serta menurunkan kadar air dalam teh sehingga dapat tahan lama ketika disimpan.
7. Stasiun Pra Sortasi
Sebelum masuk pada stasiun sortasi, maka pada stasiun Pra sortasi bubuk teh yang sudah dikeringkan akan di ayat di saring, sehingga batang-batang daun teh
ataupun bagian daun teh yang masih kasar akan tersaring oleh mesin stasiun pra sortasi.
8. Stasiun Sortasi
Pada stasiun sortasi bertujuan untuk memisahkan teh berdasarkan jenisnya sesuai dengan kriteria yang berlaku pada peamasaran teh hitam.
Universitas Sumatera Utara
BOP 1 BOP
BOPF BP
BT PF
DUST 1 BP 2 BT II
PF II DUST II
DUST III DUST VI FANN II
RBO Tabel 4.2. Jenis teh sesuai kriteria pemasaran
9. Pengepakan
Teh yang sudah memenuhi jumlah 1 Chop langsung di Pak. Kemasan yang digunakan untuk pengepakan yaitu Paper sack dan Poly Bag.
Grade Jenis
Kemasan Per Chop
Isi Per Sack Kg
Netto Kg
I BOP I
P.Sack 40
48 1920
BOP P.Sack
40 48
1920 BOPF
P.Sack 40
50 2000
BP P.Sack
20 60
1200 BT
P.Sack 40
40 1600
PF P.Sack
40 53
2120 DUST I
P.Sack 40
60 2400
II BP II
P.Sack 40
60 2400
BT II P.Sack
40 50
2000 PF II
P.Sack 40
53 2120
DUST II P.Sack
40 60
2400 DUST III
P.Sack 40
60 2400
DUST IV P.Sack
25 60
1500 FAN II
P.Sack 40
57 2280
III RBO
P.Sack 50
50 2000
Tabel 4.3. Jenis kemasan dan berat bubuk teh hitam Negara tujuan eksport teh :
1. Negara-Negara Timur Tengah : Mesir, Irak, Iran dan Syria. 2. Negara-Negara Eropa
: Jerman, Irlandia, Italia, Belanda, Prancis, Spanyol, Inggris.
3. Negara-Negara lainnya : Amerika, Australia, New Zealand, Fiji,
Taiwan, Singapura, Malasya, China, dan Pakistan.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja