kulit, sepatu karet, sepatu bot karet, sepatu anti slip, sepatu dilapisi baja, sepatu plastic, sepatu dengan sol kayu gabus, pelindung betis, tungkai dan
mata kaki. g.
Alat pelindung tubuh Alat pelindung tubuh berupa pakaian dapat berbentuk apron yaitu pakaian
pelindung tubuh yang menutupi sebagian tubuh, mulai dari dada sampai lutut dan berbentuk overalls yaitu pakaian pelindung tubuh yang menutupi
seluruh bagian tubuh. Pemakaian APD bertujuan untuk melindungi tenaga kerja dan juga
merupakan salah satu upaya mencegah terjadinya kecelakaan kerja dn penyakit akibat kerja oleh bahaya potensial pada suatu perusahaan yang tidak dapat dihilangkan atau
dikendalikan.
2.3 Tindakan Tidak aman
2.3.1 Pengertian Tindakan Tidak Aman
Menurut Heinrich 1931 tindakan tidak aman adalah tindakan atau perbuatan dari seseorang atau beberapa orang pekerja yang memperbesar kemungkinan
terjadinya kecelakaan terhadap pekerja. Tindakan tidak aman yang sering dijumpai, diantaranya adalah :
a. Menjalankan yang bukan tugasnya, gagal memberikan peringatan
b. Menjalankan pesawat lebih dari kecepatan
Universitas Sumatera Utara
c. Melepaskan alat pengaman atau membuat alat pengaman tidak berfungsi
d. Menggunakan alat yang rusak
e. Tidak memakai APD
f. Memuat sesuatu secara berlebihan
g. Menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya
h. Mengangkat berlebihan
i. Posisi kerja yang tidak tepat
j. Melakukan perbaikan pada waktu mesin sedang berjalan
k. Bersenda gurau
l. Bertengkar
m. Berada dalam pengaruh obat-obatan ataupun alkohol
Heinrich 1931, kecelakaan terdiri atas lima faktor yang saling berhubungan : 1. Kondisi kerja
2. Kelalaian manusia 3. Tindakan tidak aman
4. Kecelakaan 5. Cedera
Kelima faktor ini tersusun layaknya kartu domino yang diberdirikan. Jika salah satu jatuh, maka kartu ini akan menimpa kartu lain hingga kelimanya akan
roboh secara bersama. Ilustrasi ini mirip dengan efek domino yang telah kita kenal
Universitas Sumatera Utara
sebelumnya, jika satu bangunan roboh maka kejadian ini akan memicu kejadian beruntun yang menyebabkan runtuhnya bangunan lainnya. Menurut Henrich, kunci
untuk mencegah kecelakaan adalah dengan menghilangkan tindakan tidak aman poin ketiga dari lima faktor penyebab kecelakaan . Menurut penelitian yang
dilakukannya, tindakan tidak aman ini menyumbang 98 penyebab kecelakaan. Kemudian, bagaimana penjelasan dengan menghilangkan tindakan tidak aman ini
dapat mencegah kecelakaan kerja ? kembali lagi ke analogi tindakan tidak aman sebelumnya, jika kartu nomor 3 tidak ada lagi, seandainya kartu nomor 1 dan 2 pun
jatuh, ini tidak akan menyebabkan jatuhnya semua kartu. Dengan adanya jarak antara kartu kedua dan keempat, dan jika pun kartu kedua terjatuh, ini tidak akan sampai
menimpa kartu nomor 4. Akhirnya kecelakaan nomor 4 dan cidera nomor 5 dapat dicegah. Dengan penjelasan Teori Domino ini, maka kecelakaan kerja dapat
dijelaskan dengan logis dan bukan menganggap bahwa kecelakaan kerja akibat bernasib sial ataupun keberuntungan.
Penyebab utama terjadinya kecelakaan akibat tindakan tidak aman ini, antara lain karena sikap dan perilaku karyawan yang bersangkutan, yaitu :
1. Tidak tahu adanya bahaya : karena tidak pernah diberitahu oleh pimpinan
tentang bahaya dan resiko ditempat kerjanya sehingga tidak tanggap terhadap
bahaya dan juga tidak mempunyai keterampilan menghindari bahaya tersebut.
2. Tidak mau tahu akan adanya ancaman bahaya : karena tidak mempunyai
perhatian pada K3 sehingga berperilaku sembrono mungkin juga karena
pengaruh lemahnya pengawasan.
Universitas Sumatera Utara
Tidak mampu menghadapi bahaya karena tidak pernah dilatih K3 sehingga tidak berpengalaman melaksanakan pekerjaan dengan cara aman dan selamat yang
akhirnya menimbulkan tindakan-tindakan tidak aman. Tindakan tidak aman menimbulkan resiko kecelakaan kerja, kerusakan material bahkan kematian. Matriks
penilaian resiko digunakan untuk menilai tindakan tidak aman.
2.3.2. Matriks Penilaian Resiko