Tujuan Program Keselamatan Kerja Pengembangan Karyawan dan Program Pendidikan Pelatihan

2.1.1 Tujuan Program Keselamatan Kerja

Tujuan program keselamatan kerja adalah memberdayakan keselamatan kerja guna mencapai kecelakaan nihil. Sasaran program keselamatan kerja antara lain : 1. Meningkatkan pengertian, kesadaran pemahaman dan penghayatan keselamatan kerja semua unsure pimpinan dan pekerja pada satu perusahaan. 2. Meningkatkan fungsi manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja. 3. Agar terbentuknya manajemen keselamatan kerja pada setiap perusahaan 4. Mendorong pembinaan keselamatan kerja pada sektor informal dan masyarakat umum.

2.1.2 Pengembangan Karyawan dan Program Pendidikan Pelatihan

Adanya program tertulis tentang pendidikan dan pelatihan bagi para karyawan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang keselamatan kerja dan bahaya tindakan tidak aman, antara lain : 1. Adanya jadwal pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan bagi semua karyawan di pabrik. 2. Pengembangan metode keselamatan kerja dan bahaya tindakan tidak aman pada saat sedang bekerja. Universitas Sumatera Utara Menurut Sastrohadiwiryo 2002, pelatihan juga merupakan proses membantu tenaga kerja untuk memperoleh efektifitas dalam pekerjaan yang sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan tentang pikiran, tindakan, kecakapan, pengetahuan dan sikap yng layak. Kemudian, Santoso 2002, juga mengungkapkan bahwa pelatihan keselamat kerja sangan penting mengingat kebanyakan kecelakaan pada karyawan yang belum terbiasa bekerja secara selamat. Penyebabnya adalah ketidaktahuan tentang bayaha atau cara mencegahbya meskipun tahu tentang adanya suatu resiko. Menurut Soehatman Ramli 2010, pengembangan pelatihan yang baik dan efektif dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain : 1. Analisa jabatan atau pekerjaan Dalam tahapan ini dilakukan identifikasi dan analisa semua pekerjaan atau jabatan yang ada dalam perusahaan kemudian akan dibuat daftar pekerjaan yang dilakukan oleh setiap pekerja. 2. Identifikasi pekerjaan atau tugas kritis Melakukan identifikasi tentang pekerjaan yang tergolong berbahaya dan beresiko tinggi dari semua pekerjaan yang dilakukan oleh setiap pekerja. 3. Mengkaji data-data kecelakaan Informasi kecelakaan yang pernah terjadi merupakan masukan penting dalam merancang suatu pelatihan, kecelakaan mengidentifikasikan adanya Universitas Sumatera Utara penyimpangan atau kelemahan dalam system menejemen keselamatan kerja dan ini dilakukan oleh panitia pembina pelatihan. 4. Survei kebutuhan pelatihan Melakukan survei mengenai kebutukan pelatihan dan jenis pelatihan yang diperlukan untuk meningkatkan keterampilan pekerja sehingga pekerja dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan selamat dimasing-masing tempat kerja. 5. Analisa kebutuhan pelatihan Melakukan analisa keselamatan kerja untuk mengetahui apa saja potensi bahaya yang ada dalam suatu pekerjaan. Dari analisa keselamatan kerja dapat diidentifikasi jenis bahaya dan tingkat resiko dari setiappekerjaan. 6. Menentukan sasaran dan target pelatiahn Pelatihan diharapkan akan memperbaiki atau meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dari masing-masing pekerja. Sasaran dan target pelatihan harus ditetapkan dengan tepat sebagai masukan untuk merancang format dan silabus pelatihan. 7. Mengembangkan objektif pembelajaran Pelatihan harus dapat menjangkau semua tingkat dan perbedaan pekerja yang ada dalam suatu perusahaan. 8. Melaksanakan pelatihan Pelatihan keselamatan kerja dapat dilakukan secara eksternal melalui lembaga pelatihan atau secara internal yang dirancang sesuai dengan kebutuhan. Universitas Sumatera Utara 9. Melakukan evaluasi Hasil pelatihan harus dievaluasi untuk menentukan efektifitasnya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh aspek pelatihan seperti materi pelatihan dan dampak terhadap pekerja setelah kembali ketempat kerja masing-masing. 10. Melakukan perbaikan Langkah terakhir dalam proses pelatihan adalah melakukan perbaikan berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan. Dalam melaksanakan pelatihan keselamatan kerja terdapat beberapa teknik yang dapat dilakukan Ridley, 2008, antara lain : 1. Perkuliahan dan percakapan 2. Video dan film 3. Peran yang langsung dimainkan oleh peserta pelatihan 4. Studi kasus 5. Diskusi kelompok 6. Latihan dan praktek diluar kelas 7. Pelatihan langsung ditempat kerja

2.1.3 Manfaat Pelatihan Keselamatan Kerja

Dokumen yang terkait

Perilaku Penjamah Pestisida di PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Butong Tahun 2015

2 65 122

Penerapan Metode Goal Programming Untuk Mengoptimalkan Produksi Teh (Studi Kasus: PT Perkebunan Nusantara IV - Pabrik Teh Bah Butong)

2 54 106

Identifikasi Sistem Produksi Teh di PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Bah Butong

14 120 90

Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Bah Butong (Studi pada PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Bah Butong Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun)

1 24 117

Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pada Pemetik Teh di PT. Perkebunan Nusantara IV Bah Butong Kabupaten Simalungun Tahun 2014

4 34 104

Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pada Pemetik Teh di PT. Perkebunan Nusantara IV Bah Butong Kabupaten Simalungun Tahun 2014

0 1 28

Hubungan Penerapan Program Keselamatan Kerja dengan Tindakan Tidak Aman oleh Karyawan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Teh Bah Butong

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelaksanaan Program Keselamatan Kerja - Hubungan Penerapan Program Keselamatan Kerja dengan Tindakan Tidak Aman oleh Karyawan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Teh Bah Butong

0 4 26

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Hubungan Penerapan Program Keselamatan Kerja dengan Tindakan Tidak Aman oleh Karyawan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Teh Bah Butong

0 7 9

HUBUNGAN PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN KERJA DENGAN TINDAKAN TIDAK AMAN PADA KARYAWAN PT PERKEBUNANNUSANTARA IV UNIT BAH BUTONG KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2013 SKRIPSI

0 1 15