ektrinsik dan dipengaruhi oleh kebutuhan keuangan, pengembangan karir, pengakuan atas hasil kerjanya, pengakuan secara sosial baik dari rekan kerja maupun
masyarakat, serta ketersediaan sarana kerja PLKB dalam melakukan tugas-tugasnya.
5.2. Pengaruh Finansial Terhadap Motivasi Kerja PLKB di Kota Medan
Finansial merupakan kebutuhan dasar petugas PLKB sebagai imbalan dari hasil pekerjaanya. Ada empat indikator finansial bagi petugas PLKB yaitu gaji,
tunjangan fungsional, insentif dan tunjangan beras. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 58,8 tidak puas atas gaji yang
diterimanya, 51,3 juga tidak puas terhadap tunjangan fungsional, 48,8 juga tidak puas terhadap insentif yang diperolehnya serta 38,8 juga tidak puas terhadap
tunjangan beras yang diperolehnya. Keadaan ini menunjukkan bahwa secara akumulasi indikator dari kepuasan terhadap finansial imbalan yang diterima oleh
petugas PLKB seperti terlihat bahwa 48,8 aspek finansial termasuk kategori sangat rendah bagi PLKB.
Hasil regresi linear berganda juga menunjukkan bahwa variabel finansial merupakan faktor paling dominan berpengaruh terhadap motivasi kerja meskipun
secara statistik berpola negatif, artinya jika petugas PLKB mempunyai kepuasan yang tinggi terhadap finansial belum tentu akan meningkatkan motivasi kerja mereka. Hal
tersebut dapat dimaklumi bahwa finansial dalam pekerjaan adalah suatu kebutuhan dasar guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hal ini senada dengan pendapat Wibowo 2007 bahwa pemberian imbalan finansial yang layak dan adil sesuai dengan tuntutan pekerjaan dan tingkat
ketrampilan individu cenderung akan meningkatkan motivasi kerja karyawan. Demikian juga menurut Utama 1996 bahwa, setiap karyawan mempunyai perhatian
dan perasaan yang sangat khusus terhadap hasil atau imbalan yang diperoleh terutama yang terkait langsung dengan kebutuhan yang dianggap paling penting. Karyawan
mempunyai pertimbangan yang sangat kritis terhadap imbalan yang diterima dari organisasi sebagai dasar untuk memutuskan seberapa besar tingkat pemenuhan atas
kebutuhan yang penting. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Aridani 2003, bahwa imbalan
mempunyai pengaruh signifikan terhadap motivasi kerja perawat di unit rawat inap RSU Sakit Haji Jakarta. Secara proporsi menunjukkan bahwa perawat yang puas
terhadap imbalan yang diterimanya 69,4 mempunyai motivasi kerja kategori tinggi. Hal ini disebabkan bahwa dengan adanya imbalan yang sesuai dan memenuhi
kebutuhannya akan memberikan kepuasan dan berdampak akan memotivasi mereka dalam bekerja.
Hal ini senada dengan pendapat Siagian 2004 motivasi seorang karyawan erat kaitannya dengan imbalan. Imbalan merupakan salah satu faktor eksternal yang
mempengaruhi motivasi pekerja disamping sifat pekerjaan, kelompok kerja dimana seseorang bergabung dalam organisasi tempat bekerja dan situasi lingkungan pada
umumnya.
Hasil penelitian ini juga senada dengan penelitian yang dilakukan Muchsin 2003, menyimpulkan bahwa aspek finansial mempunyai pengaruh terhadap
motivasi kerja, serta adanya pengaruh yang bermakna antara kepuasan kerja dan penampilan kerja kinerja
Kaitan dengan petugas PLKB yang mempunyai tugas mengakomodir seluruh pasangan usia subur PUS dengan sasaran setiap petugas PLKB 1.350 PUS, dan
cakupan pelayanan KB lainnya. Hal ini merupakan tugas yang sangat berat mengingat jumlah sasaran yang banyak dan membutuhkan waktu yang lama tentunya
perlu diimbangi dengan imbalan yang sesuai. Imbalan tersebut dapat berupa gaji, insentif, tunjangan fungsional maupun tunjangan beras. Pemberian gaji sudah
ditentukan oleh pemerintah sesuai dengan pangkat dan golongan, sedangkan pemberian insentif cenderung dipengaruhi oleh ada tidaknya alokasi anggaran dari
BKKBN untuk petugas PLKB dalam melakukan tugasnya, meskipun demikian kenyataan dilapangan gaji yang diterima setiap bulannya tidak dapat mencukupi
kebutuhan hidup sehari-hari seperti kebutuhan sandang, pangan, pendidikan dan kebutuhan lainnya. Tunjangan fungsional yang diterima juga belum dapat mencukupi
berbagai kebutuhan, insentif yang diterima responden hanya berjumlah Rp. 100.000bulannya. Pemberian insentif ini tidak rutin mereka terima setiap bulannya,
tetapi biasanya insentif diberikan pertriwulan tiga bulan sekali dan bahkan kadang- kadang mereka terima lima bulan sekali. Sedangkan tunjangan beras yang mereka
terima dalam bentuk uang tunai, juga tidak sesuai dengan harga beras yang ada dipasaran saat ini. Berbagai analisis situasi kebutuhan petugas PLKB secara
kumulatif masih belum sesuai dengan pendapatan yang diperolehnya dari pekerjaanya sebagai PLKB, sehingga sangat berdampak terhadap motivasi mereka untuk bekerja
secara profesional dan memenuhi target yang diharapkan. Berdasarkan analisis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa petugas PLKB
tidak memperoleh imbalan yang sesuai dengan kebutuhan hidupnya sehingga berdampak terhadap motivasi kerja dalam melakukan tugas-tugasnya sebagai petugas
PLKB dalam mencapai visi dan misi dari BKKBN. Untuk itu BKKBN sebagai lembaga yang sangat berwewenang terhadap pengelolaan PLKB perlu
memperhatikan kebutuhan petugas PLKB melalui peningkatan imbalan dalam hal ini berupa imbalan langsung seperti mengusulkan peningkatan anggaran untuk insentif
bagi petugas PLKB dan rutin diberikan setiap bulannya.
5.3. Pengaruh Afiliasi Sosial Terhadap Motivasi Kerja PLKB di Kota Medan