suatu manajemen pengelolaan sumber daya manusia suatu organisasi. Baik buruknya suatu organisasi tergantung dari bagaimana mengelola SDM didalamnya, dan salah
satu indiktornya adalah promosi karir bagi karyawan SDM nya. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Ma’rifah 2004, bahwa
kebutuhan, keinginan dan ketidakpuasan yang ditunjukkan dalam pengembangan karir merupakan suatu masalah bagi organisasi kecuali, bila organisasi mampu
memberikan pekerjaan dan karir yang lebih menarik. Demikian juga dengan penelitian sesuai Sanusi dan Sulung 2006, bahwa
pengembangan karir melalui latihan atau training merupakan suatu usaha untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan teknis tertentu sehingga akan dapat
meningkatkan motivasi untuk mengatasi kesenjangan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja dosen di politeknik kesehatan Padang.
Berdasarkan analisis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan karir bagi petugas PLKB sangat penting dalam meningkatkan motivasi kerja sehingga
menciptakan hasil kerja yang baik yang diindikasikan dari keberhasilan pelaksanaan program KB mengingat bahwa pengembangan karir diarahkan mencapai tujuan
organisasi.
5.5. Pengaruh Sarana Kerja Terhadap Motivasi Kerja PLKB di Kota Medan
Sarana kerja dalam penelitian ini adalah kebutuhan yang dirasakan oleh petugas PLKB dalam memperlancar tugas di lapangan. Indikator dari sarana kerja
adalah ketersediaan fasilitas kerja, tempat kerja dan biaya operasional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan kepuasan petugas PLKB terhadap sarana kerja adalah termasuk tidak puas yang ditunjukkan oleh 48,8
menyatakan tidak puas terhadap fasilitas kerja. Fasilitas kerja tersebut berupa sepeda motor untuk menjangkau lokasi yang sulit, fasilitas kerja lain seperti laptop untuk
memudahkan operasional di lapangan. Rendahnya fasilitas ini disebabkan oleh minimnya alokasi anggaran untuk pengadaan sarana kerja bagi petugas PLKB. Selain
itu 58,8 juga menyatakan tidak puas atas dana operasional yang diberikan kepada petugas PLKB, sehingga kesinambungan dalam melaksanakan tugas-tugasnya
dilapangan terhambat, dan juga masih ada 56,3 menyatakan ruangan tempat kerja mereka belum memadai.
Secara kumulatif indikator sarana kerja menunjukkan bahwa 66,3 menyatakan sangat rendah, sehingga berdampak terhadap motivasi kerja. Hal ini
didukung oleh uji regresi linear berganda yang menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan antara sarana kerja dengan motivasi kerja petugas PLKB di Kota Medan,
dengan besarnya pengaruh antara variabel sarana kerja terhadap motivasi kerja PLKB adalah =-0,217, artinya 21,7 sarana kerja mempengaruhi motivasi kerja, meskipun
berpola negatif, dan mengindikasikan bahwa meskipun sarana kerja ditingkatkan perubahan motivasi kerja petugas PLKB relatif kecil karena berpengaruh tidak
searah. Implikasi dari tidak puasnya petugas PLKB terhadap sarana kerja yang
disediakan adalah kesulitan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan dengan tepat waktu. Hal ini disebabkan terbatasnya sarana komputer. Kenyataan
dilapangan ada sebagian petugas PLKB yang masih menggunakan mesin tik dalam menyusun laporan ditingkat kecamatan, selain itu terbatasnya sarana kenderaan
dalam menjangkau lokasi kerja yang sulit, sehingga tidak efektif dan tidak efesien dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan. Implikasi dari keseluruhan tersebut
adalah rendahnya motivasi kerja petugas PLKB dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan.
Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ketersediaan sarana bagi petugas PLKB sangat penting untuk meningkatkan motivasi kerja mereka
dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan cakupan pelayanan program KB di Kota Medan.
5.6. Pengaruh Aspek Tugas Terhadap Motivasi Kerja PLKB di Kota Medan