Pengaruh Pengembangan Karir Terhadap Motivasi Kerja PLKB di Kota

berbagai alasan, seperti posyandu sebagai sasaran kerja selama ini kurang aktif dan partisipasi masyarakat sebagai mitra kerja tidak terjalin dengan baik. Hasil penelitian ini tidak selaras dengan teori kebutuhan McClelland, diantaranya kebutuhan akan afiliasi yaitu suatu keinginan atau hasrat untuk hubungan antar pribadi yang dekat dan akrab. Seorang karyawan akan terdorong bekerja dengan sungguh-sungguh apabila diberi kesempatan untuk mengembangkan prestasinya, merasa ada persahabatan di lingkungan tempat ia bekerja, dan merasa ada kesempatan untuk menduduki suatu jabatan job agar ia dapat menguasai orang lain Secara kumulatif dapat disimpulkan bahwa afiliasi sosial merupakan faktor yang sangat penting dipertimbangkan dalam meningkatka motivasi kerja petugas PLKB mengingat sumber utama dari afiliasi sosial berasal dari organiasi BKKBN sendiri, artinya jika dalam organisasi saja ada permasalahan hubungan sosial, maka kemungkinan besar berdampak terhadap motivasi dan hasil kerja petugas PLKB.

5.4. Pengaruh Pengembangan Karir Terhadap Motivasi Kerja PLKB di Kota

Medan Variabel pengembangan karir dalam penelitian ini adalah suatu kebutuhan bagi PLKB dalam meningkatkan keahlian, keterampilan, prestasi kerja maupun promosi jabatan. Indikator pengembangan karir ada empat yaitu peningkatan keahlian, prestasi kerja, beban angka kredit dan arus informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum aspek pengembangan karir termasuk tidak puas yang dirasakan oleh petugas PLKB. Hal ini ditunjukkan 38,8 menyetakan tidak puas atas peningkatan keahlian bagi petugas PLKB, 46,3 juga menyatakan tidak puas terhadap prestasi kerja dan juga tidak puas terhadap beban angka kredit 50, dan 40 diantaranya juga menyatakan tidak puas terhadap arus informasi dalam organisasi BKKBN dalam pelaksanaan tugas-tugas sebagai PLKB. Secara kumulatif dari indikator pengembangan karir tersebut menunjukkan bahwa variabel pengembangan karir mayoritas 57,5 menyatakan sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan karir selama ini di lingkungan BKKBN khususnya bagi petugas PLKB cenderung tidak diperhatikan. Hasil penelitian ini didukung oleh uji regresi linear berganda bahwa ada pengaruh pengembangan karir terhadap motivasi kerja petugas PLKB yang ditunjukkan oleh nilai p=0,015. Namun berdasarkan nilai =0,280, artinya besarnya pengaruh variabel pengembangan karir terhadap motivasi kerja adalah sebesar 28,0 namun berpola positif, artinya pengaruh variabel pengembangan karir searah terhadap motivasi kerja petugas PLKB, sehingga pengembangan karir ditingkatkan akan meningkatkan motivasi kerja petugas PLKB. Sangat rendahnya pengembangan karir di lingkungan BKKB khususnya bagi petugas PLKB disebabkan karena pengembangan karir yang diharapkan semata-mata untuk meningkatkan peningkatan imbalan yang diterima oleh petugas PLKB, selain itu biasanya selaras dengan kenaikan pangkat, artinya karir dapat ditingkatkan jika pangkat dan golongan sudah memenuhi syarat. Namun perlu juga dipertimbangkan bahwa indikasi rendahnya pengembangan karir juga disebabkan oleh tidak adanya upaya-upaya peningkatan keahlian seperti pelatihan, workshop maupun short course yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas PLKB. Apalagi peningkatan karir melalui promosi peningkatan jenjang pendidikan. Hal ini tercermin dari tidak adanya alokasi anggaran khusus untuk pelatihan maupun kesempatan untuk melanjutkan pendidikan bagi petugas PLKB yang ada hanya bimbingan tehnis dan itupun dilakukan jika hasil evaluasi hasil kerja petugas PLKB tidak tepat waktu atau tidak disiplin. Untuk itu perlu dilakukan advokasi dan upaya-upaya strategis ke pemerintah daerah oleh BKKBN untuk mengalokasi anggaran untuk kebutuhan pelatihan dan peningkatan jenjang pendidikan bagi petugas PLKB. Dampak dari tidak ada pelatihan maupun peningkatan pendidikan formal adalah rendahnya angka kredit yang diperoleh oleh petugas PLKB, sehingga secara administrasi tidak dapat mengusulkan kenaikan pangkat dan golongan, dan akhirnya tidak dapat mengembangkan karir meskipun ada kesempatan. Selain itu indikasi rendahnya pengembangan karir akibat minimnya informasi yang diberikan oleh atasan maupun bagian yang menangani kepegawaian tentang syarat dan ketentuan untuk meningkatkan karir maupun kesempatan untuk dipromosikan jabatan. Implikasi dari rendahnya indikator pengembangan karir maupun kumulatif dari variabel pengembangan karir adalah rendahnya motivasi kerja petugas PLKB. Hal ini disebabkan pengembangan karir adalah kebutuhan esensial bagi petugas PLKB karena bertatus PNS. Hal ini sejalan dengan pendapat Rivai 2004 bahwa pengembangan adalah salah satu upaya strategis untuk meningkatkan motivasi karyawan guna menciptakan produktivitas kerja yang tinggi. Pengembangan karir adalah hal yang krusial dalam suatu manajemen pengelolaan sumber daya manusia suatu organisasi. Baik buruknya suatu organisasi tergantung dari bagaimana mengelola SDM didalamnya, dan salah satu indiktornya adalah promosi karir bagi karyawan SDM nya. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Ma’rifah 2004, bahwa kebutuhan, keinginan dan ketidakpuasan yang ditunjukkan dalam pengembangan karir merupakan suatu masalah bagi organisasi kecuali, bila organisasi mampu memberikan pekerjaan dan karir yang lebih menarik. Demikian juga dengan penelitian sesuai Sanusi dan Sulung 2006, bahwa pengembangan karir melalui latihan atau training merupakan suatu usaha untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan teknis tertentu sehingga akan dapat meningkatkan motivasi untuk mengatasi kesenjangan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja dosen di politeknik kesehatan Padang. Berdasarkan analisis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan karir bagi petugas PLKB sangat penting dalam meningkatkan motivasi kerja sehingga menciptakan hasil kerja yang baik yang diindikasikan dari keberhasilan pelaksanaan program KB mengingat bahwa pengembangan karir diarahkan mencapai tujuan organisasi.

5.5. Pengaruh Sarana Kerja Terhadap Motivasi Kerja PLKB di Kota Medan

Dokumen yang terkait

Peranan Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Kota Medan Dalam Pengendalian Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Medan

8 93 127

Peran Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dalam Meningkatkan Akseptor KB Aktif di Wilayah Kabupaten Padang Lawas Tahun 2012

6 83 99

Strategi Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Kabupaten Karo Dalam Pelaksanaan Pengendalian Laju Pertumbuhan Penduduk Di Kabupaten Karo.

8 126 81

Kinerja Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Hubungannya Dengan Keberhasilan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) Di Kota Tebing Tinggi Tahun 2002

1 37 114

PERANAN PENYULUH LAPANGAN KELUARGA BERENCANA (PLKB) DALAM MENYAMPAIKAN INFORMASI PADA PROGRAM KELUARGA BERENCANA “DUA ANAK LEBIH BAIK”

7 14 24

KORELASI MOTIVASI DAN KINERJA PETUGAS LAPANGAN KELUARGA BERENCANA (PLKB) DENGAN KEBERHASILAN KELOMPOK USAHA PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA SEJAHTERA (UPPKS) KOTA MEDAN.

0 2 18

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2014 Tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana

0 0 5

Pengaruh Kredibilitas Komunikasi Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Terhadap Peningkatan Akseptor Keluarga Berencana Di Kota Medan

0 0 12

PENGARUH KOMPETENSI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA PENYULUH KELUARGA BERENCANA DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 3 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PLKB ( Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana ) 1. Definisi - FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PETUGAS LAPANGAN KELUARGA BERENCANA DALAM PELAYANAN SAFARI KB IMPLANT (Studi Pada Petugas Lapangan Keluarga Berencana (P

0 0 17