FASILITAS PELAYANAN RSU Dr. PIRNGADI KOTA MEDAN
Merupakan Rumah Sakit Pemerintah Type B, yang dilengkapi dengan fasilitas – fasilitas pelayanan lengkap antara lain :
1. INSTALASI GAWAT DARURAT 24 JAM
Tersedia Ruang Observasi, Unit Kebidanan, Unit Interna, Unit Anak, Unit Bedah, P3K, Apotik Khusus, Laboratorium, tenaga medis siap 24 jam dan didukung tenaga
Spesialis Konsultan, Ambulance 24 Jam.
2. UNIT RAWAT JALAN
Terdiri dari Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam, Kebidanan dan Kandungan, Bedah, Mata, THT, Anak, Kulit dan Kelamin, Kulit dan Kecantikan, Jantung, Psikiatri, Paru,
Gigi dan Mulut, Rehabilitasi Medis, Konsultasi Gizi, Klinik VCT.
3. UNIT RAWAT INAP
Terdiri dari 650 tempat tidur yang memenuhi kebutuhan seluruh lapisan masyarakat dari pelayanan rawat inap kelas III hingga Super VIP yang terletak di gedung lama
dan gedung baru.
4. UNIT RAWAT INAP KHUSUS INTENSIVE
Terdiri dari ruang ICU, ICCU, NICU, HDU, Unit Stroke dan Ruang Isolasi.
5. TINDAKAN MEDIS
Haemodialysa Umum, VK Kamar Bersalin, Bedah Kontap Tubektomi dan Laparoscopy, Kamar Bedah Central dan Emergency.
6. PELAYANAN PENUNJANG
Radiologi CT Scan, USG, X – Ray dll., Patologi Klinik dan Anatomi, Endoscopy, General Cek Up dan Farmasi 24 Jam.
Universitas Sumatera Utara
7. FASILITAS PENUNJANG
Pelayanan Informasi, Tempat parkir, Toserba, Cafetaria, Bank SUMUT, ATM Bank Niaga, Security.
III.1.2. Klinik VCT RSU Dr. Pirngadi Kota Medan
Klinik VCT Voluntary Counselling and Testing Poliklinik Khusus RSU Dr. Pirngadi Kota Medan dibentuk pada tanggal 18 Juli 2005 berdasarkan Surat Keputusan
Direktur RSU Dr. Pirngadi Kota Medan No. 4075443VII2005 dengan susunan anggota sebagai berikut
Susunan Anggota Tim Pelayanan Kesehatan klinik VCT RSU Dr. Pirngadi Medan
No. Tim Pelayanan Kesehatan
Jumlah
1. Konsultan
1 2.
Dokter 1
3. Konselor Koordinator Klinik
1 4.
Konselor 3
5. Case Manager
1 6.
Petugas Laboratorium 2
7. Petugas Administrasi
1 8.
Petugas Kebersihan 1
Total 11
Sumber : Klinik VCT RSU Dr. Pirngadi Medan
Adapun tugas Tim VCT RSU Dr. Pirngadi Medan, antara lain: a.
Konseling pada penderita HIVAIDS dan keluarga secara rutin.
Universitas Sumatera Utara
b. Membuat rujukan untuk pemeriksaan klinis terhadap penderita HIVAIDS.
c. Memberikan dukungan perawatan dan pengobatan penderita HIVAIDS secara
intensif yang membutuhkan penanganan secara khusus. d.
Penyuluhan seminar, simposium, dll.
Universitas Sumatera Utara
Kunjungan Klien
Konselor Petugas Klinik
Konseling Pre Tes
Konselor
Tes HIV
+
Rujuk ke Dr Protap Pelayanan Klien di Klinik VCT
Penjangkau Lay conselor
Rujukan
Tidak mau Mau
- Ragu
Tes ulang 3 bln lagi Tes ulang
Penilaian klinis CD4
ARV Profilaksis
Th.IO
Bagan 1. Protap Pelayanan Klien Klinik VCT
Universitas Sumatera Utara
III.1.2.1. Konseling dan Testing HIVAIDS Sukarela Konseling dalam VCT adalah kegiatan konseling yang menyediakan dukungan
psikologis, informasi dan pengetahuan HIVAIDS, mencegah penularan HIV, mempromosikan perubahan perilaku yang bertanggung jawab, pengobatan ARV
Antiretroviral dan memastikan pemecahan berbagai masalah terkait dengan HIVAIDS.
III.1.2.2 Tujuan Pelayanan Konseling dan Testing HIVAIDS Secara Sukarela 1.
Tujuan umum adalah menurunkan angka kesakitan HIVAIDS melalui peningkatan mutu pelayanan konseling dan testing HIVAIDS sukarela dan perlindungan bagi
petugas layanan VCT dan klien. 2.
Tujuan khusus: a.
Sebagai pedoman penatalaksanaan pelayanan konseling dan testing HIVAIDS. b.
Menjaga mutu layanan melalui penyediaan sumber daya dan manajemen yang sesuai.
c. Memberi perlindungan dan konfidensialitas dalam pelayanan konseling dan
testing HIVAIDS.
III.1.2.3. Peran Konseling dan Testing HIVAIDS Secara Sukarela Konseling dan Testing Sukarela yang dikenal sebagai Voluntary Counselling and
Testing merupakan salah satu strategi kesehatan masyarakat dan sebagai pintu masuk ke seluruh layanan kesehatan HIVAIDS berkelanjutan:
1. Layanan VCT dapat dilakukan berasarkan kebutuhan klien pada saat klien mencari
pertolongan medik dan testing yaitu dengan memberikan layanan dini dan memadai
Universitas Sumatera Utara
baik kepada mereka dengan HIV positif maupun negatif. Layanan ini termasuk konseling, dukungan, akses untuk tetap suportif, terapi infeksi oportunistik, dan ART
Anti Retroviral Therapy. 2.
VCT harus dikerjakan secara profesional dan konsisten untuk memperoleh intervensi efektif di mana memungkinkan klien, dengan bantuan konselor terlatih, menggali dan
memahami diri akan risiko infeksi HIV, mendapatkan informasi HIVAIDS, mempelajari status dirinya, dan mengerti tanggung jawab untuk menurunkan perilaku
berisiko dan mencegah penyebaran infeksi kepada orang lain guna mempertahankan dan meningkatkan perilaku sehat.
3. Testing HIV dilakukan secara sukarela tanpa paksaan, segera setelah klien memahami
berbagai keuntungan, konsekuensi, dan risiko.
III.1.2.4. Prinsip Pelayanan Konseling dan Testing HIVAIDS Secara Sukarela 1.
Sukarela dalam melaksanakan testing HIV. Pemeriksaan HIV hanya dilaksanakan atas dasar kerelaan klien, tanpa paksaan, dan
tanpa tekanan. Keputusan untuk dilakukan testing terletak di tangan klien. Kecuali testing HIV pada darah donor di unit transfusi dan transplantasi jaringan, organ tubuh
dan sel. Testing dalam VCT bersifat sukarela sehingga tidak direkomendasikan untuk testing wajib pada pasangan yang akan menikah, pekerja seksual, IDU Injecting
Drug User, rekrutmen pegawaitenaga kerja Indonesia, dan asuransi kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
2. Saling mempercayai dan terjaminnya konfidensialitas.
Layanan harus bersifat profesional, menghargai hak dan martabat semua klien. Semua informasi yang disampaikan klien harus dijaga kerahasiaannya oleh konselor dan
petugas kesehatan, tidak diperkenankan didiskusikan di luar konteks kunjungan klien. Semua informasi tertulis harus disimpan dalam tempat yang tidak dapat dijangkau
oleh mereka yang tidak berhak. Untuk penanganan kasus klien selanjutnya dengan seijin klien, informasi kasus dari diri klien dapat diketahui.
3. Mempertahankan hubungan relasi konselor-klien yang efektif.
Konselor mendukung klien untuk kembali mengambil hasil testing dan mengikuti pertemuan konseling pasca testing untuk mengurangi perilaku berisiko. Dalam VCT
dibicarakan juga respon dan perasaan klien dalam menerima hasil testing dan tahapan penerimaan hasil testing positif.
4. Testing merupakan salah satu komponen dari VCT.
WHO dan Departemen Kesehatan RI telah memberikan pedoman yang dapat digunakan untuk melakukan testing HIV. Penerimaan hasil testing senantiasa diikuti
oleh konseling pasca testing oleh konselor yang sama atau konselor lainnya yang disetujui oleh klien.
III.1.2.5. Model Pelayanan Konseling dan Testing HIVAIDS Secara Sukarela Model layanan VCT terdiri dari:
1. Mobile VCT Penjangkauan dan Keliling
Layanan Konseling dan Testing HIVAIDS Sukarela model penjangkauan dan keliling mobile VCT dapat dilaksanakan oleh LSM atau layanan kesehatan yang
Universitas Sumatera Utara
langsung mengunjungi sasaran kelompok masyarakat yang memiliki perilaku berisiko atau berrisiko tertular HIVAIDS di wilayah tertentu. Layanan ini diawali dengan
survey atau penelitian atas kelompok masyarakat di wilayah tersebut dan survey tentang layanan kesehatan dan layanan dukungan lainnya di daerah setempat.
2. Statis VCT Klinik VCT tetap
Pusat Konseling dan Testing HIVAIDS Sukarela terintegrasi dalam sarana kesehatan dan sarana kesehatan lainnya, artinya bertempat dan menjadi bagian dari layanan
kesehatan yang telah ada. Sarana kesehatan dan sarana kesehatan lainnya harus memiliki kemampuan memenuhi kebutuhan masyarakat akan Konseling dan Testing
HIVAIDS, layanan pencegahan, perawatan, dukungan, dan pengobatan terkait dengan HIVAIDS.
III.1.2.6. Proses Konseling Konseling merupakan proses interaksi antara konselor dan klien yang
membuahkan kematangan kepribadian pada konselor dan memberikan dukungan mental- emosional kepada klien. Proses konseling mencakup upaya-upaya yang realistik dan
terjangkau serta dapat dilaksanakan. Proses konseling hendaknya mampu: 1.
Memastikan klien mendapatkan informasi yang sesuai fakta 2.
Menyediakan dukungan saat krisis 3.
Mendorong perubahan yang dibutuhkan untuk pencegahan atau membatasi penyebaran infeksi
4. Membantu klien memusatkan perhatian dan mengenali kebutuhan jangka pendek
serta jangka panjang dirinya sendiri
Universitas Sumatera Utara
5. Mengajukan tindakan nyata yang sesuai untuk dapat diadaptasikan klien dalam
kondisi yang berubah 6.
Membantu klien memahami informasi peraturan perundangan tentang kesehatan dan kesejahteraan
7. Membantu klien untuk menerima informasi yang tepat, dan menghargai serta
menerima tujuan tes HIV baik secara teknik, sosial, etika dan implikasi hukum Selama proses berlangsung konselor bertindak sebagai pantulan cermin bagi pikiran,
perasaan dan perilaku klien, dan konselor memandu klien menemukan jalan keluar yang diyakininya. Konseling berlangsung tidak cukup hanya satu sesi, beberapa kali pertemuan
konseling sering kali diperlukan, tergantung dari masalah dan kebutuhan klien.
III.1.2.7. Konselor untuk Konseling dan Testing HIVAIDS Secara Sukarela Konseling dilakukan oleh konselor terlatih yang memiliki keterampilan konseling
dan pemahaman akan seluk beluk HIVAIDS. Konseling dilakukan oleh konselor yang telah dilatih dengan modul VCT. Mereka dapat berprofesi perawat, pekerja sosial, dokter,
psikolog, psikiater atau profesi lain. Konselor mempunyai kemampuan berjenjang dari dasar sampai mahir. Konselor
dengan kemampuan dasar dapat dilakukan oleh mereka yang menyediakan ruang dan waktunya bagi ODHA, mempunyai keterampilan konseling, dan mampu membantu
ODHA. Sementara yang profesional dilakukan oleh mereka yang secara formal mempunyai pendidikan konseling danatau psikoterapi, serta mampu melakukannya
seperti psikiater, psikolog klinis, pekerja sosial. Di samping konselor untuk klien,
Universitas Sumatera Utara
diperlukan juga konselor untuk konselor. Mereka akan memberikan terapi saat konselor mengalami atau mendekati kejenuhan burn out.
Keterampilan yang diperlukan dalam memberikan konseling adalah: 1.
Mendengarkan aktif dan mengamati 2.
Mengajukan pertanyaan dan menghayati 3.
Merangkum dan menyimpulkan 4.
Membaca dan merefleksikan perasaan 5.
Membangun relasi dan persetujuan pelayanan 6.
Menggali dan memahami masalah, penyebab dan kebutuhan 7.
Mengenal alternatif penyelesaian masalah, memberi pertimbangan 8.
Penyelesaian masalah, dapat memberikan jalan keluar dan menguatkan diri 9.
Penyelesaian masalah, konsekuensi logis dan mengakhiri
III.1.2.8. Sasaran Konseling dan Testing HIVAIDS Secara Sukarela Masyarakat yang membutuhkan pemahaman diri akan status HIV agar dapat
mencegah dirinya dari penularan infeksi penyakit yang lain dan penularan kepada orang lain. Masyarakat yang datang ke pelayanan VCT disebut dengan klien. Sebutan klien dan
bukan pasien merupakan salah satu pemberdayaan di mana klien akan berperan aktif di dalam proses konseling. Tanggung jawab klien dalam konseling adalah bersama
mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan informasi akurat dan lengkap tentang HIVAIDS, perilaku berisiko, testing HIV dan pertimbangan yang terkait dengan hasil
negatif atau positif.
Universitas Sumatera Utara
III.2. Metode Penelitian III.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Klinik Voluntary Counselling and Testing Rumah Sakit Umum Pirngadi Jl. Prof. H.M. Yamin No.47, Medan.
III.2.2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu metode yang bertujuan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik
populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat, seperi yang diungkapkan oleh Isaac dan Michael Rakhmat, 1997:22. Sedangkan menurut Wood Rakhmat,
1997:25 metodologi deskriptif disebut juga sebagai penelitian observasional. Penelitian deskriptif bertujuan untuk:
1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku.
3. Membuat perbandingan atau evaluasi. 4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama
dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang Rakhmat , 1997:25
Universitas Sumatera Utara
III.2.3. Populasi dan Sampel a. Populasi