Selama Konseling Orang Lain Juga Lebih Menghargai Klien Tabel 28 Pelayanan Konseling di Klinik VCT Memuaskan Tabel 29

responden lainnya menyatakan tidak lebih menghargai dirinya selama konseling, dan 1 orang 2,1 responden sangat tidak menghargai dirinya selama konseling.

9. Selama Konseling Orang Lain Juga Lebih Menghargai Klien Tabel 28

Selama Konseling Orang Lain Juga Lebih Menghargai Klien No. Pernyataan Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. Sangat benar Benar Cukup benar Salah Sangat salah 2 22 9 12 2 4,3 46,8 19,1 25,5 4,3 Total 47 100 P.29FC.30 Berdasarkan data pada tabel 28, dapat dilihat bahwa 2 orang 4,3 responden menyatakan bahwa sangat benar orang lain juga lebih menghargai mereka selama konseling, dan sebanyak 22 orang 46,8 responden membenarkan bahwa orang lain juga lebih menghargai mereka. Sedangkan 9 orang 19,1 responden menyatakan orang lain cukup menghargai klien selama konseling. Tetapi 12 orang 25,5 responden menyatakan orang lain tidak lebih menghargai mereka, bahkan 2 orang 4,3 responden menyatakan orang lain sama sekali tidak lebih menghargai mereka.

10. Pelayanan Konseling di Klinik VCT Memuaskan Tabel 29

Pelayanan Konseling di Klinik VCT Memuaskan No. Pernyataan Jumlah Universitas Sumatera Utara 1. 2. 3. 4. 5. Sangat benar Benar Cukup benar Salah Sangat salah 5 31 4 - 7 10,6 66 8,5 - 14,9 Total 47 100 P.30FC.31 Berdasarkan data pada tabel 29, dapat diketahui bahwa 5 orang 10,6 responden menyatakan bahwa pelayanan konseling di klinik VCT sangat memuaskan, 31 orang 66 responden menyatakan pelayanan konseling di klinik VCT memuaskan. Sedangkan 4 orang 8,5 responden menyatakan pelayanan konseling di klinik VCT cukup memuaskan. Tetapi 7 orang 14,9 responden menyatakan bahwa pelayanan konseling di klinik VCT sangat tidak memuaskan.

IV.2. HASIL WAWANCARA

Selain menginterpretasikan data menggunakan tabel tunggal, penulis juga menginterpretasikan data melalui hasil wawancara sebagai berikut. Penulis melakukan wawancara terhadap tiga orang klien ODHA yang berkunjung ke klinik VCT RSU Dr. Pirngadi Medan. Klien pertama yang penulis wawancara adalah seorang perempuan berusia 33 tahun berinisial JD yang bekerja sebagai Lay Support pendamping. JD mengatakan bahwa ia cukup terbuka ketika berkomunikasi dengan konselor. Pada konseling pertama ia masih meragukan dan belum begitu percaya pada konselor. Namun, karena belum tahu banyak informasi mengenai HIVAIDS ia sepenuhnya percaya pada konselor. Ia mengatakan bahwa pada saat itu konselor berempati dan memberikan dukungan padanya. Dukungan dan empati tersebutlah yang menambah semangatnya Universitas Sumatera Utara