yang disitir dalam masing-masing tesis adalah Buku dan Peraturan Perundang- Undangan.
4.2 Bahasa Literatur yang Dominan Disitir
Pembahasan ini menampilkan bahasa literatur yang dominan disitir, pembagian dikategorikan antara 2 bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa
inggris diurutkan dari peringkat tertinggi sampai peringkat terendah. Berdasarkan hasil pengumpulan data, bahasa literatur yang dominan disitir
oleh tesis dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel-2 Bahasa Literatur Yang Dominan Disitir
No Peringkat
Bahasa Frekuensi sitiran
1 1
Bahasa Indonesia 1.664
96,6 2
2 Bahasa Inggris
59 3,4
Jumlah
1.723
100
Data pada tabel-2 menunjukkan bahwa peringkat pertama bahasa literatur yang dominan disitir adalah bahasa indonesia yaitu 1.664 96,6 , dan pada
peringkat kedua adalah bahasa inggris yaitu 59 3,4 . Dengan demikian bahasa literatur yang dominan disitir adalah bahasa Indonesia.
Perbedaan persentase literatur berbahasa Indonesia dengan yang berbahasa Inggris sangat jauh sekali, hendaknya Perpustakaan USU menambah literatur
berbahasa Inggris agar dapat menambah kemampuan mahasiswa Pascasarjana untuk menyitir literatur yang berbahasa Inggris yang berhubungan dengan topik
penelitian yang dilakukan.
4.3 Sitiran Buku
Salah satu jenis literatur yang banyak disitir pada objek penelitian ini adalah buku, berdasarkan lampiran 3, jumlah sitiran Buku pada seluruh tesis
adalah sebanyak 1.723 buku, dengan rata-rata sitiran sebanyak 38,2 buku. Dari seluruh tesis, hanya satu tesis yang memiliki sitiran buku terendah yaitu tesis
dengan kode T7 yaitu 9 39,1. Sitiran buku terbanyak terdapat pada tesis kode
Universitas Sumatera Utara
T45 sebanyak 51 sitiran 100 dan tesis kode T35 sebanyak 50 sitiran 100, kemudian pada tesis kode T3 sebanyak 39 sitiran 88,7, dan selanjutnya pada
tesis kode T39 sebanyak 45 sitiran 88,2. Dari 2.326 literatur yang disitir, ternyata ada 1.723 sitiran buku dengan persentase 74,0 . Jumlah ini lebih besar
jika dibandingkan dengan jumlah sitiran jenis literatur yang lainnya, khususnya peraturan perundang-undangan yang mencapai 333 dengan persentase 14,3 .
Dengan demikian sitiran tertinggi pada tesis adalah sitiran buku. Sesuai dengan teori yang telah diuraikan pada bab 2 sebelumnya bahwa koleksi bahan ajar atau
buku untuk setiap mata kuliah biasa lebih dari satu judul karena cakupan isinya yang berbeda sehingga bahan yang satu dapat melengkapi bahan yang lainnya.
Maka disetiap penelitian literatur buku lebih mayoritas digunakan.
4.4 Sitiran Peraturan Perundang-Undangan
Selain sitiran buku pada 45 tesis, juga terdapat sitiran peraturan perundang-undangan. Jumlah sitiran peraturan perundang-undangan terdapat pada
masing-masing tesis dapat dilihat pada lampiran 4. Data pada lampiran 4 menunjukkan bahwa jumlah sitiran peraturan
perundang- undangan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah sitiran buku. Secara keseluruhan jumlah sitiran peraturan perundang-undangan adalah
333 atau
sekitar 14,1 dari total literatur yang disitir
.
Tesis yang terbanyak menyitir peraturan perundang- undangan adalah tesis kode T21 sebanyak 30 sitiran
34.8. Sedangkan sitiran peraturan perundang-undangan yang paling sedikit terdapat pada tesis kode T3,T7,T32,T3,T35,T37,T41,T51 yang tidak memiliki
sitiran terhadap peraturan perundang-undangan. Dengan demikian, data pada tabel-1 menunjukkan bahwa tidak semua tesis menyitir peraturan perundang-
undangan atau hanya sebesar 14,3 tesis yang menyitir peraturan perundang- undangan dengan jumlah sitiran yang berbeda-beda.
Faktor utama kemungkinan yang menyebabkan seorang peneliti tidak menyitir peraturan poerundang-undangan adalah karena permasalah penelitian
yang mereka teliti tidak membutuhkan peraturan perundang-undangan untuk menguatkan teori penelitiannya.
Universitas Sumatera Utara
4.5 Sitiran ElektronikInternet