Dalam membuat penilaian, penulispengarang mengacu pada decision rule yang dikemukakan oleh Soergel dalam Andriani 2003 : 12 -13, yaitu strategi
pengambilan keputusan untuk menyitir atau tidak suatu dokumen. Decision rule tersebut adalah sebagai berikut.
1. Elimination rule. Keputusan untuk menolak suatu dokumen karena dokumen tersebut memuat suatu aspek yang tidak bisa dipakai sebagai
bahan rujukan. 2. Multiple–criteria rule. Beberapa kriteria diterapkan untuk menerima
atau menolak suatu dokumen. 3. Dominance rule. Suatu dokumen memiliki kesamaan dengan dokumen
lain sehingga perlu diseleksi yang paling dominan. 4. Scarcity rule. Banyak dokumen yang diperlukan namun hanya sedikit
yang bisa diperoleh sehingga kriteria dalam penilaian dokumen diperingan.
5. Satisfy rule. Dokumen yang didapat sudah sesuai dengan topik yang diinginkan sehingga diputuskan untuk tidak mencari dokumen lain.
6. Chain rule. Mengidentifikasi dokumen yang mempunyai hubungan dengan dokumen lain. Misalnya artikel asli dengan dokumen yang
memuat kritik terhadap artikel tersebut. Contoh lainnya adalah artikel yang terkumpul dalam satu volume atau topik yang memuat pada suatu
jurnal.
Berdasarkan beberapa pandapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam menyitir dokumen, seorang penulispeneliti harus
mempertimbangkan beberapa kriteria dalam menentukan dokumen yang akan dijadikan sebagai rujukan. Kriteria tersebut dapat berasal dari dalam penilaian
suatu dokumen yang akan disitir diantaranya adalah kepengarangan, nama atau judul jurnal, tipe dokumen serta kemutakhiran dokumen. Disamping kriteria dari
dalam dokumen tersebut, faktor luar dokumen juga mempengaruhi, salah satunya diantaranya adalah kemampuan penulispeneliti dalam hal bahasa. Semua kriteria
yang telah dibahas diatas dapat dijadikan sebagai sebuah pertimbangan dalam menyitir sebuah dokumen. Denga demikian, banyak faktor yang menentukan
kualitas suatu literatur yang akan dijadikan rujukan dalam menghasilkan sebuah karya tulis ilmiah.
2.3.4 Sumber–Sumber Sitiran Seorang peneliti membutuhkan informasi dan data yang akurat. Dengan
demikian, perlu dilakukan studi pada literatur primer dan sekunder. Mengacu pada
Universitas Sumatera Utara
pendapat yang dikemukan oleh Sulistyo–Basuki 1993 : 161 bahwa “literatur primer adalah literatur yang memuat hasil penelitian asli, baik penelitian dasar
maupun penelitian terapan”. Selanjutnya, literatur primer didefinisikan secara rinci oleh Sulistyo–Basuki 1993 : 161 :
Literatur primer adalah literatur yang memuat hasil penelitian asli atau penerapan sebuah teori, atau pun penjelasan teori, ide sehingga merupakan
informasi langsung dari karya penelitian. Yang termasuk literatur primer adalah majalah ilmiah selanjutnya disebut majalah, laporan penelitian,
jurnal disertasi, tesis, paten, kertas kerja lokakarya, dan kartu informasi. Berdasarkan definisi diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa literatur
primer merupakan literatur yang memuat hasil penelitian asli yang dibutuhkan oleh peneliti dalam memperoleh data dan informasi yang akurat.
Literatur primer memiliki perkembangan yang semakin pesat. Namun perkembangan tersebut tidak berarti bahwa literatur primer selalu dipublikasikan.
Dengan kata lain bahwa selain dipublikasikan, literatur primer juga ada yang tidak dipublikasikan. Perkembangan yang semakin pesat tersebut disebabkan oleh
kebutuhan dan besarnya rasa ingin tahu manusia dalam meneliti suatu bidang ilmu pengetahuan. Kebutuhan seseorang akan suatu bidang ilmu pengetahuan
dikarenakan oleh tuntutan perkembangan zaman. Disamping menambah pengetahuannya, juga termotivasi untuk mencari bagaimana cara memecahkan
masalah dalam bidang ilmu pengetahuan yang dia kaji. Hal ini juga berdampak pada hasil penelitian, baik dalam bentuk tercetak maupun dalam bentuk elektronik
yang dipublikasikan melalui media internet. Disamping literatur primer, literatur sekunder juga merupakan data dan
informasi yang diperlukan oleh peneliti dalam melakukan penelitiannya. Peneliti memperoleh informasi dan petunjuk tentang literatur primer dan literatur
sekunder. Dengan demikian, literatur digunakan sebagai alat untuk menelusur dan memperoleh informasi lebih lanjut tentang keberadaan informasi primer. Lebih
jelasnya dikemukakan oleh Sulistyo–Basuki 1993 : 161 bahwa “literatur sekunder umumnya berupa karya referensi yang berisi penjelasan dan pembahasan
tentang literatur primer secara lebih rinci. Literatur sekunder termasuk bibliografi, indeks, abstrak, ensiklopedia, kamus, dan tabel”.
Universitas Sumatera Utara
2.3.5 Ruang Lingkup dan Parameter Analisis Sitiran