Kriteria dalam Menyitir Dokumen

Berdasarkan beberapa penegasan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa kajian analisis sitiran digunakan karena adanya beberapa masalah yang perlu dipertimbangkan didalam menganalisis sitiran suatu dokumen. Kegiatan sitir menyitir merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam penulisan sebuah karya tulis dan merupakan hal yang umum dilakukan oleh seorang peneliti atau penulis, karena untuk menghasilkan karya atau dokumen baru sangat membutuhkan bahan rujukan yang telah terbit sebelumnya serta mempunyai kaitan dengan dokumen yang menyitirnya.

2.3.3 Kriteria dalam Menyitir Dokumen

Seorang peneliti harus memahami kriteria dalam menyitir dokumen yang akan dijadikan rujukan. Oleh karena itu, sebuah dokumen akan disitir oleh pengarang atau peneliti bila dokumen tersebut relevan dengan kegiatan penulisan karya ilmiah yang dilakukan. Dengan demikian, tidak semua dokumen yang berkaitan dapat langsung dikutip atau disitir tetapi harus benar–benar relevan dengan topik yang diteliti. Kegunaan dokumen bagi peneliti tidak hanya menyangkut topik yang relevan tetapi juga kebaruan, kualitas, kepentingan dan kredibilitas. Dengan kata lain, dokumen yang mempunyai kegunaan utility akan diberi nilai oleh peneliti dan menentukan apakah dokumen itu layak disitir atau tidak. Pendapat Wang dan Soergel dalam Andriani 2003 : 9 menyatakan bahwa nilai kegunaan suatu dokumen dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu : 1. Epistemic value : kegunaan suatu dokumen dalam memenuhi keinginan atas pengetahuan atau informasi yang tidakbelum diketahui. Melihat definisi tersebut dapat diambil asumsi bahwa nilai epistemic merupakan persyaratan bagi semua dokumen. Dokumen yang tidak memiliki nilai epistemic kemungkinan tidak akan disitir. 2. Fuctional value : kegunaan suatu dokumen karena memberi kontribusi pada tugas atau penelitian yang dilakukan. Dokumen akan berguna karena berisi teori, data pendukung empiris, atau metodologi. 3. Conditional value : kegunaan dokumen akan muncul bila beberapa kondisi atau syarat terpenuhi. Dokumen akan diberi nilai yang bisa memperkuat isi dokumen tersebut. 4. Social value : kegunaan suatu dokumen akan diberi nilai social tinggi bila dokumen tersebut berhubungan dengan suatu badan atau individu berpengaruh terhadap peneliti, seperti dosen pembimbing atau figur yang terkenal dibidangnya. Universitas Sumatera Utara Dari poin dua terlihat bahwa kontribusi dari suatu dokumen sangat mempengaruhi dalam sitir–menyitir, yaitu dalam hal teori, data pendukung empiris, atau metodologi. Demikian juga dengan poin nomor empat terlihat bahwa status kepengarangan dari suatu dokumen juga mempengaruhi dalam sitir– menyitir. Oleh karena itu, alasan penulis atau peneliti untuk menyitir sebuah dokumen memiliki variasi yang berbeda. Peneliti atau penulis mengambil keputusan untuk menyitir suatu dokumen tidak hanya mengandalkan informasi yang sudah ada dalam pikirannya, tetapi juga mempertimbangkan informasi lain. Margono dalam Silaen 2005 : 26 menyatakan bahwa : Acuan yang dipakai oleh seorang pengarang untuk menulis karya ilmiahnya sangat beragam dan tergantung dari permasalahan yang akan dipecahkannya. Oleh sebab itu, bahan rujukan yang diapakainya sangat bervariasi,namun tetap berhubungan dengan permasalahan yang sedang dihadapinya. Berdasarkan pendapat di atas, penulis merumuskan bahwa seorang penulis akan menyitir dokumen yang bervariasi dengan ketentuan bahwa dokumen yang disitir harus berhubungan dengan topik atau permasalahan yang dikaji oleh penulis. Pengambilan keputusan untuk menyitir suatu dokumen dilakukan dengan menerapkan beberapa kriteria. Menurut Wang dan Soegel dalam Andriani 2003 : 11 “ Kriteria merupakan suatu filter yang diaplikasikan oleh penulis dalam membuat suatu keputusan”. Beberapa kriteria penilaian suatu dokumen yang akan disitir adalah : 1. Topik, dalam hal ini isi dokumen berhubungan dengan penelitian yang dilakukan penulis. Topik permasalahan harus diketahui oleh penulis yang akan menilai dokumen. Pengetahuan mengenai topik mencakup Who siapa, when kapan topik tersebut didiskusikan, where di mana topik itu menjadi berarti, dan how bagaimana hubungan topik iti dengan topik lain. 2. Orientasi, menyangkut apa isi dokumen dan kepada siapa dokumen tersebut ditujuk. 3. Disiplin ilmu atau subject area. Penulis kemingkinan akan mengambil dokumen yang mempunyai disiplin ilmu yang sam dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. 4. Keklasikankepeloporan, suatu dokumen yang berisi informasi yang sangat substansial dibidangnya, karena memuat teknik, metode atau teori yang dipakai sepanjang waktu. Universitas Sumatera Utara 5. Nama jurnal dan tipe dokumen. Pemahaman pengarang terhadap suatu jurnal akan mempengaruhi proses seleksi dokumen. 6. Pengarang. Dokumen yang ditulis oleh orang menjadi figur dalam bidangnya akan dipersepsi tinggi oleh penyitir, sehingga berpeluang besar pula untuk disitir. 7. Noveltykebaruan, dokumen disitir karena memuat informasi yang belum diketahui sebelumnya atau sesuatu yang baru. 8. Penerbit. Reputasi institusi penerbit dapat pula menjamin mutu terbitan 9. Recencykemutakhiran, membandingkan corak baru suatu dokumen dengan topik yang sedang diteliti. Kemutakhiran berkaitan dengan waktu penerbitan. Berdasarkan kriteria di atas dapat ditemukan bahwa pada poin nomor lima, enam, dan sembilan jelas bahwa nama jurnal atau tipe dokumen, figur kepengarangan, dan tingkat kemutakhiran dokumen juga mempengaruhi dalam menyitir sebuah dokumen. Selain kriteria yang telah disebutkan diatas, terdapat beberapa kriteria di luar dokumen yang juga harus dipertimbangkan. Dengan demikian, tidak hanya kriteria dari dalam dokumen saja yang perlu penilaian terhadap dokumen yang akan disitir. Menurut White and Wang dalam Andriani 2003 : 12 ada beberapa kriteria diluar dokumen yang juga harus dipertimbangkan, yaitu: 1. Kemudahan dalam mendapatkan dokumen. Liu 1993 : 13 menunjukkan bahwa rujukan dokumen yang tertera pada daftar pustaka secara positif berhubungan dengan ketersediaan dokumen tersebut diperpustakaan institusi penulis. 2. Syarat khusus. Keahlian atau alat yang diperlukan untuk menggunakan suatu dokumen menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan penulis dalam menyitir dokumen. Diantaranya adalah penguasaan bahasa, penguasaan alat yang dipakai untuk membaca dokumen, misalnya dokumen yang tersimpan dalm microfilm. 3. Kendala waktu. Dokumen yang dianggap relevan sebagai rujukan terkadang tidak dapat digunakan karena waktu yang terbatas, seperti halaman terlampau tabal sehingga tidak sempat terbaca. Berdasarkan kriteria diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa di dalam menyitir sebuah dokumen, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh penyitir, diataranya adalah kemampuan penyitir dalam hal bahasa, kemampuan dalam menggunakan alat yang dipakai untuk membaca dokumen, misalnya dokumen yang tersimpan dalam mikrofilm kemudahan dalam mendapat dokumen serta kendala waktu. Dari kriteria diatas, selanjutnya penulis atau pengarang membuat penilaian dan mengambil keputusan untuk menyitir suatu dokumen. Universitas Sumatera Utara Dalam membuat penilaian, penulispengarang mengacu pada decision rule yang dikemukakan oleh Soergel dalam Andriani 2003 : 12 -13, yaitu strategi pengambilan keputusan untuk menyitir atau tidak suatu dokumen. Decision rule tersebut adalah sebagai berikut. 1. Elimination rule. Keputusan untuk menolak suatu dokumen karena dokumen tersebut memuat suatu aspek yang tidak bisa dipakai sebagai bahan rujukan. 2. Multiple–criteria rule. Beberapa kriteria diterapkan untuk menerima atau menolak suatu dokumen. 3. Dominance rule. Suatu dokumen memiliki kesamaan dengan dokumen lain sehingga perlu diseleksi yang paling dominan. 4. Scarcity rule. Banyak dokumen yang diperlukan namun hanya sedikit yang bisa diperoleh sehingga kriteria dalam penilaian dokumen diperingan. 5. Satisfy rule. Dokumen yang didapat sudah sesuai dengan topik yang diinginkan sehingga diputuskan untuk tidak mencari dokumen lain. 6. Chain rule. Mengidentifikasi dokumen yang mempunyai hubungan dengan dokumen lain. Misalnya artikel asli dengan dokumen yang memuat kritik terhadap artikel tersebut. Contoh lainnya adalah artikel yang terkumpul dalam satu volume atau topik yang memuat pada suatu jurnal. Berdasarkan beberapa pandapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam menyitir dokumen, seorang penulispeneliti harus mempertimbangkan beberapa kriteria dalam menentukan dokumen yang akan dijadikan sebagai rujukan. Kriteria tersebut dapat berasal dari dalam penilaian suatu dokumen yang akan disitir diantaranya adalah kepengarangan, nama atau judul jurnal, tipe dokumen serta kemutakhiran dokumen. Disamping kriteria dari dalam dokumen tersebut, faktor luar dokumen juga mempengaruhi, salah satunya diantaranya adalah kemampuan penulispeneliti dalam hal bahasa. Semua kriteria yang telah dibahas diatas dapat dijadikan sebagai sebuah pertimbangan dalam menyitir sebuah dokumen. Denga demikian, banyak faktor yang menentukan kualitas suatu literatur yang akan dijadikan rujukan dalam menghasilkan sebuah karya tulis ilmiah.

2.3.4 Sumber–Sumber Sitiran Seorang peneliti membutuhkan informasi dan data yang akurat. Dengan