39 Selain itu, guru juga mempertimbangkan keunikan siswa, perbedaan
umur, latar belakang, dan materi ajar yang sesuai. Hal yang harus diperhatikan dalam menyampaikan bahan
pelajaran yaitu menetapkan bahan pelajaran. Menurut Nana Sudjana dalam Suryosubroto 2002:42, mengemukakan hal-hal yang
diperhatikan dalam menetapakan materi pelajaran sebagai berikut: a Bahan harus sesuai dengan menunjang tercapainya tujuan.
b Bahan yang ditulis dalam perencanaan pengajaran terbatas pada konsep atau garis besar bahan dan tidak perlu dirinci.
c Menetapkan bahan pengajaran harus serasi dengan urutan tujuan. d Urutan
bahan pengajaran
hendaknya memperhatikan
kesinambungan. e Bahan dari yang mudah menuju ke sulit, dari yang konkret menuju
yang abstrak sehingga siswa mudah memahaminya. Menyampaiakan materi bisa dilakukan dengan berbagai
metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil optimal Sugihartono dkk, 2007.
“Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang
telah disusun tercapai secara optimal” Wina Sanjaya, 2009:147. Sementara
Daryanto 2009:389
mengemukakan, “Metode
pembelajaran adalah cara pembentukan atau pemantapan pengertian peserta penerima informasi terhadap suatu penyajian informasibahan
40 ajar”. Menurut Sugihartono, dkk 2007:81, “metode pembelajaran
adalah cara yang dilakukan dalam proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal”.
Proses pembelajaran akan efektif jika berlangsung dalam situasi dan kondisi yang kondusif, hangat, menarik, menyenangkan,
dan wajar. Dengan metode diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa dan terciptalah interaksi edukatif. Tugas guru ialah
memilih metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang baik Suryosubroto, 2002.
Dalam pembelajaran terdapat beragam jenis metode pembelajaran. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan
kelemahan. Menurut Winanrno Surachmad dalam Suwarna 2006, metode pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok,
yaitu metode pembelajaran secara individual dan kelompok. Yang termasuk ke dalam metode pembelajaran secara individual adalah
metode ceramah, tanya-jawab, diskusi, drill, demonstrasiperagaan, pemberian tugas, simulasi, pemecahan masalah, bermain peran, dan
karya wisata. Sedangkan metode pembelajaran secara kelompok antara lain meliputi metode seminar, simposium, forum, panel.
Uraian tentang keterampilan menyampaikan materi di atas dapat dirangkum bahwa mahasiswa PPL sebagai calon guru yang baik
tidak sekadar menguasai bahan ajar, namun mampu menyampaikannya yaitu memberikan informasi secara sistematis, logis, dan kreatif yang
41 bertujuan meningkatkan keefektifan proses pembelajaran. Kemampuan
penyampaian materi meliputi beberapa indikator, yaitu: 1 menyajikan suatu penjelasan, pemberian tekanan dan balikan, 2 mengajukan
pertanyaan yang cukup merangsang untuk berpikir, mendidik dan mengenai sasaran, 3 Memperhatikan reaksi atau tanggapan peserta
didik baik verbal maupun non-verbal, 4 menggunakan metode pembelajaran.
d. Pengelolaan Kelas
Kemampuan dalam pengelolaan kelas merupakan salah satu indikator dalam kompetensi profesional. Hal ini disampaikan E.
Mulyasa 2008:138 dalam bukunya Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, “salah satu kompetensi standar yang harus dimiliki
seorang guru adalah kompetensi profesional. Kompetensi profesional tersebut terdiri dari beberapa indikator, salah satunya kemampuan
dalam pengelolaan kelas”. Sependapat dengan uraian di atas, Suryosubroto 2002:4 menyatakan “untuk mencapai kompetensi
profesional, seorang guru harus memiliki 10 indikator kemampuan yang harus dikuasainya. Salah satu dari kemampuan tersebut adalah
kemampuan dalam mengelola kelas. Pengelolaan kelas atau yang biasa disebut dengan
keterampilan mengelola kelas didefinisikan oleh UPPL UNY 2011:15, “mengelola kelas adalah menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal bagi siswa dan mengembalikan ke kondisi
42 belajar yang optimal apabila terdapat gangguan dalam proses
pembelajaran”. Pengertian serupa disampaikan Wina Sanjaya 2009:44, “pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan
kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran”.
“Keterampilan untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal berkaitan dengan kemampuan guru untuk
berinisiatif dan mengendalikan kegiatan pembelajaran sedemikian sehingga berjalan secara optimal, efisien dan efektif” UPPL UNY,
2011:15. Sementara
Wina Sanjaya
2009:45 berpendapat
keterampilan ini “berhubungan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dalam mengendalikan kegiatan belajar mengajar
agar berada dalam kondisi yang kondusif sehingga perhatian siswa terpusat pada materi pelajaran”.
Menurut Sardiman A.M. 2011:169, “untuk melaksanakan pembelajaran di dalam kelas, guru dituntut mampu mengelola kelas,
yakni menyediakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya proses belajar-mengajar”. Sependapat dengan pernyataan tersebut, E.
Mulyasa 2009:91 menyatakan “pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran kondusif,
dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran”. Keterampilan untuk menciptakan dan memelihara kondisi
belajar yang optimal meliputi:
43 1. Menunjukkan sikap tanggap
“Tanggap terhadap perhatian, keterlibatan, ketidakacuhan, dan ketidakterlibatan dalam tugas-tugas di kelas. Siswa merasa bahwa
guru hadir bersama nereka dan tahu apa yang mereka perbuat” Suwarna dkk, 2006:83. Untuk memberikan kesan tanggap ini bisa
dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya: memberi komentar baik terhadap materi pelajaran yang akan dipelajari maupun
terhadap perilaku siswa, menjaga kontak mata dengan siswa, gerak mendekati siswa baik secara individu maupun kelompok dalam
rangka tercipta suasana akrab dan bersahabat antara guru dan siswa Wina Sanjaya, 2009.
2. Memusatkan perhatian Kondisi belajar mengajar akan dapat dipertahankan manakala
selama proses berlangsung guru bisa mempertahankan konsentrasi belajar siswa. Teknik yang digunakan untuk mempertahankan
perhatian siswa dapat dilakukan dengan memberikan ilustrasi secara visual, misalnya dengan mengalihkan pandangan dari satu
kegiatan ke kegiatan lain tanpa memutuskan kontak pandang, dan memberikan komentar secara verbal melalui kalimat-kalimat yang
segar tanpa keluar dari konteks materi pelajaran yang sedang dibahas Wina Sanjaya, 2009.
44 3. Memberi petunjuk dan tujuan yang jelas
Siswa akan belajar dengan perhatian penuh manakala memahami tujuan yang harus dicapai serta mengerti apa yang harus dilakukan.
Pemberian petunjuk oleh guru harus secara jelas dan singkat sehingga siswa tidak kebingungan Wina Sanjaya, 2009; Suwarna
dkk, 2006. 4. Memberi teguran dan penguatan
Teguran diperlukan sebagai upaya memodifikasi tingkah laku. Hendaknya teguran dirahkan kepada siswa yang benar-benar
mengganggu kondisi kelas dengan perilaku menyimpang dan menegur dapat dilakukan secara verbal dengan menghindari kata-
kata kasar atau bertendensi menghina atau mengejek. Seorang guru dalam memberikan penguatan, dapat
dilakukan secara verbal maupun melalui isyarat-isyarat. Guru dapat memberikan penguatan negatif kepada siswa yang mengganggu,
atau penguatan positif kepada siswa yang bertingkah laku positif Wina Sanjaya, 2009; Suwarna dkk, 2006.
“Keterampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal berkaitan dengan tanggapan guru terhadap gangguan siswa
yang berkelanjutan dengan tujuan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal” UPPL UNY, 2011:16. Keterampilan yang
perlu dikuasai adalah: