14 3.
Pengertian Pendidikan Karakter Menurut Suyanto Jamal Ma’mur Asmani, 2011: 27, pendidikan
karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan cognitive, perasaan feeling, dan tindakan action.
menurut Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini pendidikan karakter tidak akan efektif.
Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami
nilai-nilai perilaku manusia yang aberhubungan dengan Tuhan YME, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan. Kemudian nilai-
nilai tersebut dapat terwujud dalam pikkiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,
budaya dan adat istiadat Jamal Ma’mur Asmani, 2011: 30. Menurut Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie 2013: 42,
pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan
mengembangkan kemampuan siswa untuk memberikan keputusan baik- buruk, memelihara kebaikan, mewujudkan dan menebar kebaikan dalam
kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Beberapa
pendapat diatas
penulis menyimpulkan
bahwa pendidikan karakter adalah suatu proses penanaman karakter kepada
individu agar memiliki nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan sebagai kekuatan moral untuk menjadi manusia seutuhnya, yang melibatkan aspek
15 pengetahuan cognitive, perasaan feeling, dan tindakan action yang
diinternalisasikan diimplementasikan dalam kehidupannya sehari-hari.
B. Urgensi Pendidikan Karakter
Ketika bangsa indonesia mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945, para pendiri bangsa menyadari ada tiga tantangan besar yang harus dihadapi Indonesia. Pertama, mendirikan negara
yang bersatu dan berdaulat. Kedua, membangun bangsa, dan yang ketiga adalah membangun karakter. Pada implementasinya mendirikan negara lebih
cepat jika dibandingkan upaya membangun bangsa dan membangun karakter. Para pendiri bangsa menegaskan bahwa bangsa harus dibangun dengan
mendahulukan pembangunan karakter, karena pembangunan karakter inilah yang akan membuat Indonesia menjadi negara besar, maju, jaya, dan
bermartabat. Thomas Lickona Masnur Muslich, 2011: 35 mengungkapkan
bahwa ada sepuluh tanda-tanda zaman yang harus diwaspadai karena jika tanda-tanda ini sudah ada, berarti sebuah bangsa sedang menuju jurang
kehancuran.
Tanda-tanda yang dimaksud adalah 1 meningkatnya kekerasan di kalangan remaja 2 penggunaan bahasa dan kata-kata yang
memburuk 3 pengaruh peer-group yang kuat dalam tindak kekerasan, 4 meningkatnya perilaku merusak diri, seperti
penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas, 5 semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, 6 menurunnya etos kerja, 7
semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, 8 rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara, 9
membudayanya ketidakjujuran, 10 adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama.
16 Dalam pembangunan karakter, di Indonesia saat ini dirasakan
mendesak. Pendidikan karakter menjadi kebutuhan mendesak mengingat demoralisasi dan degradasi pengetahuan sudah sedemikian akut menjangkiti
bangsa ini di semua lapisan masyarakat. Pendidikan karakter diharapkan mampu membangkitkan kesadaran bangsa ini untuk membangun pondasi
kebangsaan yang kokoh. Menurut Agus Prasetyo dan Emusti Rivasintha Jamal Ma’mur
Asmani, 2011: 47, melalui Kementerian Pendidikan Nasional, Pemerintah sudah mencanangkan penerapan pendidikan karakter untuk semua tingkat
pendidikan, dari SD hingga perguruan tinggi. Munculnya gagasan program pendidikan karakter dalam dunia pendidikan di Indonesia dapat dimaklumi,
sebab selama ini dirasakan proses pendidikan ternyata belum berhasil membangun manusia Indonesia yang berkarakter. Banyak yang menyebut
bahwa pendidikan telah gagal membangun karakter. Banyak lulusan sekolah dan sarjana yang pandai dalam menjawab soal ujian dan berotak cerdas, tetapi
mentalnya lemah dan penakut, serta perilakunya tidak terpuji. Inilah yang mendesak lahirnya pendidikan karakter.
Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa karakter dapat mempengaruhi kesuksesan seseorang. Di antaranya, hasil penelitian Harvard
University, Amerika Serikat, yang menyatakan bahwa ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan
teknis hard skill, tetapi oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain soft skill. Penelitian ini mengungkapkan bahwa kesuksesan hanya ditentukan
17 sekitar 20 oleh hard skill, dan sisanya 80 oleh soft skill. Bahkan, orang-
orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung oleh kemampuan soft skill daripada hard skill Jamal Ma’mur Asmani, 2011:
48. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dengan pendidikan karakter, proses pendidikan dapat melibatkan aspek kognitif,
emosi, dan fisik sehingga diharapkan akhlak akan terbentuk, serta kecerdasan luar dan dalam menjadi bersatu dalam jiwa sebagai kekuatan dahsyat dalam
menggapai cita-cita besar yang diimpikan bangsa, yakni sebagai bangsa yang maju dan bermartabat, yang disegani karena integritas, kredibilitas, prestasi,
dan karya besarnya dalam panggung peradaban manusia.
C. Tujuan Pendidikan Karakter
Tujuan pendidikan karakter adalah penanaman nilai dalam diri siswa dan pembaruan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan
individu. Tujuan jangka panjangnya tidak lain adalah mendasarkan diri pada tanggapan aktif kontekstual individu atas impuls natural sosial yang
diterimanya, yang pada gilirannya semakin mempertajam visi hidup yang akan diraih lewat proses pembentukan diri secara terus-menerus on going
formation. Tujuan jangka panjang ini merupakan pendekatan dialektis yang semakin mendekatkan dengan kenyataan yang ideal, melalui proses refleksi
dan interaksi secara terus-menerus antara idealisme, pilihan sarana, dan hasil
18 langsung yang dapat dievaluasi secara objektif Jamal Ma’mur Asmani, 2011:
42. Pendidikan karakter juga bertujuan meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh,
terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter, diharapkan peserta didik mampu secara mandiri
meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak
mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Pendidikan karakter, mengarah pada pembentukan budaya sekolah,
yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktekkan oleh semua warga sekolah dan masyarakat
sekitar. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat luas. Terkait hal tersebut, Masnur
Muslich 2011: 81 berpendapat bahwa tujuan pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang
mengarah padape ncapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang. Melalui pendidikan karakter
diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi, serta
mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Pada tingkat institusi, pendidikan karakter
19 mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi
perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah
merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat luas.
Tujuan utama pendidikan karakter adalah memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak,
baik ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah. Penguatan dan pengembangan memiliki makna bahwa pendidikan dalam seting sekolah
bukanlah sekedar meberikan nilai kepada peserta didik, tetapi sebuah proses yang membawa peserta didik untuk memahami dan merefleksi bagaimana
suatu nilai begitu penting untuk diwujudkan dalam perilaku keseharian siswa. D.
Nilai-Nilai Karakter
Menurut Said Hamid Hasan Zubaedi, 2011: 74, nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter di Indonesia diidentifikasi berasal
dari empat sumber, yaitu: 1.
Agama, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat beragama, kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran
agama dan kepercayaan. Oleh karena itu, nilai-nilai pendidikan karakter harus didasari nilai-nilai dan kaidah yang berasal dari agama.
2. Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-
prinsip kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila terdapat pada Pembukaan Undang-undang Dasar UUD 1945