KAJIAN TEORI A. METODE PENELITIAN A. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. KESIMPULAN DAN SARAN A.

x DAFTAR ISI hal HALAMAN JUDUL i HALAMAN PERSETUJUAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii HALAMAN PENGESAHAN iv MOTTO v PERSEMBAHAN vi ABSTRAK vii KATA PENGANTAR viii DAFTAR ISI x DAFTAR GAMBAR xii DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah

7 C. Pembatasan Masalah 8

D. Rumusan Masalah

8 E. Tujuan Penelitian 8 F. Manfaat Penelitian 8

BAB II KAJIAN TEORI A.

Pendidikan Karakter 10 B. Urgensi Pendidikan Karakter 15

C. Tujuan Pendidikan Karakter

17 D. Nilai-nilai Karakter 19

E. Cinta Tanah Air

23 F. Perlunya Menanamkan Cinta Tanah Air 25

G. Indikator Nilai Cinta Tanah Air

28 H. Pengintegrasian Nilai Cinta Tanah Air 32 xi I. Kerangka Berpikir 36

J. Pertanyaan Penelitian

37

BAB III METODE PENELITIAN A.

Pendekatan Penelitian 39 B. Setting Penelitian 39

C. Subjek Penelitian

40 D. Sumber Data 40

E. Teknik Pengumpulan Data

41 F. Instrumen Penelitian 44

G. Teknik Analisis Data

45 H. Keabsahan Data 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.

Deskripsi Lokasi Penelitian 51 B. Deskripsi Data 53 C. Pembahasan 93 D. Keterbatasan Penelitian 104

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

Kesimpulan 105

B. Saran

106 DAFTAR PUSTAKA 107 LAMPIRAN 110 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karakter merupakan aset penting yang harus dibentuk oleh setiap manusia. Proses pembentukan karakter dialami oleh manusia sejak dalam kandungan hingga meninggal, baik itu dari orang tua, masyarakat, maupun lingkungannya. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menjelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk dapat mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spriritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan pada hakikatnya tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, tetapi juga berkepribadian atau berkarakter. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang berbunyi sebagai berikut. “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Amanah undang-undang diatas jelas menjelaskan bahwa pendidikan tidak hanya merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi juga berperan dalam pembentukan karakter dan watak bangsa. Pendidikan 2 memiliki peran penting dalam membangun jati diri dan identitas diri sebagai karakter bangsa Indonesia. Salah satu bapak pendiri bangsa, presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno Muchlas Samani dan Hariyanto, 2012: 1 menegaskan: “Bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter character building karena character building inilah yang akan membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar , maju dan jaya, serta bermartabat. Kalau character building ini tidak dilakukan maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa kuli.” Berkaca pada fungsi dan tujuan pendidikan nasional, juga pernyataan Ir. Soekarno diatas, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, termasuk Sekolah Dasar SD harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan pendidikan nasional yang berlandaskan nafas karakter. Hal tersebut bertujuan mewujudkan peserta didik yang berkarakter sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Lembaga sekolah merupakan institusi pendidikan kedua setelah keluarga, yang memiliki peran penting dalam pembentukan dan pengembangan pengetahuan, ketrampilan dan kepribadian. David Brooks Djoko Dwiyanto dan Gatut Saksono, 2012: 50 berpendapat bahwa sekolah adalah tempat yang sangat strategis untuk pendidikan karakter, karena anak- anak dari semua lapisan akan mengenyam pendidikan di sekolah. Penguatan pendidikan karakter dalam konteks saat ini begitu relevan dengan upaya mengatasi krisis moral yang terjadi di negara kita saat ini. Zubaedi 2011: 2 menyatakan adanya krisis yang nyata dan 3 mengkhawatirkan dalam masyarakat dan dunia pendidikan saat ini yang melibatkan anak-anak. Krisis itu antara lain berupa terjadi peningkatan pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, pemerkosaan, korupsi, dan masih banyak lagi masalah-masalah sosial yang terjadi saat ini belum dapat diatasi secara tuntas. Perilaku pelajar kita juga diwarnai dengan gemar menyontek ataupun menjiplak tugas lain plagiat, kekerasan terhadap siswa lainnya, dan tawuran. Ironis menjadi kata yang tepat untuk menggambarkan krisis yang melanda penerus bangsa kita, padahal beban untuk memajukan tanah air tercinta ini ada di pundak mereka. Derasnya arus globalisasi menjadi salah satu penyebab terkikisnya nilai cinta tanah air di jiwa generasi muda. Generasi muda lebih menyukai dan bangga terhadap budaya asing dari pada budaya asli bangsanya sendiri. Hal ini dibuktikan dengan adanya rasa bangga yang lebih pada diri generasi muda manakala menggunakan produk luar negeri, dibandingkan jika menggunakan produk dalam negeri sendiri. Muchlas Samani dan Hariyanto 201 2: 2 menyatakan: “.............................................................................................................. kebanggaan kita terhadap jati diri dan kekayaan budaya sendiri juga masih rendah. Sebagai bangsa, kita masih saja mengidap inferiority complex nasional, terbukti masih suka dan melahap tanpa seleksi segala produk dan budaya asing. Parahnya, media massa juga lupa akan kewajibannya untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Sangat langka koran nasional yang mempublikasikan event budaya tanah air. Satu-satunya televisi swasta nasional yang dulu setia menggelar tontonan wayang kulit pada akhir pekan, sekarang sudah tidak menayangkan lagi. Tontonan budaya saat ini hanya dapat dilihat di TVRI dan pada segelintir televisi regional yang sepi peminat.”

Dokumen yang terkait

PENANAMAN NILAI CINTA TANAH AIR DISEKOLAH Penanaman Nilai Cinta Tanah Air Di Sekolah (Studi Kasus Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015).

0 3 14

PENANAMAN NILAI CINTA TANAH AIR DISEKOLAH Penanaman Nilai Cinta Tanah Air Di Sekolah (Studi Kasus Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015).

0 2 17

PENDAHULUAN Penanaman Nilai Cinta Tanah Air Di Sekolah (Studi Kasus Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2014/2015).

0 2 5

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI Penanaman Nilai-Nilai Kreatif Dan Cinta Tanah Air Pada Seni Tari (Studi Kasus Sanggar Seni Sekar Jagad Desa Kotakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo).

1 6 12

PENANAMAN NILAI-NILAI CINTA TANAH AIR PADA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMK Penanaman Nilai-Nilai Cinta Tanah Air Pada Siswa Melalui Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di SMK Negeri 1 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun A

0 2 16

PENDAHULUAN Penanaman Nilai-Nilai Cinta Tanah Air Pada Siswa Melalui Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di SMK Negeri 1 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 8

DAFTAR PUSTAKA Penanaman Nilai-Nilai Cinta Tanah Air Pada Siswa Melalui Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di SMK Negeri 1 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 4

PENANAMAN NILAI-NILAI CINTA TANAH AIR PADA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMK Penanaman Nilai-Nilai Cinta Tanah Air Pada Siswa Melalui Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di SMK Negeri 1 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun A

0 1 13

KEEFEKTIFAN MANAJEMEN SEKOLAH DI SD N PANGGANG SEDAYU BANTUL TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 2 286

CINTA TANAH AIR (1) CINTA TANAH AIR (1)

0 0 17