PENDAHULUAN A. KAJIAN TEORI A.
3 mengkhawatirkan dalam masyarakat dan dunia pendidikan saat ini yang
melibatkan anak-anak. Krisis itu antara lain berupa terjadi peningkatan pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan
terhadap teman, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, pornografi, pemerkosaan, korupsi, dan masih banyak lagi masalah-masalah
sosial yang terjadi saat ini belum dapat diatasi secara tuntas. Perilaku pelajar kita juga diwarnai dengan gemar menyontek ataupun menjiplak tugas lain
plagiat, kekerasan terhadap siswa lainnya, dan tawuran. Ironis menjadi kata yang tepat untuk menggambarkan krisis yang
melanda penerus bangsa kita, padahal beban untuk memajukan tanah air tercinta ini ada di pundak mereka. Derasnya arus globalisasi menjadi salah
satu penyebab terkikisnya nilai cinta tanah air di jiwa generasi muda. Generasi muda lebih menyukai dan bangga terhadap budaya asing dari pada
budaya asli bangsanya sendiri. Hal ini dibuktikan dengan adanya rasa bangga yang lebih pada diri generasi muda manakala menggunakan produk luar
negeri, dibandingkan jika menggunakan produk dalam negeri sendiri. Muchlas Samani dan Hariyanto 201 2: 2 menyatakan:
“.............................................................................................................. kebanggaan kita terhadap jati diri dan kekayaan budaya sendiri juga
masih rendah. Sebagai bangsa, kita masih saja mengidap inferiority complex nasional, terbukti masih suka dan melahap tanpa seleksi
segala produk dan budaya asing. Parahnya, media massa juga lupa akan kewajibannya untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sangat langka koran nasional yang mempublikasikan event budaya tanah air. Satu-satunya televisi swasta nasional yang dulu setia
menggelar tontonan wayang kulit pada akhir pekan, sekarang sudah tidak menayangkan lagi. Tontonan budaya saat ini hanya dapat dilihat
di TVRI dan pada segelintir televisi regional yang sepi peminat.”
4 Selain itu, lunturnya nilai cinta tanah air pada generasi muda juga
dapat dilihat salah satunya dari kurangnya penghayatan generasi muda ketika upacara bendera. Selain kurangnya penghayatan pada saat upacara
bendera, banyak juga generasi muda yang tidak hafal lagu-lagu nasional maupun lagu daerah, tidak mengetahui pahlawan-pahlawan nasional,
bahkan juga banyak peserta didik yang tidak hafal sila-sila Pancasila Susanto, 2008: 49.
Krisis-krisis yang melanda bangsa kita diatas menunjukkan betapa rendahnya nilai cinta tanah air dalam diri para generasi muda. Para generasi
muda kita tersebut tidak berpikir panjang sebelum melakukan tindakan yang justu dapat merugikan diri sendiri, bahkan dapat mencoreng nama baik
Indonesia. Padahal nilai cinta tanah air adalah salah satu nilai pembentuk karakter yang harus dimiliki oleh para generasi muda untuk menjadi penerus
bangsa. Rasa cinta tanah air perlu ditumbuhkembangkan dalam jiwa setiap individu yang menjadi warga dari sebuah negara atau bangsa agar tujuan
hidup bersama dapat tercapai. Banyak orang beranggapan lunturnya nilai cinta tanah air pada
generasi muda diduga berawal dari apa yang dihasilkan oleh dunia pendidikan. Merujuk hasil penelitian Afiyah Zubaedi, 2011:3, salah satu
penyebab siswa memiliki sikap dan berperilaku yang bertolak belakang dengan apa yang diajarkan di sekolah, karena pendidikan di Indonesia lebih
menitikberatkan pada pengembangan intelektual atau kognitif semata, sedangkan aspek afektif dan psikomotorik atau soft skill sebagai unsur utama