53
pihak yang membuatnya. Ketentuan ini mengakui adanya asas kebebasan berkontrak principle of contract freedom, yaitu kebebasan membuat perjanjian dan kekuatan
berlaku mengikat
perjanjian tersebut
disamakan dengan
kekuatan berlakumengikatnya Undang-undang.
Ketentuan-ketentuan kontrak mengenai pembiayaan proyek yang dibuat secara bebas oleh pihak-pihak tentunya bersumber dari asas kebebasan berkontrak.
Keberlakuan asas kebebasan berkontrak menjadi sangat penting dalam hal membuat kontrak-kontrak Pembiayaan proyek karena pembiayaan proyek merupakan sistem
pembiayaan yang masih belum banyak pengaturannya, jika dibandingkan dengan sistem pembiayaan konvensional yang sudah ada. Dengan demikian, pengaturan yang
dilakukan melalui rumusan kontrak-kontrak yang dibakukan merupakan cara yang paling tepat untuk mengisi kekosongan hukum tertulis bagi pembiayaan proyek.
2. Pinjaman, Pembiayaan, Jaminan.
Pembiayaan proyek merupakan salah satu bentuk pinjaman loan, jadi ketentuan hukum yang berlaku bagi pinjaman berlaku juga bagi pembiayaan proyek.
Sumber hukum utama bagi pembiayaan adalah Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang penyempurnaan
Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. Pinjaman biasanya dikaitkan dengan jaminan benda atau orang. Jaminan benda biasanya bersifat benda
bergerak dan benda tak bergerak. Pada pembiayaan proyek jaminan itu dapat berupa aset perusahaan pengelola proyek atau proyek itu sendiri dijadikan jaminan. Sumber
Universitas Sumatera Utara
54
hukum utama bagi jaminan adalah undang-undang Nomor 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan.
Dalam Hubungan Hukum bidang perkreditan terdapat ketentuan yang berlaku umum dalam setiap jenis kredit, yaitu Syarat Umum Pemberian Kredit SUPK.
Syarat Umum Pemberian Kredit SUPK ini diperlukan, antara lain untuk mempermudah penyajian-penyajian kredit. Klausula-klausula yang berlaku umum
untuk beberapa jenis kredit yang dijadikan satu dalam bentuk SUPK, sedangkan hal- hal yang bersifat khusus diatur dalam perjanjian kredit. Dengan cara demikian,
perjanjian kredit mempunyai klausula yang ringkas. Adapun jenis formulir perkreditan yang umum berlaku dalam pemberian
kredit konvensional adalah sebagai berikut:
57
1. Surat permohonan kredit dari nasabah kepada bank
2. Surat pemberitahuan persetujuan kredit.
3. Syarat-syarat umum perjanjian kredit
4. Perjanjian fasilitas biasanya dalam noncash loan
5. Perjanjian kredit dan adendumnya.
6. Dokumen agunan jaminan
7. Dokumen persyaratan penarikan kredit.
Dalam pengertian sederhana kredit merupakan penyaluran dana dari pihak pemilik dana kepada pihak yang memerlukan dana. Penyaluran dana tersebut
57
Ibid., hal. 257
Universitas Sumatera Utara
55
didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana.
58
Nasabah yang datang ke bank untuk memperoleh kredit, tentu bank tidak langsung memberikan kredit begitu saja. Bank memerlukan informasi tentang data-
data yang dimiliki calon penerima kredit, data-data yang dimaksud penting bagi bank untuk menilai keadaan dan kemampun nasabah, sehingga menumbuhkan kepercayaan
bank dalam memberikan kreditnya. Adapun yang pertama dilakukan adalah menyampaikan surat permohonan
mendapatkan kredit yang berisi antara lain : a.
Identitas Nasabah b.
Bidang usaha nasabah c.
Jumlah kredit yang dimaksudkan d.
Tujuan pemakaian kredit. Disamping surat permohonan tersebut, masih diperlukan data- data lain yang
dapat menunjang permohonan nasabah sebagai berikut : a.
susunan pengurus perusahaan nasabah b.
Laporan keuangan Neraca dan perhitungan laba rugi c.
Perencanaan proyek yang akan dibiayai dengan kredit d.
Barang jaminan yang dapat diagunkan b.
dan lain-lain.
58
Ismail, Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi, Jakarta : Kencana 2010, hal 93.
Universitas Sumatera Utara
56
Dengan adanya data-data penunjang, bank dapat menilai kemampuan nasabah dalam mengelola usahanya. Bank juga dapat menilai kemampuan nasabah terhadap
kredit yang diminta, apakah nantinya dapat mengembalikannya atau tidak. Peranan bank dalam bidang perkreditan, bukan semata-mata memberikan kredit asal ada
jaminanya yang cukup, tetapi bank juga membina usaha nasabah, agar kelancaran usaha nasabah kredit bank dapat berjalan dengan lancar.
59
Sebelum kredit diberikan kepada pengguna dana atau dalam hal ini debitur maka bank terlibih dahulu akan melakukan analisa-analisa yang mendalam terhadap
permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur yang mana analisa tersebut bertujuan agar bank memperoleh keyakinan bahwa usaha atau proyek yang dibiayai
dengan kredit tersebut memang layak untuk diberikan kepada calon debitur. Analisa kredit merupakan salah satu faktor yang dapat digunakan sebagai
acuan bank apakah permohonan kredit dari nasabah dapat disetujui atau ditolak. Disamping itu bank perlu melakukan analisa yang mendalam agar bank terhindar dari
masalah kredit yang timbul dikemudian hari. Penerapan prinsip dasar dalam pemberian kredit serta analisis yang mendalam terhadap calon debitur, perlu
dilakukan oleh bank agar bank tidak salah memilih dalam menyalurkan dananya sehingga dana yang disalurkan tersebut dapat terbayar kembali sesuai dengan jangka
waktu yang diperjanjikan.
3. Standard Kelayakan kredit.