33
BAB II SYARAT DAN DASAR PEMBERIAN KREDIT DENGAN
JAMINAN PURCHASING ORDER
A. Tinjauan Umum Tentang Jaminan
Kredit adalah sebuah kepercayaan trust. Dengan demikian pemberian fasilitas kredit haruslah berdasarkan suatu kepercayaan, yaitu fasilitas yang diberikan
tersebut digunakan untuk tujuan yang sesuai dengan permohonan calon debitur. Bagi bank kreditur, pemberian fasilitas kredit tersebut dapat kembali aman dan
menguntungkan. Arus dasar dalam pemberian kredit demikian merupakan suatu keniscayaan dalam dasar-dasar pemberian fasilitas kredit.
Dalam kaitannya dengan fasilitas pemberian kredit, analisa terhadap fakta dan data yang menyertai debitur dalam mengajukan permohonanya merupakan bagian
dari faktor-faktor yang mendukung analisa dan kesimpulan bahwa terdapat “Jaminan” suatu fasilitas kredit yang diberikan dapat kembali dengan menguntungkan. Oleh
karena itu, terdapat pendapat bahwa “jaminan” adalah “keyakinan” kreditur bahwa kredit yang diberikan dapat kembali dengan tepat waktu. Dengan kata lain, istilah
“jaminan” yang diistilahkan dengan “ jaminan pemberian kredit” diartikan sebagai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya
sesuai dengan yang diperjanjikan.
1. Perkembangan kredit Dalam Dunia Perbankan.
Dalam dunia perbankan Pemberian suatu fsilitas kredit yang diberikan oleh bank yang satu dengan yang lain nyaris sama. Bukan hanya karena ketentuan yang
33
Universitas Sumatera Utara
34
dijadikan acuan dalam pemberian kredit adalah sama, tetapi juga karena tradisi
pemberian kredit nyaris tidak mengalami perubahan. Diakui memang dengan adanya tingkat persaingan usaha perbankan yang
semakin ketat telah mendesak “platform” tahapan pemberian kredit kepada suatu keadaan yang menguntungkan kreditur. Ketatnya persaingan antar bank tersebut telah
memberikan dorongan keberanian bank untuk “take a risk” atas berbagai resiko termasuk resiko hukum. Hal ini didorong oleh keadaan pasar yang semakin
menyudutkan lembaga perbankan pada suatu persaingan yag tidak sehat. Pada satu sisi bank diminta untuk mengedepankan prinsip kehati-hatian prudential banking,
disisi lain terdapat tuntutan pasar yang semakin longgar. Longgarnya tuntutan pasar
ini antara lain diakibatkan adanya “penjualan informasi” oleh calon debitur atau yang telah menjadi debitur. Debitur yang telah
mendapatkan penawaran fasilitas kredit dari bank lain dengan term and condition tertentu, dijual kepada bank lain pesaing bank yang telah menawarkan fasilitas kredit
tersebut, dengan cara meminta fasilitas kredit dari bank lain dengan syarat dan ketentuan yang lebih ringan dari syarat dan ketentuan sebelumnya. Demikian
seterusnya, pihak debitur akan menjual informasi-informasi tersebut kepada bank- bank lain dengan permintaan term and condition yang semakin ringan.
Pada saat tertentu sampailah pada suatu bank “ dengan pertimbangan tertentu” untuk menerima syarat dan ketentuan yang sangat ringan, termasuk menerima
permintaan nasabah atas permohonan fasilitas kredit yang diminta dengan persyaratan, antara lain tanpa adanya jaminan yang diikat secara yuridis sempurna.
Universitas Sumatera Utara
35
Bank terakhir yang menerima permohonan nasabah tersebut pada hakikatnya telah menerima suatu pemberian fasilitas kredit dengan mengurangi prinsip kehati-hatian
prudential banking berarti juga telah memperbesar posisi take a risk. Pada sisi lain, ketika funding
sedemikian besar, yang artinya rate cost semakin tidak efisien, maka satu2nya cara lembaga perbankan untuk mendapatkan
suatu profit adalah penggunaan funding untuk secara efisien disalurkan dalam bentuk kredit. Bagi lembaga2 perbankan yang berfungsi juga sebagai agent of development ,
juga dituntut tidak hanya melakukan bisnis dengan profit oriented, tetapi sebagai agent of development mewajibkan bank untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang
mendukung program pemerintah.
41
2. Pengertian