Kerangka Teori Perlindungan hukum terhadap kreditur dalam pemberian kredit dengan jaminan Purchasing Order, apabila debitur wanprestasi (Studi perjanjian kredit PT. Bank mandiri dengan PT. Era Bangun Jaya

21 5. Penelitian yang dilakukan oleh Iliana, mahasiswa Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap kreditur Dalam perjanjian kredit Tanpa Agunan Studi pada Bank-Bank Swasta di Kota medan.” Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : a. Bagaimana kriteria penilaian yang dipergunakan kreditur sebagai syarat pemberian kredit tanpa agunan? b. Bagaimana tingkat keberhasilan dan kegagalan kreditur dalam memperoleh pengembalian kredit tanpa agunan. c. Bagaimana perlindungan hukum terhadap kreditur dalam penyelesaian sengketa atas kredit macet yang terjadi dalam perjanjian kredit tanpa agunan?

F. Kerangka Teori dan Konsepsional

1. Kerangka Teori

Setiap penelitian haruslah selalu disertai dengan pemikiran-pemikiran teoritis, hal ini disebabkan karena adanya hubungan timbal balik antara teori dengan kegiatan- kegiatan pengumpulan data, konstruksi data, pengolahan data dan analisis data. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah teori adalah 23 : a. Logis dan konsisten, yaitu dapat diterima oleh akal yang sehat dan tidak adanya hal-hal yang saling bertentangan dalam kerangka pemikiran itu. 23 Ronny Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Ghalia Indonesia, hal. 41-42. Universitas Sumatera Utara 22 b. Teori terdiri dari pernyataan-pernyataan yang mempunyai interrelasi yang serasi mengenai gejala tertentu. c. Pernyataan didalam sebuah teori mencakup semua unsur-unsur dari gejala yang termasuk ruang lingkupnya. d. Tidak boleh terjadi duplikasi dalam pernyataan-pernyataan itu e. Teori harus dapat diuji kebenarannya secara emppiris. Keberadaan teori dalam dunia ilmu pengetahuan sangat penting karena teori merupakan konsep yang akan menjawab suatu masalah. Teori oleh kebanyakan ahli dianggap sebagai sarana yang memberi rangkuman bagaimana memahami suatu masalah dalam setiap bidang ilmu pengetahuan. 24 Teori bukanlah pengetahuan yang pasti, tetapi harus dianggap sebagai petunjuk untuk analisis dari hasil penelitian yang dilakukan. 25 Beberapa pakar ilmu pengetahuan memberikan definisi tentang teori, yaitu sebagai berikut : 1. Fred N. Kerlinger menguraikan teori adalah sekumpulan konstruksi konsep, definisi, dan dalil yang saling terkait yang menghasilkan suatu pandangan secara sistematis tentang fenomena dengan menetapkan hubungan diantara beberapa variable, dengan maksud menjelaskan dan meramalkan fenomena. 2. Brait Waite mengemukakan bahwa teori adalah sekumpulan hipotesis yang membentuk suatu deduktif, yaitu yang disusun sedemikian rupa sehingga dari 24 Marwan Mas, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: Ghalia Indonesia,2004, hal 113. 25 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 1997, hal 21. Universitas Sumatera Utara 23 beberapa hipotesis yang menjadi dasar pemikiran beberapa hipotesis, semua hipotesis lain mengikutinya. 3. Menurut Jack Gibbe, teori adalah sekumpulan pernyataan yang saling berkaitan secara logis dalam bentuk penegasan empiris mengenai sifat-sifat dari kelas-kelas yang tak terbatas dari berbagai kejadian atau benda. 4. S.Nasution mengemukakan teori adalah susunan fakta-fakta yang saling berhubungan dalam bentuk sistematis, sehingga dapat dipahami fungsi dan peranan teori dalam penelitian ilmiah adalah mengarahkan, merangkum pengetahuan dalam system tertentu, serta meramalkan fakta. 5. Kartini Kartono menyatakan bahwa teori adalah suatu prinsip umum yang merumuskan untuk menerangkan sekelompok gejala-gejala yang saling berkaitan. 26 Fungsi teori dalam penelitian ini adalah untuk memberikan arahan atau petunjuk dan meramalkan serta menjelaskan gejala yang diamati. 27 Kerangka teori itu akan digunakan sebagai landasan berfikir untuk menganalisa permasalahan yang dibahas dalam tesis ini. Terutama tentang masalah Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur dalam pemberian kredit dengan jaminan Purchasing Order, apabila Debitur wanprestasi Studi perjanjian kredit PT.Bank Mandiri dengan PT.Era Bangun Jaya. 26 Marwan Mas. Op,Cit, hal 113. 27 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung,1993, hal.35. Universitas Sumatera Utara 24 Kerangka teori yang akan digunakan dalam pembahasan teori ini adalah berdasarkan teori perlindungan hukum. Menurut Fitzgerald, dia menjelaskan teori perlindungan hukum Salmond bahwa hukum bertujuan mengintegrasi dan mengkoordinasikan berbagai kepentingan dalam masyarakat karena dalam suatu lalu lintas kepentingan, perlindungan terhadap kepentingan tertentu hanya dapat dilakukan dengan cara membatasi berbagai kepentingan dilain pihak. 28 Kepentingan hukum adalah mengurusi hak dan kepentingan manusia sehingga hukum memiliki otoritas tertinggi untuk menentukan kepentingan manusia yang perlu diatur dan dilindungi. 29 Philipus M.Hadjon membagi bentuk perlindungan hukum menjadi 2 dua bagian, yaitu : 1. Perlindungan hukum yang preventif. Perlindungan hukum ini memberikan kesempatan kepada rakyat untuk mengajukan keberatan inspraak atas pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah mendapat bentuk yang definitif. Sehingga perlindungan hukum ini bertujuan untuk mencegah terjadinya sengketa dan sangat besar artinya bagi tindak pemerintah didasarkan pada kebebasan bertindak. Dengan adanya perlindungan hukum yang preventif ini mendorong pemerintah untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan asas freies ermessen, dan 28 Satijipto Raharjo, Ilmu hukum, Bandung : PT.Citra Aditya Bakti, 2000,hal. 53. 29 Ibid , hal. 69. Universitas Sumatera Utara 25 rakyat dapat mengajukan keberatan atau dimintai pendapatnya mengenai rencana keputusan tersebut. 2. Perlindungan hukum yang represif. Perlindungan Hukum ini berfungsi untuk menyelesaikan apabila terjadi sengketa. Indonesia dewasa ini terdapat berbagai badan yang secara partial menangani perlindungan hukum bagi rakyat, yang dikelompokkan menjadi 3 tiga badan, yaitu : a. Pengadilan dalam lingkup Peradilan Umum. Dewasa ini dalam prakek telah ditempuh jalan untuk menyerahkan suatu perkara tertentu kepada peradilan umum sebagai perbuatan melawan hukum oleh penguasa. b. Instansi pemerintah yang merupakan lembaga banding administrasi penanganan perlindungan hukum bagi rakyat melalui instansi pemerintah banding terhadap suatu tindakan pemerintah oleh pihak yang merasa dirugikan oleh tindakan pemerintah tersebut. Instansi pemerintah yang berwenang untuk merubah bahkan dapat membatalkan tindakan pemerintah tersebut. c. Badan-badan khusus. Merupakan badan yang terkait dan berwenang untuk menyelesaikan suatu sengketa. Badan-badan khusus tersebut antara lain adalah Kantor urusan Universitas Sumatera Utara 26 perumahan, Pengadilan kepegawaian, Badan sensor film, panitia urusan Piutang Negara, serta Peradilan Administrasi Negara. 30 . Dalam hal Perlindungan hukum ini, timbul hak dan kewajiban bagi kreditur dan debitur sehingga masing-masing dari para pihak baik debitur maupun kreditur aman dalam pelaksanaan kepentingannya. Karena adanya jaminan perlindungan hukum yang menyebabkan kepastian mendapatkan apa yang menjadi hak dan kewajiban dari masing-masing pihak. Dalam pemberian pinjaman kredit dengan agunan Purchasing Order, pihak kreditur lebih mengutamakan feasibility dari debitur, yang mana kreditur harus menganalisa kemampuan dari debitur terlebih dahulu baik terhadap kemampuanya, dan kemampuan perusahaan milik debitur dalam menjalankan proyeknya, yang akan berdampak kemampuan debitur dalam mengembalikan kredit yang telah diberikan oleh kreditur. Terhadap kredit yang telah diberikan, kreditur semestinya mendapat perlindungan hukum dari kredit yang telah diberikannya terhadap debitur. Seperti juga halnya dengan pinjaman kredit yang diberikan dengan pengikatan harta dari debitur sebagai jaminan pada umumnya yang mana kreditur memiliki hak eksekusi terhadap benda yang telah dijaminkan dalam pengikatan kredit seperti Hak Tanggungan, Fidusia, Gadai, Hipotik, dan pembiayaan lainnya. 30 Philipus M.hadjon, Perlindungan hukum bagi rakyat Indonesia; Sebuah studi tentang prinsip-prinsip, penanganannya oleh Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum, Surabaya : PT Bina Ilmu,1987, hal. 2-5. Universitas Sumatera Utara 27

2. Konsepsional

Dokumen yang terkait

Perlindungan hukum terhadap kreditur dalam pemberian kredit dengan jaminan Purchasing Order, apabila debitur wanprestasi (Studi perjanjian kredit PT. Bank mandiri dengan PT. Era Bangun Jaya

0 49 109

Analisis yuridis perjanjian kredit dengan sistem tanggung renteng (hoofdelijkheid) dan akibat hukum apabila debitur wanprestasi

1 5 103

Analisis yuridis perjanjian pemberian kredit Pegawai Negeri Sipil dengan jaminan Surat Putusan pengangkatan dan akibat hukumnya jika terjadi kredit macet di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) cabang Jember

0 5 78

Aspek yuridis perjanjian kredit dengan jaminan cessie pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)

0 7 67

Pengamanan pemberian kredit bank dengan jaminan hak guna bangunan

0 2 16

Tanggung jawab debitur atas musnahnya benda jaminan fidusia dalam perjanjian kredit : analisis putusan MA nomor 2914K/Pdt/2001.

1 19 101

Mekanisme penyelesaian kredit bermasalah pada perjanjian kredit dengan jaminan (analisis putusan nomor : 73/pdt.g/2013pn.kpg)

0 20 0

mekanisme penyelesaian kredit bermasalah pada perjanjian kredit dengan jaminan (analisis putusan nomor : 73/Pdt.G/2013PN.Kpg)

0 18 155

BAB II SYARAT DAN DASAR PEMBERIAN KREDIT DENGAN JAMINAN PURCHASING ORDER A. Tinjauan Umum Tentang Jaminan - Perlindungan hukum terhadap kreditur dalam pemberian kredit dengan jaminan Purchasing Order, apabila debitur wanprestasi (Studi perjanjian kredit P

0 1 28

Perlindungan hukum terhadap kreditur dalam pemberian kredit dengan jaminan Purchasing Order, apabila debitur wanprestasi (Studi perjanjian kredit PT. Bank mandiri dengan PT. Era Bangun Jaya

0 3 13