Kredit Dengan Agunan Perlindungan hukum terhadap kreditur dalam pemberian kredit dengan jaminan Purchasing Order, apabila debitur wanprestasi (Studi perjanjian kredit PT. Bank mandiri dengan PT. Era Bangun Jaya

38 perputaran usaha yang diakibatkan modal yang tertanam dalam tagihan piutang dagang yang belum jatuh tempo dan mengurangi kemampuan penjual membiayai kegiatan bisnis selanjutnya, dan untuk menambah penyediaan jumlah modal kerjanya penjual dapat menempuh macam-macam cara, diantaranya melalui pembiayaan yang berasal dari pinjaman. Namun prosedur pemberian pinjaman pada umumnya dari pihak pemberi pinjaman selalu mensyaratkan adanya agunan Collateral atau jaminan yang dapat dicairkan atau diuangkan, Jikalau terjadi kegagalan dalam pinjaman tersebut. Apabila penjual tidak mau ataupun tidak mampu menyerahkan agunan atau jaminan sebagai persyaratan adanya pinjaman. Dalam hal ini yang dipunyai penjual dari transaksi jual beli hanyalah piutang dagang yang dilengkapi dokumen pendukung berupa Invoice faktur, Delivery Order DO dan atau dilengkapi juga dengan cheque atau bilyet giro dari pembeli. Penjual dalam hal ini mengalami problem cash flow atau tertundanya aliran dana dari kasnya penjual. Solusi bagi penjual untuk mengatasi hal itu adalah diperlukan suatu fasilitas keuangan dengan tujuan membiayai Piutang dagang. 45 Juga membiayai Proyek berdasarkan PO dari Pembeli.

3. Kredit Dengan Agunan

Receivable Financing Purchasing Order Financing dan Invoice financing . Di tengah Krisis ekonomi dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap tumbuh. Pertumbuhan terutama bersumber dari perekonomian domestik dengan peran investasi yang semakin meningkat. Oleh karena itu guna melengkapi produk pembiayaan lokal dengan mempertimbangkan peluang pasar, Bank dalam hal ini 45 Rinus Pantouw, Hak Tagih Factor Atas Piutang Dagang, Kencana Perdana media Group 2006, Jakarta. , hal.1-2. Universitas Sumatera Utara 39 Bank Mandiri memandang perlu meluncurkan suatu produk pembiayaan kredit yang disebut dengan Receivable Financing. Receivable Financing merupakan kredit modal kerja, yaitu kredit yang diberikan untuk kepentingan kelancaran modal kerja nasabah, jadi kredit ini sasarannya untuk membiayai biaya operasi usaha nasabah, kredit bank digunakan untuk membeli bahan dasar, alat-alat bantu, maupun membayar biaya lainya. 46 Receivable Financing adalah pembiayaan perdagangan trade financing kepada nasabah yang bertindak sebagai pihak penjual seller dalam pembahasan ini yaitu PT. Era Bagun Jaya, yang mengadakan kerjasama dengan perusahaan pemberi pekerjaan Bougher sebagai pembeli buyer dalam rangka : a. Persiapan pengiriman barang Pre Delivery financing atau PO Financing atas pemesanan barang dari daftar pembeli untuk membiayai antara lain : 1. Pembelian bahan baku dan atau 2. Pengeluaran ongkos produksi atau persiapan penggiriman barang lainnya, danatau 3. Pengadaan barang untuk dijual kembali. Dalam rangka memenuhi suatu pesanan Order transaksi perdagangan lokal diwilayah Indonesia dan atau b. Percepatan pembayaran tagihan dari Daftar pembeli post delivery financing atau Invoice Financing atas penjualan barang jasa transaksi perdagangan lokal diwilayah Indonesia. 46 Gatot supromono, Perbankan dan Masalah Kredit, Jakarta ; Jambatan, 1995, hal 30. Universitas Sumatera Utara 40

B. Aplikasi Permohonan Kredit Sebagai Acuan Perjanjian Kredit Dalam Kredit Dengan

Purchasing Order Financing dan Invoice Financing. Pada Umumnya, suatu failitas kredit dimintakan permohonnanya oleh debitur calon debitur terlebih dahulu sebelum analisa dilakukan oleh bank, tetapi dalam kasus-kasus tertentu, analisa kredit dibuat mendahului adanya permohonan dari calon debitur. Hal demikian jika berdasarkan pengamatan dan penilaian bank, calon debitur tersebut mempunyai potensi yang baik untuk diberikan fasilitas kredit. Adapun data- data yang dijadikan dasar analisis pendahuluan ini biasanya diperoleh dari data-data nasabah yang terdapat pada public folder atau internet milik calon debitur. Namun, untuk selanjutnya jika offering latter dari bank dalam permohonan diterima oleh calon debitur, maka kepada yang bersangkutan tetap dimintakan untuk mengajukan fasilitas kredit. Adapun surat permohonan mendapatkan kredit berisi antara lain 47 : 1. Identitas nasabah 2. Bidang usaha nasabah 3. Jumlah kredit yang dimohonkan 4. Tujuan Pemakaian kredit Disamping surat permohonan tersebut, masih diperlukan data-data lain yang dapat menunjang permohonan nasabah seperti sebagai berikut ; 1. Susunan pengurus perusahaan nasabah 2. Laporan keuangan neraca dan perhitungan laba rugi 47 Wawancara dengan Bapak Ngr, Account Officer Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol, pada tanggal 7-9-2013, pada pukul 10.00 WIB Universitas Sumatera Utara 41 3. Perencanaan proyek yang akan dibiayai dengan kredit 4. Barang jaminan yang dapat digunakan 5. Dan lain-lain Permohonan Fasilitas kredit seyogianya ditandatangani oleh calon debitur sesuai kewenangan dari calon debitur tersebut. Dalam hal calon debitur adalah berupa badan, maka calon debitur tersebut sesuai dengan kewenangan badan yang bersangkutan sebagaimana terdapat dalam anggaran dasarnya. Dalam praktik perbankan, sebagian besar permohonan kredit yang idealis tersebut permohonan kredit yang telah ditandatangani oleh calon debitur sesuai kewenangan dalam Anggaran Dasar belum dapat dipenuhi sehingga untuk meminimalisasi resiko hukum tersebut, maka fungsi SPPK yang sebelumnya merupakan Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit, maka kini terdapat bank besar yang mengubah fungsi “persetujuan” menjadi “penawaran” sehingga SPPK diartikan sebagai Surat Penawaran Pemberian Kredit, sehingga konotasi hukumnya pada saat SPPK dibuat oleh bank, dapat diartikan sebagai offering. Perubahan tersebut secara hukum telah mengubah konstruksi hukum yang luas, antara lain untuk menutup kekurang sempurnaan atas persetujuan kredit dari debitur, dimana persetujuan tersebut dapat diartikan sebagai telah terjadinya kesepakatan karena persetujuan tersebut merupakan tanda persetujuan atas permohonan debitur. Dalam hal demikian, maka permohonan tersebut merupakan dasar adanya persetujuan bank, yang berarti permohonan tersebut harus wajib Universitas Sumatera Utara 42 ditandatangani oleh calon debitur yang berwenang jika suatu badan, kewenagan tersebut dapat dilihat dalam anggaran dasar perusahaan yang bersangkutan Permasalahan juga timbul berkenaan dengan pengertian permohonan kredit. Hal ini penting karena menyangkut tata cara dan prosedur yang harus dipenuhi dalam permohonan kredit sebagaimana diuraikan diatas, termasuk menyangkut kewenangan bertindak. Sebagai gambaran, permohonan kredit yang utama meliputi : 1. Permohonan baru 2. Permohonan kenaikan Limit 3. Permohonan Restrukturisasi 4. Permohonan perpanjangan fasilitas kredit. Batasan mengenai makna permohonan kredit adalah hal yang sangat esensial. Karena dokumen permohonan kredit tersebut wajib ada dan untuk perseroan, maka perseroan tersebut pada dasarnya harus mendapatkan persetujuan dari komisaris dan atau RUPS sesuai anggaran dasar perseroan. Oleh karena itu, jika suatu permohonan diklasifikasikan sebagai permohonan kredit, maka permohonan tersebut wajib memenuhi kewenangan bertindak dari subjek hukum yang bersangkutan. Jika kita menganut asas Prudential banking, maka seluruh permohonan yang menyangkut pemberian fasilitas kredit diklasifikasikan sebagai permohonan kredit dan oleh karena itu, harus memenuhi ketentuan kewenangan bertindak dari subyek hukum yang bersangkutan. Dalam praktik penggolongan, apakah suatu permintaan oleh debitur termasuk permohonan kredit atau bukan, agak sulit. Penggolongan ini diperlukan karena jika permohonan tersebut harus dianggap sebagai permohonan kredit, maka wajib Universitas Sumatera Utara 43 memperhatikan kewenangan bertindak sesuai dengan anggaran dasarnya. Seperti untuk melengkapi permohonan tersebut wajib memenuhi persyaratan, misalnya adanya persetujuan dari komisaris dan atau dari RUPS. Pemenuhan persyaratan itu sering menjadi sulit untuk dipenuhi oleh debitur dengan berbagai alasan. Pemenuhan persyaratan itulah sebenarnya yang menjadi permasalahan utama, pengklasifikasian suatu permohonan merupakan permohonan kredit atau bukan. Jika suatu permohonan kredit ternyata tidak memenuhi persyaratan yang diatur dalam ketentuan anggaran dasar dan ketentuan perundang-undangan, maka permohonan tersebut dapat dianggap ketika atas permohonan tersebut nantinya disetujui oleh krediturbank pihak debitur telah melakukan perjanjian yang belum memenuhi syarat syahnya perjanjian, yang diatur dalam pasal 1320 KUHPerdata, yaitu syarat subyektif, yang ancamanya dapat dibatalkan sekalipun hal tersebut terdapat dalam permohonan kredit. Jika dicermati, suatu permohonan adalah perbuatan hukum sepihak yang belum mengikat pihak lain. Permohonan tersebut akan mengikat pihak lain jika atas permohonan itu, disetujui oleh kreditur bank. Dengan konstruksi hukum demikian, maka ketika suatu permohonan kredit setelah dianalisa oleh bank kemudian diberikan suatu pemberitahuan persetujuan kredit SPPK , maka atas permohonan tersebut, ketika mendapatkan SPPK, telah menjadi kesepakatan antara pihak debitur dan kreditur karena offering yang disampaikan oleh calon debitur telah disetujui oleh kreditur bank. 48 Sebelum Penyaluran kredit kepada debitur penjual dilakukan Bank selaku kreditur akan melakukan analisa terlebih dahulu dengan tujuan untuk memperoleh 48 Try widiyono, Op.cit, hal 22-24. Universitas Sumatera Utara 44 keyakinan yang didapat berdasarkan data dan fakta. Karena keyakinan tanpa adanya dukungan fakta dan data adalah kecerobohan.

1. Tahapan Prosedur dalam Pembiayaan kredit dengan Jaminan

Dokumen yang terkait

Perlindungan hukum terhadap kreditur dalam pemberian kredit dengan jaminan Purchasing Order, apabila debitur wanprestasi (Studi perjanjian kredit PT. Bank mandiri dengan PT. Era Bangun Jaya

0 49 109

Analisis yuridis perjanjian kredit dengan sistem tanggung renteng (hoofdelijkheid) dan akibat hukum apabila debitur wanprestasi

1 5 103

Analisis yuridis perjanjian pemberian kredit Pegawai Negeri Sipil dengan jaminan Surat Putusan pengangkatan dan akibat hukumnya jika terjadi kredit macet di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) cabang Jember

0 5 78

Aspek yuridis perjanjian kredit dengan jaminan cessie pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)

0 7 67

Pengamanan pemberian kredit bank dengan jaminan hak guna bangunan

0 2 16

Tanggung jawab debitur atas musnahnya benda jaminan fidusia dalam perjanjian kredit : analisis putusan MA nomor 2914K/Pdt/2001.

1 19 101

Mekanisme penyelesaian kredit bermasalah pada perjanjian kredit dengan jaminan (analisis putusan nomor : 73/pdt.g/2013pn.kpg)

0 20 0

mekanisme penyelesaian kredit bermasalah pada perjanjian kredit dengan jaminan (analisis putusan nomor : 73/Pdt.G/2013PN.Kpg)

0 18 155

BAB II SYARAT DAN DASAR PEMBERIAN KREDIT DENGAN JAMINAN PURCHASING ORDER A. Tinjauan Umum Tentang Jaminan - Perlindungan hukum terhadap kreditur dalam pemberian kredit dengan jaminan Purchasing Order, apabila debitur wanprestasi (Studi perjanjian kredit P

0 1 28

Perlindungan hukum terhadap kreditur dalam pemberian kredit dengan jaminan Purchasing Order, apabila debitur wanprestasi (Studi perjanjian kredit PT. Bank mandiri dengan PT. Era Bangun Jaya

0 3 13