47
maka Trade Servicing Unit dari bank akan melakukan pemeriksaan kebenaran atas kelengkapan dan keaslian dokumen apparent genuineness yang menjadi dasar
pembiayaan dengan Receivables Financing dan mengisi checklist Penarikan Fasilitas Receivables Financing. Trade Servicing Unit dari pihak bank akan menelusuri
kebenaran Atas PO yang didapat oleh Penjual, dengan berdasarkan atas data yang diberikan oleh penjual maupun menghubungi langsung pihak pembeli pemesan
barang jasa apakah PO yang diberikan kepada Penjual benar Adanya.
2. Analisis Kredit terhadap permohonan kredit dengan jaminan
Purchasing Order
. Untuk memperoleh keyakinan dimaksud bank harus melakukan penilaian
yang seksama terhadap hal-hal berikut : 1.
Watak Caracter. Watak Caracter adalah pribadi, kelakuan, sikap tingkah laku, dan nilai-nilai
dari debiturnya yang dapat dilihat dari track record, yaitu sejarah hidup dan curriculum vetae dari debitur. Data-data dan sumber ini dapat dilihat dari
beberapa sumber dan informasi, antara lain informasi tersebut dapat diminta dari Bank Indonesia.
2. Kemampuan Capacity.
Kemampuan adalah kemampuan debitur untuk mengelola fasilitas kredit yang diberikan sehingga dapat memberikan nilai tambah, yang akhirnya dapat
mengembalikan fasilitas kredit sesuai dengan waktu yang diperjanjikan. Oleh karena itu, dalam pemberian kredit harus dianalisa, antara lain mengenai kondisi
Universitas Sumatera Utara
48
keuangan yang bersangkutan, untuk meyakini tentang jumlah fasilitas yang dibutuhkan dan kondisi perusahaan yang sebenarnya.
Kemampuan juga menyangkut mengenai kecakapan. Oleh karena itu kecakapan dan profesionalisme DebiturPengurus dan karyawan perlu mendapat perhatian.
3. Modal Capital.
Modal adalah modal yang dimiliki oleh debitur yaitu apa yang dijadikan debitur dalam melakukan usahanya. Pengertian modal adalah termasuk juga modal dasar,
modal yang ditempatkan dan modal yang disetor. Termasuk dalam cakupan modal adalah Sharing pembiayaan, yaitu jumlah tertentu yang harus disediakan
sendiri oleh debitur dalam suatu pembiayaan terhadap objek kredit. 4.
Agunan Collateral . Agunan adalah benda bergerak dan benda tidak bergerak yang diserahkan debitur
kepada kreditur, untuk menjamin apabila fasilitas kredit tidak dibayar kembali sesuai waktu yang ditetapkan.Jika hal demikian terjadi, maka benda tersebut
dapat dijual untuk pelunasan fasilitas kredit tersebut. Jaminan tersebut dapat berupa jaminan umum, dimana kreditur tidak mempunyai hak Preferent dan
jaminan khusus, dimana kreditur mempunyai hak preferent. 5.
Prospek usaha Condition Of Economy . Prospek usaha adalah dukungan lingkungan, baik keadaan ekonomi maupun
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta keadaan daerah setempat yang memungkinkan suatu usaha yang dibiayai dapat berjalan dengan baik dan
menguntungkan.
Universitas Sumatera Utara
49
Apabila berdasarkan penilaian terhadap watak character, kemampuan Capacity, modal Capital, dan prospek usaha condition of economy telah
diperoleh keyakinan atas kemampuan nasabah debitur mengembalikan utangnya, maka agunan dapat hanya berupa barang, proyek atau hak tagih yang dibiayai dengan
kredit yang bersangkutan. Jika mendasarkan pada ketentuan ini, maka dalam pemberian fasilitas kredit hanya dikenal Project financing dan bukan Corporate
financing. Namun demikian, dalam praktik perbankan telah lazim dalam pemberian fasilitas kredit dengan pola project financing.
51
Produk Project Financing ini dalam Bank mandiri disebut dengan Receivable Financing.
Untuk memahami pengertian pembiayaan Proyek Project Financing O.P.Simorangkir 1989 berpendapat bahwa :
“Pembiayaan proyek adalah pembiayaan dari berbagai sumber keuangan yang diperlukan untuk menilai, mendirikan, dan mulai bekerjanya suatu proyek
bermodal besar, pinjaman untuk proyek tersebut biasanya diberikan oleh sindikasi bank, dan jaminan keuangan atas pengembalian pinjaman tersebut
hanya digantungkan pada arus pemasukan dimasa yang akan datang, dan tidak digantungkan pada jaminan pihak ketiga”.
52
Dalam definisi ini dapat diketahui ciri-ciri pokok pembiayaan proyek yaitu : 1.
Proyek yang dibiayai adalah proyek besar, 2.
Sumber pembiayaan proyek adalah pinjaman yang diberikan oleh sindikasi Bank, 3.
Pengembalian pinjaman diperoleh dari penghasilan proyek tersebut, 4.
Dan tidak ada jaminan pihak ketiga.
51
Try Widiono, Op.cit, hal 5,6.
52
O.P, Simorangkir,Seluk Beluk Bank Komersial. Aksara Persada Indonesia, Jakarta1989.
Universitas Sumatera Utara
50
Berdasarkan definisi yang dikemukakan diatas dapat diinventarisasi ciri-ciri khas pembiayaan proyek sebagai berikut
53
: 1.
Hanya disediakan atau diperuntukkan bagi proyek besar 2.
Biasanya dilakukan secara sindikasi oleh beberapa sumber pembiayaan . 3.
Tidak menggunakan system kredit konvensional yang didukung oleh jaminan kebendaan atau orang.
4. Bila memerlukan jaminan hanya terbatas pada aset unit ekonomi yang dibiayai
itu. 5.
Pembiayan proyek merupakan hutang pinjaman yang berisiko tinggi jika dibandingkan dengan kredit konvensional.
6. Pengembalian pinjaman bersumber dari pendapatan revenue proyek yang
bersangkutan. 7.
Kelangsungan pendapatan economic viability proyek menjadi pertimbangan utama pihak penyandang dana.
8. Karena menggunakan teknologi canggih, kelayakan teknis technical feasibility
juga menjadi pertimbangan utama pihak penyandang dana. 9.
Kontrak pembangunan proyek yang memuat bentuk pemborongan pekerjaan menjadi jaminan pembiayaan proyek dan pengembaliannya.
54
53
Abdulkadir Muhammad Rilda Murniati, Segi hukum lembaga Keuangan dan Pembiayaan, PT. Citra Aditya Bakti,Bandung 2004 hal 170.
Universitas Sumatera Utara
51
Untuk memahami pengertian pembiayaan Proyek Project Financing O.P.Simorangkir 1989 berpendapat bahwa :
“Pembiayaan proyek adalah pembiayaan dari berbagai sumber keuangan yang diperlukan untuk menilai, mendirikan, dan mulai bekerjanya suatu proyek
bermodal besar, pinjaman untuk proyek tersebut biasanya diberikan oleh sindikasi bank, dan jaminan keuangan atas pengembalian pinjaman tersebut
hanya digantungkan pada arus pemasukan dimasa yang akan datang, dan tidak digantungkan pada jaminan pihak ketiga”.
55
Dalam definisi ini dapat diketahui ciri-ciri pokok pembiayaan proyek yaitu : 1. Proyek yang dibiayai adalah proyek besar,
2. Sumber pembiayaan proyek adalah pinjaman yang diberikan oleh sindikasi Bank,
3. Pengembalian pinjaman diperoleh dari penghasilan proyek tersebut, 4. Dan tidak ada jaminan pihak ketiga.
Berdasarkan definisi yang dikemukakan diatas dapat diinventarisasi ciri-ciri khas pembiayaan proyek sebagai berikut
56
: 10. Hanya disediakan atau diperuntukkan bagi proyek besar
11. Biasanya dilakukan secara sindikasi oleh beberapa sumber pembiayaan .
55
O.P, Simorangkir,Seluk Beluk Bank Komersial. Aksara Persada Indonesia, Jakarta1989.
56
Abdulkadir Muhammad Rilda Murniati, Segi hukum lembaga Keuangan dan Pembiayaan, PT. Citra Aditya Bakti,Bandung 2004, hal 170.
Universitas Sumatera Utara
52
12. Tidak menggunakan system kredit konvensional yang didukung oleh jaminan kebendaan atau orang.
13. Bila memerlukan jaminan hanya terbatas pada aset unit ekonomi yang dibiayai itu.
14. Pembiayan proyek merupakan hutang pinjaman yang berisiko tinggi jika dibandingkan dengan kredit konvensional.
15. Pengembalian pinjaman bersumber dari pendapatan revenue proyek yang bersangkutan.
16. Kelangsungan pendapatan economic viability proyek menjadi pertimbangan utama pihak penyandang dana.
17. Karena menggunakan teknologi canggih, kelayakan teknis technical feasibility juga menjadi pertimbangan utama pihak penyandang dana.
18. Kontrak pembangunan proyek yang memuat bentuk pemborongan pekerjaan menjadi jaminan pembiayaan proyek dan pengembaliannya.
C. Segi Hukum Pembiayaan Proyek 1.
Asas Kebebasan berkontrak.
Ketentuan mengenai perjanjian secara umum diatur dalam Buku III KUHPerdata dan hanya terbatas pada pengaturan kewajiban dan hak pihak-pihak
secara perdata baik materil maupun formal. Dalam pasal 1320 KUHPerdata diatur mengenai syarat-syarat sah perjanjian, dan pasal 1338 KUHPerdata mengenai akibat
hukum perjanjian yang sah. Dalam pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata ditentukan bahwa perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi pihak-
Universitas Sumatera Utara
53
pihak yang membuatnya. Ketentuan ini mengakui adanya asas kebebasan berkontrak principle of contract freedom, yaitu kebebasan membuat perjanjian dan kekuatan
berlaku mengikat
perjanjian tersebut
disamakan dengan
kekuatan berlakumengikatnya Undang-undang.
Ketentuan-ketentuan kontrak mengenai pembiayaan proyek yang dibuat secara bebas oleh pihak-pihak tentunya bersumber dari asas kebebasan berkontrak.
Keberlakuan asas kebebasan berkontrak menjadi sangat penting dalam hal membuat kontrak-kontrak Pembiayaan proyek karena pembiayaan proyek merupakan sistem
pembiayaan yang masih belum banyak pengaturannya, jika dibandingkan dengan sistem pembiayaan konvensional yang sudah ada. Dengan demikian, pengaturan yang
dilakukan melalui rumusan kontrak-kontrak yang dibakukan merupakan cara yang paling tepat untuk mengisi kekosongan hukum tertulis bagi pembiayaan proyek.
2. Pinjaman, Pembiayaan, Jaminan.