61
BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KREDITUR APABILA KREDIT
YANG DIBERIKAN DENGAN JAMINAN PURCHASING ORDER KEPADA
DEBITUR MENGALAMI WANPRESTASI A. Antisipasi yang dilakukan Kreditur Terhadap kemungkinan Debitur
Wanprestasi
Bank sebagai pihak yang memberikan pinjaman dana melalui kredit harus menerapkan prinsip kehati-hatian dalam kredit yang diberikan, baik itu sebelum
kredit diberikan maupun dampak yang berlaku setelah kredit tersebut diberikan kepada nasabah atau debitur. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir akan terjadinya
kredit-kredit yang bermasalah setelah kredit dikucurkan.
1. Pengertian kredit Bermasalah
. Ada beberapa pengertian tentang kredit bermasalah
62
: 1.
Kredit yang didalamnya belum mencapai memenuhi target yang diinginkan oleh pihak bank.
2. Kredit yang memiliki kemungkinan timbulnya resiko kemudian hari bagi bank
dalam arti luas. 3.
Mengalami kesulitan dalam penyelesaian kewajiban-kewajibanya, baik dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya dan atau pembayaran bunga, denda
keterlambatan serta ongkos-ongkos bank yang menjadi beban nasabah yang
bersangkutan.
62
H.veithzal Riai dan Andria permata veithzal, Credit management handbook, Jakarta :Raja Grafindo Persada, 2006, hal. 476.
61
Universitas Sumatera Utara
62
4. Kredit dimana pengembalian kembali kreditnya dalam bahaya , terutama apabila
sumber-sumber pembayaran kembali yang diharapkan diperkirakan tidak cukup untuk membayar kembali kredit, sehingga belum mencapai memenuhi target
yang diinginkan oleh bank. 5.
Kredit dimana terjadi cidera janji dalam pembayaran kembali sesuai yang telah diperjanjikan, sehingga terdapat tunggakan atau
ada potensi kerugian di perusahaan
nasabah sehingga
memiliki kemungkinan
timbulnya resiko
dikemudian hari bagi bank dalam arti luas. 6.
Mengalami kesulitan didalam penyelesaian kewajiban-kewajibanya terhadap bank, baik dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya, pembayaran bunga,
pembayaran ongkos-ongkos bank yang menjadi beban nasabah yang
bersangkutan. 7.
Kredit golongan perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet serta golongan lancar yang berpotensi meningkat.
Suatu kredit dikatakan bermasalah atau non performing loan apabila kredit tersebut tergolong kepada tingkat kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet.
Secara umum upaya hukum yang dapat dilakukan apabila timbul kredit bermasalah dapat dibagi menjadi dua cara yaitu strategi penyelamatan kredit dan penyelesain
kredit. Adapun yang dimaksud dengan penyelamatan kredit adalah suatu langkah penyelesaian kredit bermasalah melalui perundingan kembali antara bank sebagai
kreditur dan nasabah peminjam sebagai debitur.
Universitas Sumatera Utara
63
Sedangkan menurut
H. Veitzal Rivai dan Andria permata Veitzal dalam bukunya Credit management Handbook, yang dimaksud dengan penyelamatan kredit
adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan kredit bermasalah yang masih mempunyai prospek didalam usahanya dengan tujuan untuk meminimalkan
kemungkinan timbulnya kerugian bagi bank, menyelamatkan kembali kredit yang ada agar menjadi lancar atau dengan kata lain, kualitas kredit nasabah meningkat, serta
usaha-usaha lainnya yang ditujukan untuk memperbaiki kualitas nasabah.
63
Sedangkan yang dimaksud dengan penyelesain kredit adalah upaya yang dilakukan oleh bank untuk menyelesaikan kredit bermasalah yang tidak mempunyai
prospek setelah dilakukan usaha pembinaan, penyelamatan dan dengan jalan apapun ternyata tidak mungkin dilakukan lagi, dengan tujuan untuk mencegah resiko bank
yang semakin besar serta mendapat pelunasan kembali atas kredit tersebut dari nasabah dengan berbagai macam upaya yang ditempuh oleh bank.
64
Adapun lembaga hukum yang dimaksud adalah Panitia Urusan Piutang Negara PUPN dan Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara DJPLN,
melalui badan penelitian, dan melalui arbitrase atau badan alternatif penyelesaian sengketa.
Dalam hal kredit bermasalah dapat dilakukan dengan adanya pedoman kepada surat edaran Bank Indonesia No,264BPPP tanggal 29 Mei 1993 yang pada
63
H.Veithzal Rivai dan Andriana Permata rivai, Op.Cit., hal 482.
64
Ibid., hal 482.
Universitas Sumatera Utara
64
prinsipnya mengatur penyelamatan kredit bermasalah sebelum diselesaikan melalui lembaga hukum adalah :
a. Melalui rescheduling penjadwalan kembali, yaitu suatu upaya hukum untuk melakukan perubahan terhadap beberapa syarat perjanjian kredit yang
berkenaan dengan jadwal pembayaran kembali jangka waktu kredit termasuk tenggang grace period termasuk perubahan jumlah angsuran. Apabila
diperlukan dengan penambahan kredit. b. Melalui reconditioning persyaratan kembali, yaitu melakukan perubahan
atas seluruh atau sebagian persyaratan perjanjian, yang tidak terbatas hanya kepada jadwal angsuran, dan atau jangka waktu kredit saja. Tetapi perubahan
kredit tersebut tanpa memberikan tambahan kredit atau tanpa melakukan konversi atas seluruh atau sebagian dari kredit menjadi equity perusahaan.
c. Melalui restructuring penataan kembali, yaitu upaya melakukan perubahan syarat-syarat perjanjian kredit berupa penambahan jumlah kredit, atau
melakukan konversi atas seluruh atau sebagian menjadi perusahaan, yang dilakukan dengan atau tanpa rescheduling dan atau reconditioning.
Sedangkan penyelesaian kredit bermasalah merupakan langkah terakhir setelah dilakukan langka-langka penyelamatan yang diatur dalam surat edaran Bank
Indonesia Nomor 264BPPP yang berupa restrukturisasi tidak efektif lagi.
65
65
Hermansyah, Hukum perbankan nasional Indonesia : Edisi Revisi, Jakarta : kencana hal 7.
Universitas Sumatera Utara
65
Bentuk kehati-hatian yang dilakukan oleh bank dalam mengantisipasi segala kemungkinan harus diterapkan baik dalam analisa kredit maupun dalam ketentuan-
ketentuan kredit yang dimasukkan dalam surat permohonan kredit. Bentuk prinsip kehatihatian yang dilakukan oleh bank dalam mengantisipasi
apabila debitur wanprestasi yaitu dengan menerapkan Mitigasi resiko terhadap kemungkinan-kemungkinan yang terjadi sehubungan dengan kredit yang diberikan
kepada debitur. Mitigasi Terhadap Resiko dapat dilakukan sebelum Kredit diberikan dan juga
setelah Kredit tersebut diberikan.
2. Bentuk Mitigasi Resiko yang dilakukan oleh kreditur.