Kerangka Berpikir KAJIAN TEORI

45 Meskipun penelitian pengembangan modul telah banyak dilakukan, namun penelitian pengembangan modul pada kompetensi Penataan Display belum pernah ada. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian Pengembangan Modul Dasar Penataan Display pada Mata Pelajaran Penataan dan Peragaan Siswa Kelas XI di SMK Negeri 2 Jepara. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengembangakan modul Dasar Penataan Display dan untuk menguji kelayakan modul Dasar Penataan Display sebelum diterapkan sebagai sumber belajar dan panduan belajar siswa kelas XI di SMK Negeri 2 Jepara. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan metode yang sama dengan penelitian yang sebelumnya yaitu menggunakan metode penelitian Research and Development R D, kemudian model pengembangan yang dilakukan mengacu pada model pengembangan Borg and Gall yang dikutip dalam Tim Puslitjaknov 2008:9-11.

C. Kerangka Berpikir

Melalui pengamatan di lapangan diperoleh informasi bahwa kompetensi Penataan Display merupakan kompetensi baru yang disampaikan pada siswa kelas XI di SMK Negeri 2 Jepara dan sumber belajar maupun media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran masih belum memadai. Kendala tersebut menyebabkan siswa tidak dapat belajar secara mandiri karena sumber belajar masih terbatas pada gambar dan foto saja. Rata-rata nilai teori dasar penataan display yang diperoleh siswa juga belum sepenuhnya memenuhi standar KKM. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat 46 penguasaan siswa terhadap teori dasar Penataan Display masih belum maksimal. Berdasarkan pemaparan diatas dapat diketahui bahwa untuk memudahkan siswa dalam menguasai materi dan meningkatkan kualitas belajar, dapat dilakukan dengan melengkapi sumber belajar yaitu berupa modul yang baik dan teruji. Modul sebagai alat atau sarana pembelajaran berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi dirancang secara sitematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Modul merupakan bahan belajar mandiri, sehingga siswa dapat belajar dengan modul tanpa berhubungan langsung dengan pengajar. Modul sebagai sumber belajar memiliki tujuan yaitu memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak bersifat verbal, mengatasi keterbatasan waktu, ruang, daya indera baik guru maupun siswa dan modul dapat digunakan secara tepat dan bervariasi. Modul pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting karena pembelajaran menggunakan modul diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan gairah dalam belajar, dengan modul siswa juga dapat belajar mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Prosedur penelitian pengembangan modul yang peneliti gunakan yaitu mengacu pada langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall yang dikutip dalam Tim Puslitjaknov 2008:11 yang meliputi 5 langkah yaitu : 1 analisis produk, 2 mengembangkan produk, 3 validasi ahli dan revisi, 4 uji coba lapangan skala kecil, dan 5 uji coba lapangan skala besar. 47 Untuk mengetahui sejauh mana modul pembelajaran yang diproduksi layak untuk digunakan, maka Modul Dasar Penataan Display ini perlu melalui tahap validasi oleh para ahli, dan diujicobakan kepada calon pengguna yaitu siswa. Ujicoba ini dimaksudkan untuk memperoleh masukan-masukan maupun koreksi tentang produk yang telah dihasilkan. Berdasarkan masukan-masukan dan koreksi tersebut, produk tersebut direvisi dan diperbaiki. Setelah media pembelajaran divalidasi dan dinyatakan layak, maka selanjutnya dilakukan uji coba kelompok kecil dan kelompok besar. Hal-hal tersebut penting untuk menghasilkan sumber belajar yang menarik, efektif, tepat sasaran, dan layak sehingga dapat dipertanggung jawabkan penggunaanya.

D. Pertanyaan Penelitian