38
dengan karakteristik sebagai upaya penyelesaian masalah, peningkatan efektifitas dan proses pengembangan produk.
b. Prosedur Pengembangan Modul
Mohammad Adnan Latief 2009:6-7, penelitian pengembangan dimulai dengan identifikasi masalah pembelajaran yang ditemui di kelas
oleh guru atau peneliti. Masalah pembelajaran terkait dengan perangkat pembelajaran, seperti silabus, bahan ajar, lembar kerja siswa, media
pembelajaran, tes untuk mengukur hasil belajar. Perangkat pembelajaran dianggap menjadi masalah karena belum ada, atau ada tetapi tidak
memenuhi kebutuhan pembelajaran, atau ada tetapi masih perlu diperbaiki. Menentukan satu masalah pembelajaran sebagai prioritas
yang diangkat sebagai dasar melaksanakan penelitian pengembangan. Tahap berikutnya dalah mengkaji teori tentang pengembangan
perangkat pembelajaran yang relevan dengan yang akan dikembangkan. Peneliti kemudian mengembangkan draft perangkat pembelajaran
berdasarkan teori yang relevan. Setelah dikembangkan, draft harus direview sendiri oleh peneliti atau dibantu oleh teman sebaya peer
review. Draft tersebut kemudian dimintakan masukan kepada para ahli yang relevan expert validation. Masukan dari para ahli dijadikan dasar
untuk perbaikan terhadap draft. Setelah draft direvisi kemudian menguji coba draft disesuaikan dengan penggunaan perangkat tersebut. Uji coba
dilakukan pada beberapa bagian saja terhadap sekelompok kecil siswa
39
atau satu kelas. Tujuan uji coba adalah untuk melihat keberterimaan perangkat pembelajaran. Kegiatan terakhir adalah revisi terhadap draft
menjadi draft akhir perangkat pembelajaran tersebut. Prosedur penelitian pengembangan oleh Tim Puslitjaknov
2008:8-9, peneliti menyebutkan setiap sikap-sikap komponen pada setiap tahapan dalam pengembangan, menjelaskan secara analitis fungsi
komponen dalam setiap tahapan pengembangan produk, dan menjelaskan hubungan antar komponen dalam sistem. Sebagai contoh prosedur
pengembangan yang dilakukan Borg dan Gall 1983, dalam Tim Puslitjaknov 2008:8-9, mengembangkan pembelajaran mini mini
course melalui 10 langkah : 1 Melakukan
penelitian pendahuluan
pra survey
untuk mengumpulkan informasi kajian pustaka, pengamatan kelas,
identifikasi permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran dan merangkum permasalahan,
2 Melakukan perencanaan identifikasi, dan definisi keterampilan, perumusan tujuan, penentuan urutan pembelajaran, dan uji ahli atau
uji coba pada skala kecil, atau expert judgement, 3 Mengembangkan jenisbentuk produk awal meliputi : penyiapan
materi pembelajaran, penyusunan buku pegangan dan perangkat evaluasi,
4 Melakukan uji coba lapangan tahap awal; pengumpulan informasi atau data dengan menggunakan observasi, wawancara, atau
kuesioner, dan dilanjutkan analisis data, 5 Melakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan
saran-saran dari ahli uji coba lapangan awal, 6 Tespenilaian prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran, 7 Melakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan masukan
dan saran-saran hasil uji lapangan utama, 8 Melakukan uji lapangan operasional, data dikumpulkan melalui
wawancara, observasi, dan kuesioner, 9 Melakukan revisi terhadap produk akhir, berdasarkan saran dalam uji
coba lapangan,
40
10 Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk, melaporkan dan menyebarluaskan produk.
Prosedur penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall dalam Tim Puslitjaknov 2008:11, dapat dilakukan dengan lebih sederhana
melibatkan 5 langkah utama : 1 melakukan analisis produk yang akan dikembangkan,
2 mengembangkan produk awal, 3 validasi ahli dan revisi,
4 uji coba lapangan skala kecil dan revisi produk, 5 uji coba lapangan skala besar dan produk akhir.
Sugiyono 2006:408-427 menuliskan langkah-langkah penelitian dan pengembangan meliputi :
1 Potensi masalah yang dikemukakan dalam data empirik. Potensi adalah segaala sesuatu yang bila digunakan akan memiliki nilai
tambah, sedangkan masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi.
2 Pengumpulan data, yaitu pengumpulan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang
diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. 3 Desain produk, yaitu penjelasan mengenai produk yang akan
dihasilkan. 4 Validasi desain, yaitu proses kegiatan untuk menilai apakah
rancangan produk secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi desain dilakukan oleh para ahli atau pakar yang
berpengalaman untuk menilai produk baru tersebut, sebelum fakta lapangan.
5 Revisi desain, yaitu memperbaiki desain produk oleh peneliti berdasarkan hasil validasi oleh ahli.
6 Uji coba produk, yaitu melakukan pengujian penggunaan produk untuk mengetahui efektifitas produk tersebut. Uji coba dilakukan
dengan membandingkan nilai sebelum dan sesudah pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
7 Revisi produk, yaitu memperbaiki produk berdasarkan hasil uji coba produk.
41
8 Uji coba pemakaian, yaitu menerapkan produk baru dalam lingkup yang lebih luas.
9 Revisi produk, dilakukan apabila dalam pemakaian pada lembaga pendidikan yang lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan.
10 Produksi massal, yaitu apabila produk yang telah diuji coba dinyatakan efektif dan layak dalam beberapa kali pengujian, maka
dapat dilakukan kerja sama dengan perusahaan untuk memproduksi produk tersebut secara massal.
Pendapat lain mengenai prosedur pengembangan menurut Departemen Pendidikan Nasional 2007:10-18, meliputi perencanaan,
studi eksplorasi, pengembangan produk awal, validasi, pengumpulan instrumen dan analisis data, serta revisi model.
1 Perencanaan, meliputi : a Perumusan tujuan yang ingin dicapai need analysis,
b Penetapan kriteria keberhasilan dan jenis-jenis instrumen yang akan digunakan untuk menilai ketercapaian hasil,
c Merancang kegiatan pengembangan produk awal dan uji lapangan yang akan dilakukan, termasuk penentuan subjek, rancangan uji
coba quasi experiment, waktu, dan lama pelaksanaan, personalia, dan fasilitas yang diperlukan, jadwal kegiatan, dan estimasi biaya
yang harus dikeluarkan.
2 Studi eksplorasi, meliputi : a Kajian literatur tentang produk yang akan dikembangkan dan
kajian terhadap penelitian yang telah dilakukan berkenaan dengan pengembangan produk yang akan dikembangkan,
b Kajian tentang situasi lapangan, berkenaan dengan kondisi lembaga, jumlah, dan keadaan siswa, sarana, serta praktek
pembelajaran yang berlaku sekarang. 3 Pengembangan bentuk awal produk :
Dilakukan oleh orang-orang yang memiliki keahlian tentang produk yang akan dikembangkan dan mampu mengembangkan produk
tersebut sampai dengan dihasilkannya bentuk awal yang diinginkan.
4 Validasi Dua aspek yang perlu diperhatikan :
a Aspek produk, misalnya kejelasan petunjuk penggunaan, keterbacaan, sistematika materi, kualitas tampilan gambar,
komposisi warna, kualitas narasi, b Aspek instruksional, misalnya kejelasan kompetensi yang akan
dicapai, kejelasan petunjuk belajar, kemudahan memahami materi, keluasan dan kedalaman materi, ketepatan urutan penyajian,
interaktifitas, ketepatan evaluasi, kejelasan umpan balik.
42
Validasi produk dapat dilakukan melalui : 1 Validasi ahli expert judgement, dilakukan dengan responden
para ahli atau pakar dalam bidang yang terkait dengan produk yang dikembangkan; validasi ahli dilakukan untuk mereview
produk awal, sehingga diperoleh masukan untuk perbaikan awal,
2 Uji lapangan, merupakan uji penggunaan produk yang dikembangkan terhadap subjek yang menjadi sasaran.
5 Instrumen pengumpulan dan analisis data, berupa : a Teknik pengumpulan data : observasi, wawancara, kuesioner, dan
tes, b Instrumen : format observasi, format wawancara, angket
kuesioner, instrument tes tulis tes kinerja. c Analisis data : organisasi, klasifikasi, dan reduksi data.
6 Revisi model dan perangkat pembelajaran berdasarkan hasil validasi. Sedangkan menurut Arif S. Sadiman 2010:99-187, penyusunan
prosedur pengembangan media pendidikan meliputi : 1 menganalis kebutuhan dan karakteristik siswa,
2 merumuskan tujuan instruksional instructional objective dengan operasional,
3 merumuskan butir-butir materi yang mendukung tercapainya tujuan, 4 mengembangkan alat dan mengukur keberhasilan,
5 menulis naskah media, 6 mengadakan tes dan revisi.
Berdasarkan beberapa
pendapat mengenai
prosedur pengembangan modul yang telah disampaikan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa dalam pengembangan sumber belajar, semuanya harus melalui berbagai tahapan penting yang tidak boleh diabaikan. Dari
berbagai langkah-langkah pengembangan yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa kesemuanya melewati tahap analisis kebutuhan,
penyusunan media, uji coba, validasi dan revisi. Berdasarkan pendapat dari Adnan Latief 2009, Sugiyono
2011, Borg and Gall yang dikutip dalam Tim Puslitjaknov 2008,
43
Departemen Pendidikan Nasional 2007, dan Arif S. Sadiman 2010, prosedur penelitian pengembangan modul yang peneliti gunakan yaitu
mengacu pada langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut and Gall yang dikutip dalam Tim Puslitjaknov 2008:11. Prosedur
pengembangan modul tersebut akan digunakan sebagai acuan langkah- langkah pengembangan modul yang secara rinci akan dibahas pada Bab
III.
B. Penelitian Yang Relevan
Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
Tabel 2. Tinjauan Perbandingan Penelitian Sejenis Terdahulu dengan Penelitian yang Dilakukan
Uraian Penelitian Nama Peneliti
Syaripah M Maya S
Awaliya N Nurul A
Dessy H
1. Tujuan Penelitian
a. Mengembangkan Modul
√ √
√ √
√ b. Menguji kelayakan
Modul √
√ √
√ √
c. Efektivitas penggunaan Modul
√ √
√ √
2. Tempat Penelitian
a. SMK PI Ambarukmo
Yogyakarta √
b. SMKN 5 Yogyakata √
c. SMKN 1 Wonosari √
d. SMKN 4 Surakarta √