Gambar 8. Metabolisme Kolesterol dan Obat Penurun Kadar Kolesterol. Dikutip dari: Lullmann H, Mohr K, Ziegler A, Bieger D. 2000. Color Atlas of
Pharmacology. 2ndEdition. Thieme Stuttgart. New York
4. C-REACTIVE PROTEIN
Sejak 5‐10 tahun terakhir infeksi akut dan kronik serta inflamasi makin memperoleh perhatian yang serius dari para peneliti sehubungan
dengan kemampuannya untuk mengubah faktor risiko independen
menjadi lebih potensial untuk menimbulkan stroke
Universitas Sumatera Utara
Gambar 9 . Struktur molekul CRP C-Reactive Protein Dikutip dari: Hirschfield GM, Pepys MB. 2003. C-Reactive Protein and
Cardiovascular Disease: New Insights From An Old Molecule. Q J Med. 2003; 96: 793-807
Banyak bukti menyokong konsep awal bahwa migrasi sel‐sel radang makrofag, limfosit T ke dinding arteri sangat erat kaitannya
dengan perubahan vaskular yang menuju ke arah terjadinya aterosklerosis.
Beberapa faktor risiko penyakit vaskular berkaitan dengan perubahan praradang, termasuk aktivasi leukosit, dan mendorong
terjadinya trombogenesis pembuluh darah serebral. Akumulasi sel‐sel radang, terutama monosit makrofag, di dalam dinding arteri merupakan
awal aterogenesis. Apabila proses infeksi berlanjut maka aktivasi leukosit akan menyebabkan pecahnya plak dan pembentukan trombus, hal ini
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan risiko terjadinya stroke. Petanda infeksi leukosit, fibrinogen, C‐reactive protein merupakan prediktor independen untuk
stroke iskemik. Sementara itu, infeksi akut dalam minggu pertama merupakan faktor pencetus untuk terjadinya stroke iskemik.
CRP C-Reactive Protein merupakan acute phase reactant yang disintesa di hati sebagai respon pada sitokin interleukin-6, ditemukan oleh
Tillet dan Francis pada tahun 1930, merupakan anggota pentraxin protein. Meskipun awalnya dipercaya hanya sebagai marker vaskuler inflamasi,
CRP juga memainkan peranan pada atherogenesis. CRP di dalam darah menandakan suatu tanda inflamasi sistemik. CRP ini disintesa dan
disekresi dalam hepatosit. Kadar normal CRP pada populasi sehat tanpa bukti adanya inflamasi akut sekitar 2mg L. Konsentrasi CRP meningkat
secara cepat melebihi 100 mikrogramL dari nilai median normal 0,58 mikrogrammL 24-48 jam setelah operasi elektif. Terdapat peningkatan
yang cepat dari CRP dari kadar yang normal yaitu 1 mgmL sebanyak 3000 kali sebagai respon pada injuri jaringan akut, inflamasi atau infeksi.
Kadar CRP dalam plasma serum meningkat pada beberapa kondisi. Kadar CRP juga merupakan prediktor resiko infark miokard atau kejadian
vaskuler. Kadar CRP juga memprediksi resiko stroke dan aterosklerosis perifer.
CRP merupakan tanda awal aterosklerosis dengan berbagai mekanisme:
Universitas Sumatera Utara
a Pengeluaran Reactive Oxygen Species ROS, CRP mengaktifkan komplemen, platelet dan induksi ekspresi sitokin pada monosit. Aktivasi
komplemen, faktor aktivasi platelet dan sitokin menstimulasi leukosit untuk menghasilkan ROS. CRP juga meningkatkan pertumbuhan ROS oleh
monosit dan neutrofil secara langsung. ROS juga menunjukkan inisiasi dan mempertahankan aterosklerosis.
b Meningkatkan ekspresi adhesi molekul, CRP meningkatkan ekspresi vaskuler sel adhesi molekul-1 VCAM-, ICAM-1 dan E-selectin di sel
endotel dari vena umbilikal dan arteri koroner. CRP meningkatkan sekresi MCP-1 oleh sel endotel vena umbilikal.
c Pembentukan sel foam. Serum CRP memperantarai pengambilan LDL ke dalam makrofag menjadi bentuk sel foam. d Destabilisasi plak. CRP
telah menunjukkan destabilisasi plak aterosklerosis. e Pembentukan PAI- 1 Plasminogen Activator Inhibitor-1 . Prasad K, 2006, Clearfield MB,
2005
5. EFEK ASPIRIN DAN SIMVASTATIN TERHADAP KADAR C-