Untuk mendapatkan makanan dan minuman yang terjamin baik segi kualitas maupun kuantitas diperlukan adanya tindakan, diantaranya adalah sanitasi makanan dan minuman.
Makanan dan minuman yang sehat akan membuat tubuh menjadi sehat namun makanan yang sudah terkontaminasi dapat menyebabkan penyakit. Dengan demikian makanan dan minuman
yang dikonsumsi haruslah terjamin baik dari segi kualitas maupun segi kuantitasnya Ismunandar, 2010.
2.9. Prinsip Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman
Pengertian dari prinsip hygiene sanitasi makanan dan minuman adalah pengendalian terhadap empat faktor yaitu tempat, peralatan, orang dan bahan makanan. Selain itu terdapat
enam prinsip santasi makanan dan minuman yaitu Depkes RI, 2004.
2.10. Teori Perubahan Perilaku
Menurut teori Lawren Green, perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yakni:
a. Faktor faktor predisposisi Predisposing factor
Faktor-faktor ini mencakup : pengetahuan dan sikap masyarakat tentang kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem
nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. Untuk berperilaku kesehatan misalnya: pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil diperlukan pengetahuan
dan kesadaran ibu tersebut tentang manfaat periksa hamil, baik bagi kesehatan ibu sendiri dan janinnya. Disamping itu, kadang-kadang kepercayaan, tradisi dan sistem nilai masyarakatjuga
dapat mendorong atau menghambat ibu untuk periksa hamil. Misalnya orang hamil tidak boleh disuntik, karena suntikan bisa menyebabkan anak cacat. Faktor-faktor ini terutama yang positif
mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering disebut faktor pemudah Soekidjo, 2003.
Universitas Sumatera Utara
b. Faktor-faktor Pemungkin enabling factor
Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya: air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja,
ketersediaan makanan yang bergizi, dan sebagainya. Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dan
lain-lain. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan maka faktor-faktor ini disebut faktor pendukung atau faktor pemungkin Soekidjo,
2003.
c. Faktor-faktor Penguat reinforcing faktor.
Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, petugas kesehatan termasuk juga di sini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat bukannya perlu pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja,
melainkan diperlukan perilaku contoh acuan dari para tokoh yang dianggap berpengaruh di masyarakat, lebih-lebih petugas kesehatan. Disamping itu, undang-undang juga diperlukan untuk
memperkuat perilaku masyarakat tersebut. Seperti perilaku periksa hamil, serta kemudahan memperoleh fasilitas periksa hamil, juga diperlukan peraturan atau perundang-undangan yang
mengharuskan ibu hamil melakukan periksa hamil Soekidjo, 2003.
Universitas Sumatera Utara
2.11. Teori Simpul