Faktor Yang Berhubungan Dengan Pedagang Minuman Dalam Memilih Jenis Es Batu Di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012

(1)

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEDAGANG MINUMAN DALAM MEMILIH JENIS ES BATU DI PASAR TRADISIONAL SENTRAL KOTA MEDAN

TAHUN 2012

SKRIPSI

OLEH :

NIM : 081000019 MEGAWATI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013


(2)

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEDAGANG MINUMAN DALAM MEMILIH JENIS ES BATU DI PASAR TRADISIONAL SENTRAL KOTA MEDAN

TAHUN 2012

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh

NIM : 081000019 MEGAWATI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PEDAGANG MINUMAN DALAM MEMILIH JENIS ES BATU DI PASAR TRADISIONAL SENTRAL KOTA MEDAN TAHUN 2012

Nama Mahasiswa : Megawati Nomor Induk Mahasiswa : 081000019

Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat Peminatan : Kesehatan Lingkungan Tanggal Lulus : 27 Agustus 2013

Disahkan Oleh Komisi Pembimbing

Pembimbing I PembimbingII

(DR.dr.Wirsal Hasan,MPH) (

NIP. 19491119 1987 1 001 NIP. 195804041987021001 dr. Surya Dharma, MPH)

Medan, 26 September 2013 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

NIP. 196108311989031001 Dr. Drs. Surya Utama, MS


(4)

ABSTRAK

Air sangat berperan dalam mempengaruhi kesehatan manusia, karena dapat menjadi media penularan berbagai macam penyakit. Oleh karena itu air yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari harus dilindungi dari pencemaran terutama untuk minum. Es merupakan jenis minuman jajanan yang digemari masyarakat Es batu merupakan air yang dibekukan, yang didinginkan di bawah 0 °C. Es batu digunakan sebagai pelengkap minuman atau sebagai bahan tambahan minuman. Es batu ada beberapa jenis salah satunya es batu balok dan es batu Kristal.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berbuhungan dengan pedagang minuman dalam memilih jenis es batu di pasar Sentral Kota Medan.

Penelitian ini bersifat Analitik. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 94 orang dengan sampel 48 orang. Sampel diambil dengan menggunakan teknik systematic random sampling.

Dari penelitian ini diketahui bahwa persentase tingkat pendidikan responden SD 4,2%, SMP 12,5%, SMA 75,0%, PT 8,3%. Responden yang menggunakan es batu Kristal 60,4% dan es batu balok 39,6%. Responden yang memiliki pengetahuan baik sebesar 81,3%, responden yang memiliki sikap dengan kategori baik sebesar 52,1%, responden yang memiliki tindakan baik sebesar 75,0%. Ada hubungan pendidikan dengan jenis es batu yang digunakan α (0,076 < 0,1) berarti Ho ditolak, ada hubungan pengetahuan dengan es batu yang digunakan α (0,001< 0,1) berarti Ho ditolak, ada hubungan sikap dengan jenis es batu yang digunakan α (0,004 < 0,1) berarti Ho ditolak, ada hubungan tindakan dengan jenis es batu yang digunakan α (0,001 < 0,1) berarti Ho ditolak.

Diharapkan para pedagang minuman yang masih menggunakan es batu balok agar tidak menggunakan es batu balok lagi.


(5)

ABSTRACT

Water highly an important role in influencing human health, because it can be a medium of transmission of various diseases. therefore water is used to meet the needs of daily that must be protected from pollution especially it for drinking. Ice is kind of snacks were popular community drink Ice cubes were frozen water, which is cooled below 0 ° C. Ice cubes were used as a complement or an additive beverage drinks. There were several types of ice cubes one ice block and ice crystals.

The purpose of this study was to determine the factors relate with beverage vendors in selecting the type of ice cubes in the central market of Medan.

This research is Analytical . Population in this study were 94 people with 48 samples. Sample were taken by using systematic random sampling.

Of this research note that the percentage of respondents elementary education level by 4.2%, 12.5% junior high, high school 75.0%, 8.3% PT. Respondents using the ice crystals were 60.4% and 39.6% ice beam. Respondents who had a good knowledge of 81.3%, of respondents who had a good attitude to the category of 52.1%, of respondents who had a good measure of 75.0%. There is a relation between education and type of ice that used α (0.076 <0.1) means that Ho is rejected, there is a relationship of knowledge with ice cubes used α (0.001 <0.1) means that Ho is rejected, there is a relationship with the kind of attitude that used ice cubes α (0.004 <0.1) means that Ho is rejected, no relation to the type of action used ice cubes α (0.001 <0.1) means that Ho is rejected.

Traders expected the drinks were still using ice blocks that do not use ice beam again.


(6)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEDAGANG MINUMAN DALAM MEMILIH JENIS ES BATU DI PASAR TRADISIONAL SENTRAL KOTA MEDAN TAHUN 2012”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagAi pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada

1. Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ir. Evi Naria, MKes selaku Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. DR.dr.Wirsal Hasan, MPH selaku Dosen Pembimbing I (satu) yang telah banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis sampai skripsi ini dapat diselesaikan. 4. dr. Surya Dharma, MPH selaku pembimbing II (dua) yang telah banyak membantu dan

meluangkan waktu serta dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ir. Erna Mutiara,Mkes, selaku dosen pembimbing akademik penulis, yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis selama di perkuliahan.


(7)

6. Pegawai Perpustakaan FKM ( Ibu Lili, Kak Juli, Kak Koto dan Fadil “pegawai dadakan”), banyak kesan mengenal kalian. terima kasih atas segala bantuan dan motivasi di berikan.

7. Terkhusus kepada papa dan mama ku tersayang, orang yang selalu membangkitkan semangat dan inspirasiku. terimaksih atas doa, kasih sayang, serta dukungan moril maupun materil yang telah papa mama berikan setiap saat.

8. Kakak – kakak ku dan adikku terimakasih atas dukungan dan doanya.

9. Seluruh sahabat dan pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan banyak bantuan, dorongan dan motivasi bagi penulis sampai akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan sehinggga membutuhkan banyak masukan dan kritikan dari berbagai pihak yang sifatnya membangun dalam memperkaya materi skripsi ini. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan berguna bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Medan, 28 Agustus 2013


(8)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Megawati

Tempat/Tanggal Lahir : Medan / 10 Maret 1990

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin

Anak ke : 4 dari 5 bersaudara

Alamat Rumah : Jl. Nuri 13 no.115 Perumnas Mandala Medan Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 145611 Bangun Purba, Mandailing Natal : 1996 - 2002 2. SMP Swasta YPI Nurul Ilmi Padang Sidempuan : 2002 - 2005 3. SMA Swasta YPI Nurul Ilmi Padang Sidempuan : 2005 - 2008 4. Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) USU : 2008 - 2012 Riwayat Organisasi

1. Panitia Hari Besar Islam (PHBI) FKM USU : 2008 – 2009 2. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) FKM USU : 2009 - 2011


(9)

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN...i ABSTRAK ...ii ABSTRACT...iii KATA PENGANTAR...iv RIWAYAT HIDUP...v DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL...vii DAFTAR LAMPIRAN...viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. ... 1

1.2. Rumusan Masalah. ... 6

1.3. Tujuan. ... 6

1.3.1 Tujuan Umum. ... 6

1.3.2. Tujuan Khusus. ... 6

1.4. Manfaat Penelitian. ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air. ... 8

2.1.1. Pengertian Air. ... 8

2.2.2. Kegunaan Air... ... 8

2.2. Air Minum. ... 9

2.2.1. Pengertian Air Minum. ... 9

2.2.2. Kualitas Air Minum. ... 11

2.2.3. Standar Air Minum. ... 12

2.3. Hubungan Air Dengan Kesehatan. ... 15

2.4. Pengertian Es Batu. ... 18

2.4.1. Sumber Bahan Es Batu. ... 19

2.5. Pencemaran Air. ... 20

2.5.1. Pengertian Pencemaran Air... 20

2.5.2. Faktor yang mempengaruhi Pencemaran Air. ... 20

2.5.3. Bakteri E_Coli sebagai Indikator Pencemaran Air. ... 21

2.6. Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman. ... 23

2.7. Prinsip Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman. ... 24

2.8. Teori Perubahan Prilaku. ... 24

2.9. Teori Simpul. ... 26

2.10.Kerangka Konsep. ... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian... 29

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian. ... 29

3.2.1. Lokasi Penelitian. ... 29

3.2.1. Waktu Penelitian. ... 29

3.3. Populasi dan Sampel. ... 29

3.3.1. Populasi. ... 29


(10)

3.4. Metode Pengumpulan Data. ... 30

3.5. Variabel dan Defenisi Operasional. ... 30

3.5.1. Variabel Independen. ... 30

3.5.2. Variabel Dependen... 31

3.6. Metode Pengukuran ... 31

3.6.1. Aspek Pengukuran Variabel Bebas (Independen) ... 31

3.6.2. Aspek Pengukuran Variabel Terikat (Dependen) ... 33

3.7. Teknik Analisa Data. ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Hasil Penelitian Univariat ... 35

4.1.1. Pendidikan... 35

4.1.2. Jenis Es Batu... 35

4.1.3. Pengetahuan ... 36

4.1.4. Sikap... 39

4.1.5. Tindakan ... 42

4.2. Analisa Bivariat... 44

4.2.1. Hubungan Pendidikan dalam memilih Jenis es batu ... 45

4.2.2. Hubungan Sikap dalam memilih Jenis es batu ... 46

4.2.3. Hubungan Tindakan dalam memilih Jenis es batu ... 47

BAB V PEMBAHASAN 5.1.Distribusi Responden ... 49

5.2.Faktor yang mempengaruhi pedagang ... 50

5.2.1 Faktor Pendidikan ... 50

5.2.2 Faktor Pengetahuan ... 50

5.2.3 Faktor Sikap ……… 52

BAB VI KESIMPILAN DAN SARAN 6.1.Kesimpulan ... 54

6.2.Saran ... 54 DAFTAR PUSTAKA


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.: Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Pedagang Minuman yang Menggunakan Es Batu di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012… 35 Tabel 4.2.: Distribusi Responden Berdasarkan jenis es btau Pedagang Minuman yang

Menggunakan Es Batu di Pasar Tradisional SentralKota Medan Tahun 2012…..35 Tabel 4.3.: Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pedagang Minuman yang

Menggunakan Es Batu di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012….36 Tabel 4.4.: Kategori Pengetahuan Responden tentang Pedagang Minuman yang

Menggunakan Es Batu di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012….39 Tabel 4.5.: Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Pedagang Minuman yang Menggunakan Es Batu di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012……….40 Tabel 4.6.: Kategori Sikap Responden tentang Pedagang Minuman yang Menggunakan Es

Batu di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012 ……….41 Tabel 4.7.: Distribusi Responden Berdasarkan Pernyataan Tindakan tentang Pedagang

Minuman yang Menggunakan Es Batu di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012………..………..….42 Tabel 4.8.: Kategori Tindakan Responden tentang Pedagang Minuman yang Menggunakan Es Batu di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012……….35 Tabel 4.9.: Pengaruh Pendidikan terhadap Jenis Es Batu yang digunakan Pedagang Minuman Di Pasar Tradisional Sentarl Kota Medan Tahun 2012………..44 Tabel 4.10.: Pengaruh Pengetahuan terhadap Jenis Es Batu yang digunakan Pedagang

Minuman Di Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2012………..………..45 Tabel 4.11.: Pengaruh sikap terhadap Jenis Es Batu yang digunakan Pedagang Minuman Di

Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2012………...46 Tabel 4.12.: Pengaruh Tindakan terhadap Jenis Es Batu yang digunakan Pedagang Minuman


(12)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Lampiran 2. Master Data Penelitian Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian


(13)

ABSTRAK

Air sangat berperan dalam mempengaruhi kesehatan manusia, karena dapat menjadi media penularan berbagai macam penyakit. Oleh karena itu air yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari harus dilindungi dari pencemaran terutama untuk minum. Es merupakan jenis minuman jajanan yang digemari masyarakat Es batu merupakan air yang dibekukan, yang didinginkan di bawah 0 °C. Es batu digunakan sebagai pelengkap minuman atau sebagai bahan tambahan minuman. Es batu ada beberapa jenis salah satunya es batu balok dan es batu Kristal.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berbuhungan dengan pedagang minuman dalam memilih jenis es batu di pasar Sentral Kota Medan.

Penelitian ini bersifat Analitik. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 94 orang dengan sampel 48 orang. Sampel diambil dengan menggunakan teknik systematic random sampling.

Dari penelitian ini diketahui bahwa persentase tingkat pendidikan responden SD 4,2%, SMP 12,5%, SMA 75,0%, PT 8,3%. Responden yang menggunakan es batu Kristal 60,4% dan es batu balok 39,6%. Responden yang memiliki pengetahuan baik sebesar 81,3%, responden yang memiliki sikap dengan kategori baik sebesar 52,1%, responden yang memiliki tindakan baik sebesar 75,0%. Ada hubungan pendidikan dengan jenis es batu yang digunakan α (0,076 < 0,1) berarti Ho ditolak, ada hubungan pengetahuan dengan es batu yang digunakan α (0,001< 0,1) berarti Ho ditolak, ada hubungan sikap dengan jenis es batu yang digunakan α (0,004 < 0,1) berarti Ho ditolak, ada hubungan tindakan dengan jenis es batu yang digunakan α (0,001 < 0,1) berarti Ho ditolak.

Diharapkan para pedagang minuman yang masih menggunakan es batu balok agar tidak menggunakan es batu balok lagi.


(14)

ABSTRACT

Water highly an important role in influencing human health, because it can be a medium of transmission of various diseases. therefore water is used to meet the needs of daily that must be protected from pollution especially it for drinking. Ice is kind of snacks were popular community drink Ice cubes were frozen water, which is cooled below 0 ° C. Ice cubes were used as a complement or an additive beverage drinks. There were several types of ice cubes one ice block and ice crystals.

The purpose of this study was to determine the factors relate with beverage vendors in selecting the type of ice cubes in the central market of Medan.

This research is Analytical . Population in this study were 94 people with 48 samples. Sample were taken by using systematic random sampling.

Of this research note that the percentage of respondents elementary education level by 4.2%, 12.5% junior high, high school 75.0%, 8.3% PT. Respondents using the ice crystals were 60.4% and 39.6% ice beam. Respondents who had a good knowledge of 81.3%, of respondents who had a good attitude to the category of 52.1%, of respondents who had a good measure of 75.0%. There is a relation between education and type of ice that used α (0.076 <0.1) means that Ho is rejected, there is a relationship of knowledge with ice cubes used α (0.001 <0.1) means that Ho is rejected, there is a relationship with the kind of attitude that used ice cubes α (0.004 <0.1) means that Ho is rejected, no relation to the type of action used ice cubes α (0.001 <0.1) means that Ho is rejected.

Traders expected the drinks were still using ice blocks that do not use ice beam again.


(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menurut WHO (1992), sehat dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik , mental, sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Sedangkan menurut Undang - Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan , kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik , mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003 Tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan, pada pasal 1 menyebutkan Hygiene Sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mugkin menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Penanganan makanan jajanan adalah kegiatan yang meliputi pengadaan, penerimaan bahan makanan, pencucian, peracikan, pembuatan, pengubahan bentuk, pewadahan, penyimpanan, pengangkutan, penyajian makanan atau minuman.

Menurut Notoatmodjo (2003), menyatakan bahwa Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang sangat komplek yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan itu sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri tapi harus dilihat dari seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah sehat-sakit atau kesehatan tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun masyarakat untuk hal ini Hendrik L. Blum menggambarkan bahwa status kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor yaitu keturunan, pelayanan kesehatan, lingkungan dan perilaku.


(16)

Menurut Depkes RI, 2009 upaya kesehatan merupakan setiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan maupun terorganisasi dalam segala bentuk dan tahapan pembangunan kesehatan dalam rangka membantu mempercepat pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Air sangat berperan dalam mempengaruhi kesehatan manusia, karena dapat menjadi media penularan berbagai macam penyakit. Oleh karena itu air yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari harus terhindar dari pencemaran dan khususnya untuk penyediaan air minum harus memenuhi persyaratan yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan R.I Nomor : 416/Menkes/Per/IX/1990, tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air.

Es batu merupakan air yang dibekukan, yang didinginkan di bawah 0 °C. Es batu digunakan sebagai pelengkap minuman atau sebagai bahan tambahan minuman. Studi di beberapa negara menunjukkan bahwa es batu yang digunakan dalam makanan dan minuman yang dibuat pabrik es mengandung Escherichia coli,dan baktericoliform. Kehadiran kuman-kuman tersebut disebabkan rendahnya kualitas sumber air atau kurangnya higiene dalam pembuatan dan pengelolaan (Anonim, 2005). Salah satu contoh es dari delapan China Buffet (rumah makan prasmanan) mengandung positif bakteri E. coli yang merupakan bakteri coliform spesifik penyebab penyakit gastrointestinal (Segall, 2008). dianapolis Weather (WTHR) mengumpulkan sampel es dari 25 bar dan restoran terkenal, kemudian menganalisisnya di laboratorium. Hasil yang didapat menunjukkan 13 dari 25 bar dan restoran yang diuji, satu


(17)

sampel es mengandung bakteri coliform (Segall, 2008). Sebanyak 87,2% air yang digunakan untuk memproduksi es positif terkontaminasi E.coli dalam kadar yang jauh melebihi ambang batas yang diperkenankan, sedangkan produksi es yang terkontaminasi mencapai 46,4% (Taniawati, 2001). Tes laboratorium mikrobiologi oleh badan POM dengan es balok yang dicairkan juga dilakukan di Jakarta. Publikasi di media elektronik melaporkan adanya pencemaran bakteri E .coli dalam es batu yang diproduksi dan dijual.

Minuman merupakan air yang dapat langsung diminum. Agar minuman dapat berfungsi sebagaimana mestinya maka perlu diperhatikan kualitas minuman melalui ketersediaan zat-zat gizi yang terkandung didalamnya dan bebas dari cemaran mikroba. Minuman yang terkontaminasi oleh mikroorganisme akan mengakibatkan gangguan kesehatan karena mikroorganisme tersebut dapat memproduksi racun yang dapat menyebabkan timbulnya suatu penyakit (Mulia, 2005).

Hygiene sanitasi minuman yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menyebabkan minuman terkontaminasi. Untuk mendapatkan makanan dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan maka perlu diadakan pengawasan terhadap hygiene sanitasi makanan dan minuman yang diutamakan pada usaha yang bersifat umum seperti restoran, rumah makan, ataupun pedagang kaki lima mengingat bahwa makanan dan minuman merupakan media yang potensial dalam penyebaran penyakit (Depkes RI, 2004).

Minuman dan makanan jajanan merupakan minuman dan makanan yang diolah oleh pengrajin minuman dan makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai minuman dan makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan oleh jasa boga, rumah makan atau restoran, dan hotel (Depkes RI, 2003).


(18)

Makanan dan minuman jajanan ini masih mengandung resiko yang cukup potensial menyebabkan terjadinya penyakit atau ganguan kesehatan. Oleh karena itu, makanan dan minuman jajanan yang kita konsumsi haruslah terjaga kebersihannya.

Salah satu jenis minuman jajanan yang beredar di masyarakat adalah berbagai jenis es yang memakai es batu. Es merupakan jenis minuman jajanan yang digemari masyarakat. Harga yang relatif murah dan keberadaannya yang mudah dijangkau membuat banyak orang tertarik untuk mengkonsumsinya, apalagi pada saat cuaca panas.

Umumnya pedagang es menjajakan dagangannya di pinggir-pinggir jalan raya, pasar tradisional dan sekolah-sekolah. Tempat penjualan yang tidak terkoordinir dan tidak menetap menyebabkan dagangan yang dijual tidak memenuhi syarat kesehatan. Kondisi yang demikian memungkinkan es dapat tercemar. Pencemaran juga dapat terjadi pada semua tahap proses produksi yang dilalui baik pada proses pengolahan hingga penyajian ke tangan konsumen.

Sejauh ini, hampir semua kalangan hanya menyoroti masalah minuman-minuman yang mengandung alkohol, suplemen berbahaya, zat warna, serta unsur-unsur lain yang membahayakan tubuh saja. Dan melupakan bahaya bahan minuman serta bahan pendingin minuman yang kelihatannya putih bersih dan menyegarkan. yang biasa di campurkan dalam minuman-minuman, hampir dapat dipastikan penyegar minuman ini selalu disediakan di warung pinggir jalan sampai di restoran siap saji. Penyegar minuman yang putih bersih ini adalah es batu. Apakah kita pernah berfikir, bagaimana dan air apa es batu itu di produksi oleh pabriknya. Dan apa bahaya yang ditimbulkan bila kita campurkan ke minuman lalu kita minum.

Melalui survei pendahuluan es batu balok yang beredar di pasar-pasar tradisional kota medan berasal dari Pabrik es batu balok yang berada di Pelabuhan Belawan. Dalam proses pengolahannya pihak pabrik mengambil air dari air laut yang umumnya pabrik pembuatan es


(19)

batu balok berada di dekat laut lalu disaring dan dijernihkan kemudian dibekukan dalam bentuk cetakan balok. Jelas bahwa es batu balok tidak layak dikonsumsi karena tidak memenuhi syarat kualitas air minum. Es batu balok diperuntukan hanya untuk pengawetan hasil tangkapan nelayan dan pendingin dalam makanan atau minuman dalam kemasan tetapi faktanya sekarang es batu balok dikonsumsi sebagai es batu dalam minuman. Air yang tidak dimasak atau air mentah mudah tercemar oleh berbagai macam mikroorganisme seperti Bakteri Escherichia coli.

Bakteri merupakan salah satu zat pencemar yang berpotensi dalam kerusakan makanan dan minuman. Pada suhu dan lingkungan yang cocok, satu bakteri akan berkembang biak lebih dari 500.000 sel dalam 7 jam dan dalam 9 jam telah berkembang menjadi 2.000.000 sel, kemudian dalam 12 jam sudah menjadi 1.000.000.000 sel. Karena pertumbuhannya yang sangat cepat, maka kemungkinan untuk menjadi penyebab penyakit besar sekali. Bakteri Escherichia coli yang terdapat pada makanan atau minuman yang masuk kedalam tubuh manusia dapat menyebabkan penyakit seperti tifoid, kolera, disentri, gastroenteritis, diare dan berbagai penyakit saluran pencernaan lain (Nurwantoro, 1997). Namun bakteri ini secara relatif mudah dibunuh dengan pemanasan yaitu akan mati pada suhu 60ºC selama 30 menit (Depkes RI, 1991).

Berdasarkan penelitian Rajagukguk (2008) diketahui bahwa kandungan E. coli dalam dalam es batu di pasar Kota Medan tidak memenuhi persyaratan kualitas bakteriologis air minum. Sebab dari 10 sampel yang diuji, hanya satu sampel yang tidak mengandung E. coli dalam es batu. Dari penelitian lain yang dilakukan Misbah (2008) pada minuman jagung mendapatkan 3 sampel (30%) tidak memenuhi syarat kesehatan karena mengandung E. coli.

Menurut Bastian (2003) menemukan minuman jajanan yaitu es cendol dan sirup yang dijual di pasar pagi kota Bireuen (Aceh Utara) positif terkontaminasi Salmonella sp. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboraturium, 4 dari 15 sampel (26,6 %) positif mengandung Salmonella sp.


(20)

Sub Direktorat Surveilans Departemen Kesehatan tahun 1990-1994 melaporkan demam tifoid rata-rata 395 kasus per 10.000 penduduk sedangkan dari rumah sakit dan pusat kesehatan, data penyakit demam tifoid juga meningkat dari 92 kasus pada tahun 1994 menjadi 125 kasus pada tahun 1996 per 100.000 penduduk. Angka kematian demam tifoid di beberapa daerah adalah 2-5%. Untuk itu diagnosis dini demam tifoid perlu segera ditegakkan (Muliawan et al, 1999).

Menurut survei pendahuluan yang dilakukan bahwa masih banyak pedagang minuman yang menggunakan es batu balok, padahal jelas bahwa es batu balok tidak layak untuk dikonsumsi. Sehingga timbul pertanyaan faktor apa saja yang berhubungan dengan pedagang minuman dalam memilih es batu.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka peneliti ingin mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan pedagang minuman dalam memilih es batu di pasar tradisional sentral kota medan tahun 2012.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pedagang minuman dalam memilih jenis es batu di pasar tradisional sentral kota medan tahun 2012.

1.3.2 Tujuan khusus

Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pedagang minuman berdasarkan tingkat pendidikan.


(21)

2. Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pengetahuan pedagang minuman dalam memilih jenis es batu.

3. Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan sikap pedagang minuman dalam memilih jenis es batu.

4. Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan tindakan pedagang minuman dalam memilih jenis es batu.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi instansi terkait untuk peningkatan pengawasan terhadap kesehatan makanan dan minuman yang dijual pedagang.

2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat tentang keamanan dalam memilih es batu dalam minuman es.

3. Untuk menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air

2.1.1 Pengertian Air

Air secara kimiawi yang mempunyai formula (H2O) yang merupakan gabungan dua atom hidrogen dengan 1 atom oksigen. Air dapat ditemukan dalam fase padat, cair, dan gas. Pada tekanan atmosfer (76 cm - Hg) air menjadi padat bila didinginkan sampai OoC dan mendidih pada 100oC. Dalam keadaan murni air bersifat netral. Air dapat melarutkan berbagai zat. Air itu sendiri terpecah menjadi unsur – unsur hidrogen dan oksigen pada suhu 2500oC. ahli kebersihan melihat dari sudut lain dia hanya mempunyai perhatian dari bentuk cair dari air. Cairan itu harus diangkut dari sumbernya ketempat yang memerlukannya seperti kerumah, kantor, pabrik dan tempat- tempat lain yang memerlukan air. Air harus bebas dari dari berbagai macam bakteri yang berbahaya, air harus tidak berwarna, relatif tidak berbau dan cukup lunak atau bebas dari garam – garam mineral (Pandia Setiaty dkk, 1995).

2.1.2 Kegunaan Air

Air merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup yakni manusia, hewan serta tumbuh – tumbuhan. Manfaat air bermacam – macam misalnya untuk minum, untuk pembawa zat makanan pada tumbuhan, zat pelarut, pembersih dan sebagainya. Oleh karena itu penyediaan air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia untuk kelangsungan hidupnya dan menjadi faktor penentu dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia. Air yang bersih mutlak diperlukan, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit, terutama penyakit – penyakit pada pencernaan (Pandia Setiaty dkk, 1995).

Peningkatan kualitas air minum dengan proses pengolahan terhadap air yang akan digunakan sebagai air minum dengan mutlak diperlukan, terutama apabila air tersebut berasal


(23)

dari air permukaan. Proses pengolahan yang dimaksud dapat dimulai dari yang sangat sederhana sampai yang rumit dan lengkap, sesuai dengan tingkat pencemaran air tersebut dan pemanfaatannya. Semakin tercemar air tersebut maka akan semakin rumit pula tingkat pengolahan yang dibutuhkan yang berarti akan semakin banyak pula teknik yang diperlukan untuk mengolah air tersebut. Maka proses pengolahan air menjadi pertimbangan yang utama untuk menentukan apakah sumber tersebut dapat dipakai sebagai sumber persediaan air atau tidak bagi kebutuhan tertentu (Pandia Setiaty dkk, 1995).

Peningkatan kualitas air merupakan syarat kedua setelah kualitas air. Semakin maju tingkat kehidupan masyarakat maka akan semakin tinggi pula tingkat kebutuhan air masyarakat tersebut. Menurut WHO, jumlah air yang harus dipenuhi untuk dapat mencapai syarat kesehatan adalah 84,4 liter perhari. Kebutuhan air tersebut cukup untuk memenuhi keperluan kesehatan, minum, memasak dan mencuci.

2.2 Air Minum

2.2.1 Pengertian Air Minum

Menurut Depkes RI, 2002. Air Minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum. Bagi manusia, air minum adalah salah satu kebutuhan utama. Seperti telah diuraikan terdahulu, manusia menggunakan air untuk berbagai keperluan seperti mandi, cuci, produksi pangan, papan dan sandang. Mengingat bahwa berbagai penyakit dapat dibawa oleh air kepada manusia pada saat manusia memanfaatkannya, maka tujuan utama penyediaan air minum / bersih bagi masyarakat adalah mencegah penyakit bawaan air.

Di Indonesia penyediaan air bersih telah mulai diperbaiki sejak pelita I perbaikan ini dimulai dengan liputan. Indonesia memulainya dengan melakukan rehabilitasi fasilitas yang ada, dan kemudian dilakukan pembangunan fasilitas baru.sampai tahun 1990, penyediaan air bersih


(24)

(PAB) dikelola oleh dua Departemen utama, yakni Departemen pekerjaan umum untuk masyarakat perkotaan dan Departemen Kesehatan untuk masyarakat daerah pedesaan. Namun, sejak pelita ke V semua urusan konstruksi dan teknis PAB menjadi tanggung jawab Departemen pekerjaan umum, sedangkan Departemen kesehatan meningkatkan kualitas manusia pemanfaat PAB. Laporan resmi pada akhir Pelita IV tentang liputan masyarakat dengan PAB menyebutkan bahwa liputan PAB diperkotaan mencapai 65% dan dipedesaan mencapai 30% . karena penduduk pedesaan merupakan 70% dari seluruh penduduk Indonesia, maka liputan PAB diseluruh Indonesia hanya mencakup 44% saja. Sedangkan liputan untuk sanitasi adalah 31% diperkotaan dan 25% dipedesaan, sehingga liputan sanitasi untuk seluruh Indonesia adalah 26,8%. Evaluasi dampak kesehatan dari usaha disektor ini selama kurun waktu 1969 – 1990 menunjukkan bahwa liputan PAB dan Sanitasi (PAB&S) terus naik, akan tetapi insiden penyakit bawaan air juga naik (Juli Soemirat Slamet,1994).

Penyediaan air bersih, selain kuantitasnya, kualitasnya pun harus memenuhi standar yang berlaku. Untuk ini perusahaan air minum, selalu memeriksa kualitas airnya sebelum didistribusikan pada konsumen, karena air baku belum tentu memenuhi standard, maka sering kali dilakukan pengelolahan air untuk memenuhi standard air minum. Tergantung kualitas air bakunya, pengelolahan air minum dapat sangat sederhana sampai sangat kompleks. Apabila air bakunya baik, maka mungkin tidak diperlukan pengelohan sama sekali. Apabila hanya ada kontaminasi kuman maka desinfeksi saja sudah cukup. Dan apabila air baku semakin jelek kualitasnya maka pengelohan harus lengkap, yakni melalui proses koagulasi, sedimentasi, filtrasi, dan desinfeksi. Ataupun mungkin diperlukan suatu pra pengolahan seperti pra-khlorinasi, aerasi, dan seterusnya (Juli Soemirat Slamet,1994).


(25)

.2.2 Kualitas Air Minum

Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak bewarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Air minumpun seharusnya tidak mengandung kuman pathogen dan segala makhluk yang membahayakan kesehatan manusia. Tidak mengandung zat kimia yang dapat mengubah fungsi tubuh dan dapat merugikan secara ekonomis. Air minum seharusnya tidak korosif, tidak meninggalkan endapan pada seluruh jaringan distribusinya. Pada hakikatnya, tujuan ini dibuat untuk mencegah terjadinya serta meluasnya penyakit bawaan air (water-borne diseases).

Atas dasar pemikiran tersebut dibuat standar air minum yaitu suatu peraturan yang memberi petunjuk tentang konsentrasi berbagai parameter yang sebaiknya diperbolehkan ada didalam air minum agar tujuan PAB dapat tercapai. Standar sedemikan akan berlainan dari Negara ke Negara, tergantung pada keadaan sosio-kulturar termasuk kemajuan teknologi suatu Negara. Untuk Negara berkembang seperti Indonesia, perlu didapatkan cara-cara pengelolahan air yang relative murah (teknologi tepat guna), sehingga kualitas air yang dikonsumsi masyarakat dapat dikatakan baik atau memenuhi standar internasional tetapi terjangkau oleh masyarakatnya. Hal ini penting karena syarat air minum ini merupakan salah satu syarat dasar untuk dapat menarik wisatawan dari mancanegara. Akan tetapi dari manapun asalnya suatu standar parameternya selalu dibagi kedalam beberapa bagian antara lain :Parameter fisik, parameter kimia, parameter biologis dan parameter radiologis (Juli Soemirat Slamet, 1994).

2.2.3 Standar Air Minum

Di Indonesia standar air minum yang berlaku dibuat pada tahun 1975 yang kemudian diperbaiki pada tahun 1990. Menurut berbagai pihak yang berwenang masih banyak penyediaan air minum yang tidak dapat memenuhi standar tersebut, baik karena keterbatasan pengetahuan, teknologi sosial, ekonomi ataupun budaya. Dengan sendirinya, dapat diharapkan bahwa penyakit


(26)

bawaan air di Indonesia masih terdapat banyak dan tergolong salah satu dari sepeluh penyakit utama. Penyakit bawaan air ini tidak saja disebabkan oleh air minum yang tidak memenuhi standar tetapi dipengaruhi pula oleh berbagai faktor sebagai berikut :

1. Air buangan yang lebih berbahaya tetapi tidak dikelola, sehingga meskipun air memenuhi standard tetapi penyakit bawaan air masih akan tetap banyak.

2. Air minum yang bersih sering kali perlu ditampung dirumah ataupun diangkut dari kran umum kerumah. Maka apabila wadah air ini tidak bersih atau mudah terkontaminasi, maka air yang telah aman atau sehat akan menjadi berbahaya kembali.

Atas dasar pemikiran tersebut dibuat standar air minum, yaitu peraturan tentang berbagai parameter yang diperbolehkan dalam air minum. Standar kualitas air minum biasanya berbeda pada setiap Negara, tergantung pada keadaaan sosial kultural termasuk kemajuan teknologi suatu Negara. Kualitas air yang digunakan sebagai sumber air minum sebaiknya memenuhi persyaratan baik secar fisik, kimia dan biologis sesuai dengan standar mutu air minum menurut Permenkes RI nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum.

1. Secara Fisik

Kualitas air yang baik secara fisik adalah sebagai berikut :

a. Tidak bewarna : Sumber air minum harus jernih, air yang bewarna berarti mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan. Kadar warna yang diperbolekan adalah tidak lebih dari 15 TCU.

b. Temperaturnya normal

Air yang baik seharusnya memiliki temperatus yang sama dengan udara yaitu sekitar 20 – 26oC. air memiliki perbedaan temperature mencolok biasanya mengandung zat-zat


(27)

tertentu atau memungkinkan terjadinya proses yang menghasilkan atupun menyerap energi dalam air. Suhu yang diperbolehkan adalah lebih kurang 3oC dari suhu udara. c. Rasanya tawar

Rasa asam, pahit, manis maupun asin didalam air menggambarkan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin biasanya saja disebabkan oleh garam-garaman dan rasa asam biasanya disebabkan oleh adanya asam organik dan asam anorganik.

d. Tidak berbau

Air yang baik tidak berbau apapun, air yang berbau busuk mengindikasikan bahwa air tersebut mengandung bahan organik yang sedang diuraikan oleh mikro organisme.

e. Jernih atau tidak keruh

Air yang baik tidak mengandung partikel-partikel koloid yang menyebabkan air menjadi keruh. Angka kekeruhan yang diperbolehkan tidak boleh lebih dari 5 NTU.

f. Tidak mengndung zat padatan.

Air minum yang baik tidak boleh mengandung zat padatan, meskipun air itu secara kasat mata nampak jernih. Karena saat air di masak sampai mendidih, zat padatan tersebut akan larut dan menurunkan kualitas air minum. Total zat padatan yang diperbolehkan tidak lebih dari 500mg/liter (Kusnaedi, 2010).

b. Pesyaratan kimia a. pH netral

air minum yang baik harus memiliki pH netral, jika pH ari rendah maka air akan bersifat asam, demikian sebaliknya jika pH air tinggi maka air akan bersifat basah. pH yang diperbolehkan adalah 6,5 – 8,5.


(28)

c. Tidak mengandung garam atau ion-ion logam seperti Alumunium (kadar maksimalnya 0,2 mg/I), Besi (kadar maksimalnya 0,3 mg/I), mangan (kadar maksimalnya 0.4 mg/I), Tembaga (kadar maksimalnya 2 mg/I), Merkuri (kadar maksimalnya 0,001 mg/I), Seng (kadar maksimalnya 3 mg/I).

d. Tidak mengandung bahan organik

Kandungan bahan-bahan organik pada air minum dapat membahayakan kesehatan.

3. Persyaratan Mikrobiologis

- Tidak mengandung bakteri pathogen, misalnya bakteri golongan coli (kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 0), salmonella typhi, vibrio cholera.

- Tidak mengandung kuman-kuman non pathogen, seperti actinomycetes, phytoplankton coliform, dadocera.

2.3 Hubungan Air Dengan Kesehatan

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor : 20 Tahun 1990, air di golongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu :

1. Golongan A : Air yang dapat dipergunakan sebagsai Air baku untuk minum.

2. Golongan B : Air yang dapat dipergunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.

3. Golongan C : Air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan. 4. Golongan D : Air yang dapat dipergunakan sebagai keperluan pertanian dan dapat di

manfaatkan untuk usaha perkotaan, industry dan pembangkit tenaga air.

Untuk kelangsungan hidup manusia air sangat dibutuhkan terutama air minum. Air yang memenuhi syarat kesehatan tentunya memberi manfaat yang sangat tidak ternilai. Akan tetapi air yang dikonsumsi oleh masyarakat masih banyak yang belum memenuhi syarat-syarat kesehatan


(29)

yang telah ditetapkan, sehingga pada akhirnya air tersebut bukan memberi manfaat akan tetapi justru menimbulkan kerugian bagi kesehatan.

Penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui air dapat dikelompokan menjadi 4 (empat) kategori yaitu (Kusnoputranto, 2000) :

1. Water Borne Disease

Adalah penyakit yang ditularkan langsung melalui air minum, dimana kuman pathogen terdapat di dalam air minum. Di antara penyakit-penyakit tersebut adalah penyakit kolera, penyakit typoid, penyakit hepatitis, infektiosa, penyakit disentri, dan penyakit gastroenteritis.

2. Water Washed Disease

Adalah penyakit yang disebabkan karena kekurangsan air untuk pemeliharaan hygiene perorangan. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh cara penularan dan dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) yaitu ;

a. Penyakit infeksi saluran pencernaan, misalnya diare. Penyakit dalam kelompok ini serupa dengan yang terdapat dalam water borne disease yaitu kolera, typoid, hepatitis. Berjangkitnya penyakit ini erat dengan tersedianya air untuk makan, minum, dan memasak, serta untuk kebersihan alat-alat makan.

b. Penyakit kulit dan selaput lender. Penyakit yang termasuk golongan ini antara kain penyakit infeksi fungsi pada kulit, penyakit conjunctivitis(trachoma). Berjangkitnya penyakit ini sangat erat dengan kurangnya penyediaan air bersih untuk hygiene perorangan.


(30)

c. Penyakit infeksi yang di timbulkan oleh insekta parasit pada kulit dan selaput lendir. Insekta penyakit akan sangat mudah berkembang biak dan menimbulkan penyakit bila kebersihan umum tidak terjamin.

3. Water Base Disease

Adalah penyakit yang ditularkan oleh bibit penyakit yang sebahagian siklus hidupnya berada di air seperti Schistosomiasis. Larva Schistosomiasis hidup di dalam air. Setelah waktunya larva ini akan mengubah bentuk menjadi Curcuma dan dapat menembus kaki manusia yang berada di dalam air tersebut. Air ini sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia seperti mandi, mencuci, menangkap ikan dan sebagainya.

4. Water Related Insecta Vectors

Adalah penyakit yang ditularkan melalui vektor yang hidupnya tergantung pada air, misalnya malaria, demam berdarah, filariasis, yellow fever, dan lain sebagainya. Nyamuk sebagai vector penyakit akan berkembang biak dengan mudah, bila di lingkunganya banyak genangan-genangan air seperti gentongan air, pot, kaleng-kaleng bekas dan sebagainya sebagai tempat perindukannya.

2.4 Pengertian Es batu

Kata es diambil darijs” yang artinya beku, karena di Indonesia tidak dijumpai es secara alami. D Wikipedia, 2010).

Es batu adalah air yang membeku. Pembekuan ini terjadi bila air didinginkan dibawah 00C (273,150K, 320F) pada tekanan atmosfer standard. es dapat dibentuk pada suhu yang lebih


(31)

tinggi dengan tekanan yang lebih tinggi juga, dan air akan tetap sebagai cairan atau gas sampai -300C pada tekanan yang lebih rendah (Wikipedia, 2010).

Es batu juga merupakan komponen utama dalam pembuatan minuman dingin dengan fungsi memberikan rasa segar pada minuman, mengingat suhu di Indonesia yang cukup tinggi 30 derajat Celsius permintaan akan minuman dingin yang bercampur es cukup tinggi, hampir 70% penujualan minuman adalah minuman dalam keadaan dingin. Sebagai komponen utama minuman dingin es juga ikut mnentukan apakah minuman tersebut layak dikonsumsi atau tidak. Bila es yang digunakan higineis maka minuman dingin yang dihasilkan pun higienis.

Pembuatan es batu dari air mentah akan tampak berwarna putih karena masih banyak gas yang terperangkap di dalamnya. Biasanya, es batu yang dibuat dari air mentah adalah es batu balok. Es ini jelas-jelas tidak baik dikonsumsi, terlebih lagi jika airnya diambil dari air sungai atau laut yang tercemar. Es dari air matang akan terlihat bening karena gas di dalam air terlepaskan ketika proses perebusan. Bahaya pembuatan es batu dari air mentah yaitu dalam air mentah ada banyak jenis bakteri salah satunya adalah bakteri E-Coli dan Salmonella.

Menurut Syamsir, 2010 menyatakan bahwa pembekuan didasarkan pada dua prinsip, yaitu :

1.Suhu yang sangat rendah menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan memperlambat aktifitas enzim dan reaksi kimiawi.

2. Pembentukan kristal es yang menurunkan ketersediaan air bebas didalam pangan sehingga pertumbuhan mikroorganisme terhambat.

2.4.1. Sumber Bahan Baku Es Batu

Menurut SNI 01-4872.1-2006, sumber bahan baku es batu adalah: 1. Air yang berasal dari perusahaan air minum (PDAM)


(32)

2. Air tanah 3. Perairan umum

4. Air laut yang tidak tercemar dan telah mengalami perlakuan sehingga memenuhi persyaratan mutu air minum.

2.5 Proses pembuatan es batu balok

Proses pembuatan es batu balok berada di pabrik di sebelah pelabuhan belawan, sumber air berasal dari air laut yang berada dekat pabrik lalu diolah dan dicetak dalam bentuk balok . 2.6 Jenis Es Batu

1. Es batu Kristal 2. Es batu balok

2.7 Pencemaran Air

2.7.1. Pengertian pencemaran air

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan no.173/Menkes/VII/77 Pencemaran air adalah suatu peristiwa masuknya zatt ke dalam air yang mengakibatkan kualitas (mutu) air tersebut menurun sehingga dapat menggangu atau membahayakan kesehatan masyarakat (Mukono, H.J., 2006).

Menurut Peraturan Pemerintah RI no.20 tahun 1990 Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air menurun sampai ketingkat tertentu yang membahayakan, yang mengakibatkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Mukono, H.J., 2006).

2.7.2. Beberapa faktor yang mempengaruhi Pencemaran air a. Mikroorganisme

Salah satu indikator bahwa air tercemar adalah adanya mikroorganisme pathogen dan non pathogen didalamnya. Danau atau sungai yang terkontaminasi/tercemar mempunyai spesies


(33)

mikroorganisme yang berlainan dari air yang bersih. Air yang tercemar umumnya mempunyai kadar bahan organik yang tinggi sehingga pada umumnya banyak mengandung mikroorganisme heterotropik. Mikroorganisme heterotropik akan menggunkan bahan organic tersebut untuk metabolism, misalnya bakteri coliform.

b. Curah hujan

Curah hujan di suatu daerah akan menentukan volume dari badan air dalam rangka mempertahankan efek pencemaran terhadap setiap bahan buangan didalamnya.

c. Kecepatan aliran air

Bila suatu badan memiliki aliran yang cepat, maka keadaan itu dapat memperkecil kemungkinan timbulnya pencemaran air karena bahan polutan dalam air akan lebih cepat terdispersi (Mukono, H.J., 2006).

2.7.3 Bakteri Escherichia coli sebagai indikator pencemaran air

Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang tergolong koliform dan hidup secara normal di dalam kotoran manusia maupun hewan. E.coli juga bisa menjadi kuman opurtunis yang banyak ditemukan di dalam usus besar manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat menyebabkan infeksi primer pada usus misalnya diare pada anak dan transveler diarrhea. Klasifikasi ilmiah

1. Superdomain : Phylogenetica

2. Filum : Proteobacteria

3. Kelas : Gamma Proteobacteria

4. Ordo : Enterobacteriales

5. Famili : Enterobacteriaceae


(34)

7. Spesies : Escherichia coli

Escherichia coli bersifat gram negatif berbentuk batang dan tidak membentuk spora. Escherichia coli mempunyai ukuran panjang 2,0-6,0 nm, tersusun tunggal, berpasangan. E.coli tumbuh pada suhu udara 10-40C, dengan suhu optimum 37C. pH optimum pertumbuhannya adalah 7,0-7,5. Bakteri ini sangat sensitif terhadap panas dan dapat diinaktifkan pada suhu pasteurisasi (Supardi, 1999).

Escherichia terdiri dari spesies yaitu : Escherichia coli dan Escherichia hermanii. Escherichia coli merupakan bakteri yang berbentuk batang pendek (kokobasil) gram negatif, tidak berkapsul, umumnya mempunyai fimbiria dan bersifat motile. Escherichia coli mempunyai ukuran panjang 2,0-6,0 μm dan lebar 1,1 -1,5 μm, tersusun tunggal, berpasangan dengan flagella peritikus (Supardi, 1999). Escherichia coli mempunyai antigen O, H dan K. Pada saat ini telah ditemukan : 150 tipe antige O, 90 tipe antigen K dan 50 tipe antigen H. Antigen K dibedakan lagi berdasarkan sifat-sifat fisiknya menjadi 3 tipe yaitu : L, A dan B. Escherichia coli memiliki waktu generasi yang cukup singkat yaitu berkisar 15-20 menit (Depkes RI, 1991).

Escherichia coli yang pada umumnya menyebabkan penyakit diare di seluruh dunia. Penyakit lain yang disebabkan oleh E.coli adalah:

1. Infeksi saluran kemih mulai dari cystisis sampai pyelonephritis, E.coli merupakan penyebab lebih dari 85% kasus.

2. Pneumonia, E.coli menyebabkan 50% kasus. 3. Meningitis pada bayi baru lahir.

4. Infeksi luka terutama luka di dalam abdomen.

Escherichia coli menyebabkan penyakit pada manusia yang disebut. Ada empat golongan penyebab penyakit pada manusia yaitu:


(35)

1. Entero Phatogenic Escherichia coli (EPEC) adalah penyebab penting diare pada bayi. Akibat dari infeksi EPEC adalah diare cair, yang biasanya sembuh sendiri tetapi dapat juga bersifat kronik.

2. Entero Toxigenic Escherichia coli (ETEC) yang mampu menghasilkan enterotoksin dalam usus kecil dan menyebabkan penyakit seperti kolera. Waktu inkubasi penyakit ini berkisar 8-24 jam dengan gejala diare, muntah-muntah, dehidrasi serupa dengan kolera.

3. E.coli Enterohemoragic (EHEC) menghasilkan verotoksin. EHEC berhubungan dengan kolitis hemoragik, bentuk diare yang berat, dan dengan sindroma uremia hemolitik.

4. Entero Invasive Escherichia coli (EIEC) dimana sel-sel Escherichia coli mampu menembus dinding usus dan menimbulkan kolitis (radang usus besar) atau gejala seperti disentri. Waktu inkubasi 8-44 jam (rata-rata 26 jam) dengan gejala demam, sakit kepala, kejang perut dan diare berdarah.

2.8. Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman

Menurut Adam (2004), Makanan dan minuman merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh mahluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan dan minuman penting baik untuk mempertahankan kehidupan. Makanan dan minuman memberikan energi dan bahan – bahan yang diperlukan untuk membangun dan mengganti jaringan, untuk bekerja dan untuk mempertahankan tubuh dari penyakit.

Hygiene sanitasi makanan dan minuman adalah upaya untuk mengendalikan faktor tempat, peralatan, orang (penjamah), dan makanan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau keracunan makanan (Depkes RI, 2004). Sanitasi makanan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk kebersihan dan keamanan makanan agar tidak menimbulkan bahaya keracunan dan penyakit pada manusia (Budiman, 2007).


(36)

Untuk mendapatkan makanan dan minuman yang terjamin baik segi kualitas maupun kuantitas diperlukan adanya tindakan, diantaranya adalah sanitasi makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang sehat akan membuat tubuh menjadi sehat namun makanan yang sudah terkontaminasi dapat menyebabkan penyakit. Dengan demikian makanan dan minuman yang dikonsumsi haruslah terjamin baik dari segi kualitas maupun segi kuantitasnya (Ismunandar, 2010).

2.9. Prinsip Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman

Pengertian dari prinsip hygiene sanitasi makanan dan minuman adalah pengendalian terhadap empat faktor yaitu tempat, peralatan, orang dan bahan makanan. Selain itu terdapat enam prinsip santasi makanan dan minuman yaitu (Depkes RI, 2004).

2.10. Teori Perubahan Perilaku

Menurut teori Lawren Green, perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yakni: a. Faktor faktor predisposisi (Predisposing factor)

Faktor-faktor ini mencakup : pengetahuan dan sikap masyarakat tentang kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. Untuk berperilaku kesehatan misalnya: pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut tentang manfaat periksa hamil, baik bagi kesehatan ibu sendiri dan janinnya. Disamping itu, kadang-kadang kepercayaan, tradisi dan sistem nilai masyarakatjuga dapat mendorong atau menghambat ibu untuk periksa hamil. Misalnya orang hamil tidak boleh disuntik, karena suntikan bisa menyebabkan anak cacat. Faktor-faktor ini terutama yang positif mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering disebut faktor pemudah (Soekidjo, 2003).


(37)

b. Faktor-faktor Pemungkin (enabling factor)

Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya: air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi, dan sebagainya. Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dan lain-lain. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan maka faktor-faktor ini disebut faktor pendukung atau faktor pemungkin (Soekidjo, 2003).

c. Faktor-faktor Penguat (reinforcing faktor).

Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, petugas kesehatan termasuk juga di sini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat bukannya perlu pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh yang dianggap berpengaruh di masyarakat, lebih-lebih petugas kesehatan. Disamping itu, undang-undang juga diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut. Seperti perilaku periksa hamil, serta kemudahan memperoleh fasilitas periksa hamil, juga diperlukan peraturan atau perundang-undangan yang mengharuskan ibu hamil melakukan periksa hamil (Soekidjo, 2003).


(38)

2.11. Teori Simpul

Gambar 1 : Diagram Skematik Patogenesis Penyakit Simpul 1 : Sumber penyakit

Sumber penyakit adalah titik mengeluarkan atau mengemisikan agent penyakit. Agent penyakit adalah komponen lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan penyakit melalui kontak secara langsung atau melalui media perantara (yang juga komponen lingkungan).

Simbul 2 : Media transmisi Penyakit

Komponen lingkungan yang dapat memindahkan agent penyakit pada hakikatnya hanya ada 5 komponen lingkungan yang lazim kita kenal sebagai media penyakit, yaitu : udara, air, tanah/pangan, binatang/serangga, manusia/langsung. Media trsmisi tidk akan memiliki potensi penyakit kalau didalamnya tidak mengandung bibit penyakit atau agent penyakit.

Simpul 3 : Perilaku Pemajanan

Agent penyakit dengan atau tanpa menumpang komponen lingkungan lain,masuk ke dalam tubuh melalui satu proses yang kita kenal sebagai proses hubungan interaktif. Hubungan interaktif antara komponen lingkungan dengan penduduk berikut perilakunya dapat diukur dalam

Komponen Lingkungan

Masyarakat Sehat/Sakit Sumber

Penyakit


(39)

konsep yang disebut sebagai perilaku pemajanan yaitu jumlah kontak antara manusia dengan komponen lingkungan yang mengndung potensi bahaya penyakit.

Simpul 4 : Kejadian Penyakit

Kejadian penyakit merupakan outcome hubungan interaktif antara penduduk dengan lingkungan yang memiliki potensi bahaya gangguaun kesehatara. Seseorang dikatakan sakit kalau salah satu maupun bersama mengalami kelainan dibandingkan rata-rata penduduk lainnya (Achmadi, U.F., 2008).

2.12 . Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Faktor Independen

Faktor Dependen

Pada penelitian ini yang merupakan variabel independen adalah tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap dan tindakan pedagang minuman dalam memilih es batu di pasar tradisional Sentral kota Medan. Sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah pedagang minuman dalam memilih es batu di pasar tradisional Sentral kota Medan.

1. Pendidikan 2. Pengetahuan 3. Sikap 4. Tindaka

Pedagang minuman dalam memilih jenis es batu


(40)

2.13. Hipotesis Penelitian

Hipotesis Penelitian ini adalah :

1. Ha : Ada hubungan antara tingkat pendidikan dalam memilih es batu Ho : Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dalam memilih es batu 2. Ha : Ada hubungan antara pengetahuan dalam memilih es batu

Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan dalam memilih es batu 3. Ha : Ada hubungan antara sikap dalam memilih es batu

Ho : Tidak ada hubungan antara sikap dalam memilih es batu 4. Ha : Ada hubungan antara tindakan dalam memilih es batu


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah bersifat analitikyaitu untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pedagang minuman dalam memilihjenis es batu di pasar Tradisional Sentral Kota Medan tahun 2012.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di pasar Tradisional Sentral Kota Medan pada pedagang minuman yang menggunakan es batu. Adapun alasan memilih lokasi tersebut sebagai tempat penelitian karena :

1. Pasar Tradisional Sentral merupakan pasar di Kota Medanyang banyak dikunjungi masyarakat dari berbagai kalangan.

2. Belum pernah dilakukan penelitian terhadap pedagang minuman yang menggunakan es batu. 3. Hygine sanitasi tempat penjualan minuman masih sangat memprihatinkan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juli 2012 – Februari 2013

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang minuman yang menggunakan es batu di pasar Tradisional Sentral Kota Medan yang berjumlah 94 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari seluruh pedagang minuman yang menggunakan es batu di pasar tradisional sentral Kota Medan.


(42)

Perhitungan besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Taro Yamane sebagai berikut : (Notoatmodjo, 2005).

Rumus : � = N

1+N(d)2

� = 94

1+94(0,1x0,1)

n = 48,45

n = 48 responden Keterangan : N = Besar Populasi

n = Besar Sampel

d = Tingkat kepercayaan / ketetapan yang di inginkan (0,1) Dari rumus di atas, maka sampel yang dibutuhkan adalah 48 responden. b. Teknik Pengambilan Sampel

Adapun pengambilan sampel dilakukan dengan systematic random sampling.Cara pengambilan sampel adalah jumlah populasi 94 orang, sampel yang di inginkan adalah 48 orang maka intervalnya adalah 94/48 = 1,92 atau digenapkan menjadi 2.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data diperoleh dari hasil observasi langsung ke lokasi mengggunakan lembaran kuesioner kepada pedagang minuman yang menggunakan es batu.

3.5. Variabel dan Defenisi Operasional 3.5.1. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini meliputi: Jenis kelamin, Umur, Pendidikan, Pengetahuan, Sikap dan Tindakan.

1. Pedagang minuman adalah orang yang menjual minuman baik menggunakan es batu ataupun tidak di tiga pasar tradisional sentral kota medan.


(43)

2. Es batu adalah air yang dibekukan

3. Tingkat pendidikan adalah batas pendidikan tertinggi yang dilalui oleh pedagang. Dalam hal ini tingkat pendidikan yang dimaksud adalah tingkat pendidikan formal yaitu mulai dari SD, SMP, SMA, sampai perguruan Tinggi.

4. Pengetahuan adalah hasil dari tahu pedagang minuman dalam memilih jenis es batu di pasar tradisional sentral kota Medan dan upaya untuk mengendalikan faktor tempat, peralatan, orang (penjamah), dan makanan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

5. Sikap adalah tanggapan atau persepsi responden dalam memilih jenis es batu. 6. Tindakan adalah reaksi atau respon pedagang dalam memilih jenis es batu.

3.5.2. Variabel Dependen

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pedagang minuman dalam memilih jenis es batu.

3.6. Metode Pengukuran

3.6.1. Aspek Pengukuran Variabel Bebas (Independen) 1. Variabel Pendidikan

Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pendidikan responden dalam memilih jenis es batu diajukan satu butir pertanyaan berbentuk kuesioner. Penilaian terhadap jawaban responden dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika responden menjawab pendidikan SD (Sekolah Dasar), nilai 2 jika responden menjawab SMP (Sekolah Menengah Pertama), memberikan nilai 3 untuk responden yang menjawab SMA (Sekolah Menengah Atas) dan


(44)

memberikan nilai 4 kepada responden yang menjawab PT (Perguruan Tinggi). Tingkat pendidikan berdasarkan skala ordinal.

2.Variabel Pengetahuan

Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pengetahuan responden dalam memilih jenis es batu diajukan pertanyaan berbentuk kuesioner. Penilaian terhadap jawaban responden dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika reponden menjawab dengan benar, jika responden menjawab tidak benar maka diberikan nilai nol. Jika responden menjawab benar ≥ 7pertanyaan akan dikategorikan baik dan jika responden menjawab ≤ 6 pertanyaan akan dikategorikan tidak baik. Skala tingkat pengetahuan adalah skala ordinal.

3.Variabel Sikap

Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan sikap responden dalam memilih jenis es batu diajukan 10 butir pertanyaan berbentuk kuesioner. Penilaian dilakukan “Baik “ apabila responden menjawab “setuju” sebanyak ≥ 5, “tidak baik” apabila menjawab “tidak” sebanyak ≤ 5.

4. Variabel Tindakan

Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan tindakan responden dalam memilih jenis es batu diajukan 10 butir pertanyaan berbentuk kuesioner. Penilaian dilakukan “Baik” apabila menjawab “ya” sebanyak ≥ 5 dan “tidak baik” apabila menjawab “tidak” sebanyak ≤ 5. 3.7. Teknik Analisa Data

Data yang sudah terkumpul diolah dengan bantuan Program Analisa data Komputer, melalui tahapan editing, coding,entry data dan cleaning. Jenis analisis yang dilakukan adalah : 3.7.1 Analisis Univariat


(45)

Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi atau besarnya proporsi berdasarkan variabel yang diteliti.

3.7.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pedagang minuman dalam memilih jenis es batu di pasat Tradisional sentral Kota Medan dengan variabel bebas (Pendidikan, Pengetahuan, Sikap dan tindakan ) dan variabel terikat (Pedagang minuman dalam memilih jenis es batu). Untuk mengetahui ada tidaknya kemaknaan dilakukan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 90% (α = 0,1).


(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Luas wilayah Kelurahan Pusat pasar adalah 160 Ha. Kelurahan Pusat pasar termasuk Kecamatan Medan Kota dengan jarak ke Ibu Kota Propinsi sekitar 5 Kilometer. Lokasi penelitian yang penulis lakukan terletak di Jl. Pusat Pasar Medan Kota yang merupakan salah satu lingkungan dari dua belas lingkungan yang ada di kelurahan Pusat Pasar.

4.2. Hasil Penelitian Tentang Faktor yang berhubungan dengan Pedagang Minuman dalam memilih jenis Es Batu di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012 adalah sebagai berikut :

4.2.1.Pendidikan

Gambaran distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan dikategorikan menjadi tingkat pendidikan SD, SMP, SMA DAN PT (Perguruan Tinggi) pedagang minuman dalam memilih jenis es batu di pasar Tradisional Sentral Kota Medan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4..1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah Persentasi (%)

1. SD 2 4,2

2. SMP 6 12,5

3. SMA 36 75,0

4. PT 4 8,3

Total 48 100,0

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui tingkat Pendidikan pedagang minuman dalam memilih jenis es batu di pasar tradisional sentral kota Medan yaitu pendidikan yang terbanyak adalah pendidikan SMA sebanyak 36 orang (75,0 %) dan pendidikan yang sedikit adalah pendidikan SD sebanyak 2 orang (4,2 %).


(47)

4.2.2.Jenis Es Batu

Gambaran distribusi responden dalam memilih jenis es batu untuk minuman dikategorikan menjadi dua yaitu menggunakan es batu balok dan menggunakan es batu kristal dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Es Batu yang digunakan Di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012

No. Jenis Es Batu Jumlah Persentasi (%)

1. Balok 19 39,6

2. Kristal 29 60,4

Total 48 100,0

Berdasarkan Tabel 4.2. dapat diketahui jenis es batu yang digunakan pedagang minuman di pasar tradisional sentral kota Medan sebanyak 39,6 % sebagian besar adalah es batu balok dan 60,4 % adalah yang menggunakan es batu Kristal.

4.2.3 . Pengetahuan

Pertanyaan tentang pengetahuan mengenai Faktor yang berhubungan dengan Pedagang Minuman dalam memilih jenis Es Batu di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan yang dinyatakan kepada responden ada 15 pertanyaan. Distribusinya dapat dilihat pada tabel 4.3. sebagai berikut :

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Tentang Pengetahuan dalam memilih jenis Es Batu Di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012 N

o.

Pertanyaan Jumlah Persentase

(%) 1. Apa yang anda ketahui tentang es batu ?

a. Air yang dibekukan 47 97,9

b. Air ya.ng dingin 1 2,1

2. Menurut anda apa manfaat dari es batu ?

a. Agar minuman menjadi dingin dan segar 24 50,0

b. Agar minuman lebih awet/tahan lama 24 50,0


(48)

digunakan ?

a. Es batu Kristal 15 31,3

b. Es batu balok 33 68,8

4. Apa yang anda ketahui tentang es batu balok ?

a. Es batu yang mudah mencair 18 37,5

b. Es batu yang digunakan untuk pengawetan hasil tangkapan nelayan dan pendingin minuman dalam kemasan

30 62,5

5. Apa yang anda ketahui tentang es batu Kristal ?

a. Es batu yang tahan lama mencair 46 95,8

b. Es batu yang layak dikonsumsi 2 4,2

6. Menurut anda apa manfaat dari es batu balok ?

a. Membuat minuman lebih sehat 30 62,5

b. Agar hasil tangkapan nelayan tetap segar dan awet dan sebagai pendingin pada minuman dalam kemasan

18 37,5

7. Menurut anda apa manfaat dari es batu Kristal ?

a. Agar minuman tambah segar 23 47,9

b. Agar minuman tahan lama 25 52,1

8. Menurut anda bahan baku es batu balok berasal dari air apa ?

a. Dari air yang dimasak dahulu lalu dicetak

31 64,6

b. Dari air sumur/sungai/laut disekitar pabrik

17 35,4

9. Menurut anda bagaimana proses pembuatan/pengolahan es batu balok ?

a. Dimasak dahulu air tersebut sampai mendidih lalu dicetak berbentuk balok

24 50,0


(49)

dalam bentuk balok

10 Menurut anda bahaya apa yang terjadi apabila mengkonsumsi es batu balok ?

a. Sakit perut seperti diare 47 97,9

b. Perut terasa mual-mual seperti mau muntah

1 2,1

11 Apa yang anda ketahui tentang air minum ?

a. Air yang dimasak sampai mendidih atau air yang memenuhi syarat kualitas air minum

29 39,6

b. Air yang bersih yang dapat langsung diminum

19 60,4

12 Menurut anda air yang bagaimana yang memenuhi syarat sebagai air minum ?

a. Tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna

21 43,8

b. Jernih 27 56,3

13 Menurut anda es batu balok layak atau tidak dikomsumsi ?

a. Layak karena merupakan es batu 32 66,7

b. Tidak layak karena merupakan es batu yang hanya untuk pengawetan saja

16 33,3

14 Menurut anda mengapa es batu yang untuk dikonsumsi harus memenuhi syarat sebagai air minum ?

c. Karena es batu tersebut tercampur minuman yang langsung diminum

30 62,5

d. Karena es batu juga termasuk air minum

18 37,5

15 Menurut anda apakah yang menjadi alasan para pedagang menggunakan es batu balok ?

e. Harga yang murah 24 50,0


(50)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan yaitu tentang es batu ada 47 orang (97,9 %), yang mengetahui manfaat es batu ada 24 orang (50,0 %), yang mengetahui jenis es batu apa yang baik dikonsumsi ada 33 orang (68,8%), yang mengetahui tentang es batu balok ada 30 orang (62,5 %), yang mengetahui tentang es batu kristal ada 46 orang (95,8 %), yang mengetahui tentang manfaat es batu balok ada 30 orang (62,5 %), yang mengetahui manfaat es batu Kristal ada 25 orang (52,1 %), yang mengetahui bahan baku es batu balok ada 31 orang (64,6 %), yang mengetahui proses pengolahan es batu balok ada 24 orang (50,0 %), yang mengetahui bahaya mengkonsumsi es batu balok ada 47 orang (97,9 %), yang mengetahui tentang air minum ada 29 orang (60,4%), yang mengetahui air yang bagaimana memenuhi syarat sebagai air minum ada 27 0rang (56,3 %), yang mengetahui es batu balok layak tidak dikonsumsi ada 32 orang (66,7 %), yang mengetahui es batu yang untuk dikonsumsi harus memenuhi syarat sebagai air minum ada 18 orang (37,5 %), yang mengetahui apakah yang menjadi alasan para pedagang menggunakan es batu balok ada 24 orang (50,0 %).

Berdasarkan hasil yang telah dipaparkan di atas bahwa pengetahuan responden tentang pengetahuan dalam memilih jenis es batu, manfaat dan dampak cukup baik, dapat dilihat dari responden bisa menjawab sebagian besar pertanyaan dengan benar.

Berdasarkan penghitungan skor pengetahuan responden terhadap pedagang minuman dalam memilih jenis es batu di pasar Tradisional Kota Medan dapat dikategoikan baik dan tidak baik, Hasil penelitiannya dapat dilihat pada tabel 4.4. di bawah ini.

Tabel 4.4. Kategori Pengetahuan Responden dalam memilih jenis Es Batu Di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012

Kategori Pengetahuan Jumlah (orang) Persentase (%)

Baik 39 81,3

Tidak Baik 9 18,8


(51)

Tabel 4.4. Menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan dalam memilih jenis es batu di pasar Tradisional Kota Medan dengan kategori baik yaitu sebanyak 39 orang (81,3 %).

4.2.4. Sikap

Untuk mengetahui bagaimana gambaran sikap responden dalam memilih jenis es batu di pasar Tradisional Sentral Kota Medan, ada 10 pernyataan yang disediakan. Distribusinya dapat dilihat pada tabel 4.5. di bawah ini:

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap dalam memilih jenis Es Batu Di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012

No .

Sikap Setuju Tidak Setuju Jumlah

N % n % N %

1 Apakah anda setuju kalau pedagang minuman harus memilih es batu mana yang layak untuk dikonsumsi ?

45 93,8 3 6,3 48 100,0

2 Apakah anda setuju kalau minuman boleh ditambahkan es batu balok ?

18 37,5 30 62,5 48 100,0

3 Apakah anda setuju kalau es batu balok termasuk air minum ?

21 43,8 27 56,3 48 100,0

4 Apakan anda setuju kalau es batu balok tidak layak dikonsumsi ?

25 52,1 23 47,9 48 100,0

5 Apakah anda setuju kalau es batu balok hanya boleh digunakan untuk

pengawetan ?

24 50,0 24 50,0 48 100,0

6 Apakah anda setuju kalau es batu balok berasal dari air mentah yang kotor ?

21 43,8 27 56,3 48 100,0

7 Apakah anda setuju kalau es batu balok boleh diminum ?

27 56,3 21 43,8 48 100,0 8 Apakah anda setuju kalau es batu

Kristal lebih baik dikonsumsi daripada es batu balok ?

26 54,2 22 45,8 48 100,0

9 Apakah anda setuju kalau es batu balok berbahaya bagi kesehatan khususnya bagian pencernaan ?


(52)

10 Apakah anda setuju harus ada pengawasan terhadap pedagang minuman yang menggunakan es batu balok?

25 52,1 23 47,9 48 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang setuju kalau pedagang minuman harus memilih es batu mana yang layak untuk dikonsumsi ada 45 orang (93,8 %), yang setuju kalau minuman boleh ditambahkan es batu balok ada 18 orang (37,5 %), yang setuju kalau es batu balok termasuk air minum ada 21 orang (43,8 %), yang setuju kalau es batu balok tidak layak dikonsumsi ada 25 orang (52,1 %), yang setuju kalau es batu balok hanya boleh digunakan untuk pengawetan ada 24 orang (50,0 %), yang setuju kalau es batu balok berasal dari air mentah yang kotor ada 21 orang (43,8 %), yang setuju kalau es batu balok boleh diminum ada 27 orang (56,3 %), yang setuju kalau es batu Kristal lebih baik dikonsumsi dari pada es batu balok ada 26 orang (54,2 %), yang setuju kalau es batu balok berbahaya bagi kesehatan khususnya bagian pencernaan ada 22 orang (45,8 %), yang setuju harus ada pengawasan terhadap pedagang minuman yang menggunakan es batu balok ada 25 orang (52,1 %).

Bersadarkan penghitungan skor sikap responden tentang pedagang minuman yang menggunakan es batu di pasar Tradisional Kota Medan dapat dikategoikan baik dan tidak baik, Hasil penelitiannya dapat dilihat pada tabel 4.6. di bawah ini :

Tabel 4.6. Kategori Sikap Responden dalam memilih jenis Es Batu Di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012

Kategori sikap Jumlah (orang) Persentase (%)

Baik 25 52,1

Tidak Baik 23 47,9

Jumlah 48 100,0

Tabel 4.6. menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap dalam memilih es batu di pasar Tradisional Kota Medan dengan kategori baik yaitu sebanyak 25 orang (52,1 %).


(53)

4.1.5. Tindakan

Untuk mengetahui bagaimana gambaran tindakan responden dalam memilih jenis es batu di pasar Tradisional Sentral Kota Medan, ada 10 pernyataan yang disediakan. Distribusinya dapat dilihat pada tabel 4.7. di bawah ini:

Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan dalam memilih jenis Es Batu Di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012

N o

Tindakan Ya Tidak Jumlah

N % n % N %

1 Apakah anda memilih jenis es batu untuk dagangan anda ?

21 43,8 27 56,3 48 100,0

2 Apakah anda memperhatikan bahan baku dari es batu balok ?

29 60,4 19 39,6 48 100,0

3 Apakah anda pernah mnghindari penggunaan es batu balok ?

27 56,3 21 43,8 48 100,0

4 Apakah anda pernah memberitahu kepada konsumen bahwa es batu balok yang digunakan ?

17 35,4 31 64,6 48 100,0

5 apakah anda akan tetap menggunakan es batu yang layak untuk dikonsumsi?

32 66,7 16 33,3 48 100,0

6 Apakah anda pernah mencari alternatife lain untuk menggantikan es batu balok sebagai es batu?

44 91,7 4 8,3 48 100,0

7 Apakah anda meletakkan es batu balok ditempat yang bersih dan tertutup ?

44 91,7 4 8,3 48 100,0

8 Apakah anda menggunakan alat untuk mengambil es batu tersebut?

38 79,2 10 20,8 48 100,0

9 Apakah anda memilih jenis es batu yang layak untuk dikonsumsi?

38 79,2 10 20,8 48 100,0

10 Apakah anda lebih suka menggunakan es batu balok daripada es batu kristal?


(54)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memilih jenis es batu untuk dagangan ada 21 orang (43,8%), memperhatikan bahan baku dari es batu balok ada 29 orang (60,4%), pernah mnghindari penggunaan es batu balok ada 27 orang (56,3 %), pernah memberitahu kepada konsumen bahwa es batu balok yang digunakan ada 17 orang (35,4 %), akan tetap menggunakan es batu yang layak untuk dikonsums ada 32 orang (66,7 %), pernah mencari alternatife lain untuk menggantikan es batu balok sebagai es batu ada 44 orang (91,7 %), meletakkan es batu balok ditempat yang bersih dan tertutup ada 44 orang (91,7 %), menggunakan alat untuk mengambil es batu tersebut ada 38 orang (79,2 %), memilih jenis es batu yang layak untuk dikonsumsi ada 38 orang (79,2 %), lebih suka menggunakan es batu balok daripada es batu kristal ada 21 orang (43,8 %).

Bersadarkan penghitungan skor tindakan responden dalam memilih jenis es batu di pasar Tradisional Kota Medan dapat dikategoikan baik dan tidak baik, Hasil penelitiannya dapat dilihat pada tabel 4.8. di bawah ini :

Tabel 4.8. Kategori Tindakan Responden dalam memilih jenis Es Batu Di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012

Kategori tindakan Jumlah (orang) Persentase (%)

Baik 36 75,0

Tidak Baik 12 25,0

Jumlah 48 100

Tabel 4.8. Menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai sikap terhadap pedagang minuman yang menggunakan es batu di pasar Tradisional Kota Medan dengan kategori baik yaitu sebanyak 36 orang (75,0 %).

4.3. Analisa Bivariat

Untuk menganalisis hubungan antar variabel dalam penelitian ini dilakukan analisa bivariat dengan uji analisa Chi Square dengan derajat kepercayaan 90%. Variabel-variabel bebas tersebut meliputi : Pendidikan, Pengetahuan, Sikap dan Tindakan yang di analisa dapat ditunjukan pada tabel di bawah ini :


(55)

Tabel 4.9. Hubungan Pendidikan dalam memilih Jenis Es Batu yang digunakan Pedagang Minuman Di Pasar Tradisional Sentral Sentarl Kota Medan Tahun 2012

NO. Pendidikan Jenis Es Batu yang digunakan Total Kristal Balok

1. SD 2 0 2

2. SMP 1 5 6

3. SMA 24 12 36

4. PT 2 2 4

Total 29 19 48

p= 0,076

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 48 responden, 29 orang yang menggunakan es batu Kristal dengan pendidikan SD 2 orang, SMP 1 orang, SMA 24 orang dan PT 2 orang dan 19 responden yang menggunakan es batu balok dengan pendidikan SD tidak ada, SMP 5 orang, SMA 12 orang dan PT 2 orang.

Dari hasil uji statistik dengan uji analisa Chi square menunjukkan bahwa probabilitas lebih kecil dari α (0,076 < 0,1) berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada faktor hubungan tingkat pendidikan dalam memilih jenis es batu yang digunakan.

Tabel 4.10. Hubungan Pengetahuan dalam memilih Jenis Es Batu yang digunakan Pedagang Minuman Di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012

NO. Pengetahuan Jenis Es Batu yang digunakan Total Kristal Balok

1. Baik 29 10 39

2. Tidak Baik 0 9 9

Total 29 19 48

p= 0,001

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 48 responden, ada 29 orang yang berpengetahuan baik menggunakan es batu Kristal, 10 orang yang menggunakan es batu balok dengan total 39 orang dan yang berpengetahuan tidak baik menggunakan es batu Kristal 0 (tidak ada), 9 orang yang menggunakan es batu balok dengan total 9 orang.


(56)

Dari hasil uji statistik dengan uji analisa Chi square menunjukkan bahwa probabilitas lebih kecil dari α (0,001 < 0,1) berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada faktor hubungan pengetahuan dalam memilih jenis es batu yang digunakan.

Tabel 4.11. Hubungan sikap dalam memilih Jenis Es Batu yang digunakan Pedagang Minuman Di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012

NO. Sikap Jenis Es Batu yang digunakan Total

Kristal Balok

1. Baik 20 5 25

2. Tidak Baik 9 14 23

Total 29 19 48

p= 0,004

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 48 responden, ada 20 orang yang bersikap baik menggunakan es batu Kristal, 5 orang yang menggunakan es batu balok dengan total 25 orang dan yang bersikap tidak baik menggunakan es batu Kristal 9 orang, dan 14 orang yang menggunakan es batu balok dengan total 23 orang.

Dari hasil uji statistik dengan uji analisa Chi square menunjukkan bahwa probabilitas lebih kecil dari α (0,004 < 0,1) berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada faktor hubungan sikap dalam memilih jenis es batu yang digunakan.

Tabel 4.12. Hubungan Tindakan dalam memilih Jenis Es Batu yang digunakan Pedagang Minuman Di Pasar Tradisional Sentral Kota Medan Tahun 2012

NO. Tindakan Jenis Es Batu yang digunakan Total Kristal Balok

1. Baik 27 9 36

2. Tidak Baik 2 10 12

Total 29 19 48

p= 0,001

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 48 responden, ada 27 orang yang tindakannya baik menggunakan es batu Kristal, 9 orang yang menggunakan es batu balok dengan total 36


(57)

orang dan yang tindakannya tidak baik menggunakan es batu Kristal 2 orang, dan 10 orang yang menggunakan es batu balok dengan total 12 orang.

Dari hasil uji statistik dengan uji analisa Chi square menunjukkan bahwa probabilitas lebih kecil dari α (0,001 < 0,1) berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada faktor hubungan tindakan dalam memilih jenis es batu yang digunakan.


(58)

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dengan melalukan wawancara menggunakan kuesioner terhadap responden maka distribusi responden dapat diuraikan sebagai berikut, bahwa dari 48 responden yang menggunakan es batu Kristal sebanyak 29 orang (60,4 %) dan yang menggunakan es batu balok sebanyak 19 orang (39,6 %).

Berdasarkan hasil penelitian pada faktor Pendidikan menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah yang berpendidikan SMA (75,0 %), Pendidikan SMA sudah cukup mempunyai pengetahuan yang luas dan mudah untuk menerima pengetahuan yang baru, Pendidikan SMA umumnya mempunyai pengetahuan mengenai kesehatan kurang.

Hal ini menyebabkan tingkat pendidikan yang tinggi belum tentu tindakannya baik. Kebanyakan persepsi masyarakat umum menyatakan bahwa seseorang dengan tingkat pendidikan yang baik, selayaknya memiliki tindakan yang baik pula sehingga menjadi contoh atau panutan serta untuk membedakan diri dengan orang lain yang berpendidikan rendah.

5.2. Faktor faktor yang Mempengaruhi Pedagang Minuman Menggunakan es batu 5.2.1. Pendidikan

Tingkat Pndidikan adalah batas pendidikan tertinggi yang dilalui oleh pedagang. Dalam hal ini tingkat pendidikan yang dimaksud adalah tingkat pendidikan formal yaitu mulai dari SD, SMP, SMA dan PT .

Sesuai dengan konsep Green dalam Notoatmojo (2003) bahwa faktor perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3 faktor dan salah satunya adalah faktor predisposisi (predisposing faktor) yaitu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan, faktor ini lebih bersifat dari


(59)

dalam diri individu tersebut seperti kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan status sosial seseorang.

5.2.2. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu pedagang minuman yang menggunakan es batu di pasar tradisional Sentral Kota Medan dan upaya untuk mengendalikan faktor tempat, peralatan, orang (penjamah) serta makanan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

Berdasarkan hasil pengkategorian Faktor Pengetahuan terhadap pengetahuan responden diketahui bahwa secara umum sudah mempunyai pengetahuan yang baik tentang penggunaan es batu yaitu dari 48 responden, 39 orang (81,3 %) yang pengetahuannya baik dan 9 orang (18,8 %) yang pengetahuannya tidak baik. Pengetahuan yang baik karena dasar pendidikan yang baik dan karena akses informasi sekarang ini sangat mudah untuk didapatkan.

Hal ini dapat disebabkan pemahaman tentang penggunaan es batu dapat dipahami oleh responden secara responsive atau dipahami sebagai akibat dari aktivitas sehari-hari responden. Selusu (2005) menyatakan bahwa pengalaman adalah guru yang baik, seseorang dapat memutuskan boleh tidaknya melakukan suatu tindakan berdasarkan pengalamannya selama ini didukung oleh rasionalitas, jika rasionalitas seseorang tersebut mengatakan tindakan tersebut baik dan pengalaman juga menunjukkan hal tersebut berdampak baik maka otomatis seseorang akan melakukan tindakan tersebut, tidak terkecuali dalam hal penggunaan es batu.

Menurut Notoatmojo (2003) pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, pengetahuan itu sendiri mempunyai 6 tingkat yaitu : tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintetis dan evaluasi. Dari tingkatan – tingkatan tersebut dapat disimpulkan bahwa responden hanya berada pada tingkat pertama yaitu tahu dan responden


(1)

a. Air yang dimasak sampai mendidih atau air yang memenuhi syarat kualitas air minum

b. Air yang bersih yang dapat langsung diminum

13.Menurut anda air yang bagaimana yang memenuhi syarat sebagai air minum ? c. Tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna

d. Jernih

14.Menurut anda es batu balok layak atau tidak dikomsumsi ? c. Layak karena merupakan es batu

d. Tidak layak karena merupakan es batu yang hanya untuk pengawetan saja

15.Menurut anda mengapa es batu yang untuk dikonsumsi harus memenuhi syarat sebagai air minum ?

a. Karena es batu tersebut tercampur minuman yang langsung diminum b. Karena es batu juga termasuk air minum

16.Menurut anda apakah yang menjadi alasan para pedagang menggunakan es batu balok ? a. Harga yang murah

b. Lebih tahan lama mencair


(2)

NO. Pertanyaan Setuju Tidak setuju

1 Apakah anda setuju kalau pedagang minuman harus memilih es batu yang untuk layak dikonsumsi ? 2 Apakah anda setuju kalau minuman boleh

ditambahkan es batu balok ?

3 Apakah anda setuju kalau es batu balok termasuk air minum ?

4 Apakan anda setuju kalau es batu kristal layak dikonsumsi ?

5 Apakah anda setuju kalau es batu balok hanya boleh digunakan untuk pengawetan ?

6 Apakah anda setuju kalau es batu berasal dari air tidak dimasak ?

7 Apakah anda setuju kalau es batu balok boleh diminum ?

8 Apakah anda setuju kalau es batu Kristal lebih baik dikonsumsi daripada es batu balok ?

9 Apakah anda setuju kalau es batu balok berbahaya bagi kesehatan khususnya bagian pencernaan ? 10 Apakah anda setuju harus ada pengawasan terhadap


(3)

D. TINDAKAN

NO. Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah anda memilih jenis es batu untuk dagangan anda ?

2 Apakah anda memperhatikan bahan baku dari es batu ?

3 Apakah anda pernah mnghindari penggunaan es batu balok ?

4 Apakah anda memberitahukan kepada konsumen jenis es batu yang digunakan ? 5 apakah anda akan tetap menggunakan es batu

yang layak untuk dikonsumsi ?

6 Apakah anda pernah mencari alternatife lain untuk menggantikan es batu balok sebagai es batu ?

7 Apakah anda meletakkan es batu ditempat yang bersih dan tertutup ?

8 Apakah anda menggunakan alat untuk mengambil es batu tersebut ?

9 Apakah anda memilih jenis es batu yang layak untuk dikonsumsi ?

10 Apakah anda lebih suka menggunakan es batu balok daripada es batu kristal ?


(4)

Lampiran 2 :

Dokumentasi Penelitian


(5)

(6)