Standar Air Minum Air Minum .1 Pengertian Air Minum

.2.2 Kualitas Air Minum Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak bewarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Air minumpun seharusnya tidak mengandung kuman pathogen dan segala makhluk yang membahayakan kesehatan manusia. Tidak mengandung zat kimia yang dapat mengubah fungsi tubuh dan dapat merugikan secara ekonomis. Air minum seharusnya tidak korosif, tidak meninggalkan endapan pada seluruh jaringan distribusinya. Pada hakikatnya, tujuan ini dibuat untuk mencegah terjadinya serta meluasnya penyakit bawaan air water-borne diseases. Atas dasar pemikiran tersebut dibuat standar air minum yaitu suatu peraturan yang memberi petunjuk tentang konsentrasi berbagai parameter yang sebaiknya diperbolehkan ada didalam air minum agar tujuan PAB dapat tercapai. Standar sedemikan akan berlainan dari Negara ke Negara, tergantung pada keadaan sosio-kulturar termasuk kemajuan teknologi suatu Negara. Untuk Negara berkembang seperti Indonesia, perlu didapatkan cara-cara pengelolahan air yang relative murah teknologi tepat guna, sehingga kualitas air yang dikonsumsi masyarakat dapat dikatakan baik atau memenuhi standar internasional tetapi terjangkau oleh masyarakatnya. Hal ini penting karena syarat air minum ini merupakan salah satu syarat dasar untuk dapat menarik wisatawan dari mancanegara. Akan tetapi dari manapun asalnya suatu standar parameternya selalu dibagi kedalam beberapa bagian antara lain :Parameter fisik, parameter kimia, parameter biologis dan parameter radiologis Juli Soemirat Slamet, 1994.

2.2.3 Standar Air Minum

Di Indonesia standar air minum yang berlaku dibuat pada tahun 1975 yang kemudian diperbaiki pada tahun 1990. Menurut berbagai pihak yang berwenang masih banyak penyediaan air minum yang tidak dapat memenuhi standar tersebut, baik karena keterbatasan pengetahuan, teknologi sosial, ekonomi ataupun budaya. Dengan sendirinya, dapat diharapkan bahwa penyakit Universitas Sumatera Utara bawaan air di Indonesia masih terdapat banyak dan tergolong salah satu dari sepeluh penyakit utama. Penyakit bawaan air ini tidak saja disebabkan oleh air minum yang tidak memenuhi standar tetapi dipengaruhi pula oleh berbagai faktor sebagai berikut : 1. Air buangan yang lebih berbahaya tetapi tidak dikelola, sehingga meskipun air memenuhi standard tetapi penyakit bawaan air masih akan tetap banyak. 2. Air minum yang bersih sering kali perlu ditampung dirumah ataupun diangkut dari kran umum kerumah. Maka apabila wadah air ini tidak bersih atau mudah terkontaminasi, maka air yang telah aman atau sehat akan menjadi berbahaya kembali. Atas dasar pemikiran tersebut dibuat standar air minum, yaitu peraturan tentang berbagai parameter yang diperbolehkan dalam air minum. Standar kualitas air minum biasanya berbeda pada setiap Negara, tergantung pada keadaaan sosial kultural termasuk kemajuan teknologi suatu Negara. Kualitas air yang digunakan sebagai sumber air minum sebaiknya memenuhi persyaratan baik secar fisik, kimia dan biologis sesuai dengan standar mutu air minum menurut Permenkes RI nomor 492MENKESPERIV2010 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum. 1. Secara Fisik Kualitas air yang baik secara fisik adalah sebagai berikut : a. Tidak bewarna : Sumber air minum harus jernih, air yang bewarna berarti mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan. Kadar warna yang diperbolekan adalah tidak lebih dari 15 TCU. b. Temperaturnya normal Air yang baik seharusnya memiliki temperatus yang sama dengan udara yaitu sekitar 20 – 26 o C. air memiliki perbedaan temperature mencolok biasanya mengandung zat-zat Universitas Sumatera Utara tertentu atau memungkinkan terjadinya proses yang menghasilkan atupun menyerap energi dalam air. Suhu yang diperbolehkan adalah lebih kurang 3 o C dari suhu udara. c. Rasanya tawar Rasa asam, pahit, manis maupun asin didalam air menggambarkan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin biasanya saja disebabkan oleh garam-garaman dan rasa asam biasanya disebabkan oleh adanya asam organik dan asam anorganik. d. Tidak berbau Air yang baik tidak berbau apapun, air yang berbau busuk mengindikasikan bahwa air tersebut mengandung bahan organik yang sedang diuraikan oleh mikro organisme. e. Jernih atau tidak keruh Air yang baik tidak mengandung partikel-partikel koloid yang menyebabkan air menjadi keruh. Angka kekeruhan yang diperbolehkan tidak boleh lebih dari 5 NTU. f. Tidak mengndung zat padatan. Air minum yang baik tidak boleh mengandung zat padatan, meskipun air itu secara kasat mata nampak jernih. Karena saat air di masak sampai mendidih, zat padatan tersebut akan larut dan menurunkan kualitas air minum. Total zat padatan yang diperbolehkan tidak lebih dari 500mgliter Kusnaedi, 2010. b. Pesyaratan kimia a. pH netral air minum yang baik harus memiliki pH netral, jika pH ari rendah maka air akan bersifat asam, demikian sebaliknya jika pH air tinggi maka air akan bersifat basah. pH yang diperbolehkan adalah 6,5 – 8,5. b. Tidak mengandung bahan kimia beracun Universitas Sumatera Utara c. Tidak mengandung garam atau ion-ion logam seperti Alumunium kadar maksimalnya 0,2 mgI, Besi kadar maksimalnya 0,3 mgI, mangan kadar maksimalnya 0.4 mgI, Tembaga kadar maksimalnya 2 mgI, Merkuri kadar maksimalnya 0,001 mgI, Seng kadar maksimalnya 3 mgI. d. Tidak mengandung bahan organik Kandungan bahan-bahan organik pada air minum dapat membahayakan kesehatan. 3. Persyaratan Mikrobiologis - Tidak mengandung bakteri pathogen, misalnya bakteri golongan coli kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 0, salmonella typhi, vibrio cholera. - Tidak mengandung kuman-kuman non pathogen, seperti actinomycetes, phytoplankton coliform, dadocera.

2.3 Hubungan Air Dengan Kesehatan