Hubungan Prioritas Sebagai Metodologi Penelitian

Tabel 2.1 Skala Saaty Mulyono, 2004 Tingkat Kepentingan Definisi 1 Sama pentingnya dibanding yang lain 3 Moderat pentingnya dibanding yang lain 5 Kuat pentingnya dibanding yang lain 7 Sangat kuat Pentingnya dibanding yang lain 9 Ekstrim pentingnya dibanding yang lain 2, 4, 6, 8 Nilai di antara dua penilaian yang berdekatan c. Synthesis of Priority Synthesis of Priority dilakukan dengan menggunakan eigen vector method untuk mendapatkan bobot relatif bagi unsur-unsur pengambilan keputusan. d. Logical Consistency Konsistensi memiliki dua makna. Pertama adalah bahwa obyek-obyek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansinya. Kedua adalah tingkat hubungan antara obyek-obyek yang didasarkan pada kriteria tertentu.

2.1.2 Hubungan Prioritas Sebagai

Eigen Vector Mulyono 2004 menyatakan apabila elemen-elemen dari suatu tingkat dalam hirarki adalah 1 , 2 , 3 , … , dan bobot pengaruh mereka adalah 1 , 2 , 3 , … , yang menggambarkan hasil dari penilaian. Misalkan � = menunjukkan kekuatan jika dibandingkan dengan , maka matriks dari gabungan angka-angka � ini dinamakan matriks pairwise comparison matriks perbandingan berpasangan yang diberi simbol . Sesuai dengan landasan aksiomatik yang berlaku pada AHP, maka matriks perbandingan berpasangan merupakan matriks reciprocal , sehingga � = 1 � . Jika penilaian kita sempurna pada setiap perbandingan, maka � = � , � untuk semua , , dan matriks dinamakan konsisten. Universitas Sumatera Utara = 1 � 12 � 1 1 � 12 1 � 2 ⋱ 1 � 1 1 � 2 1 Gambar 2.2 Matriks Perbandingan Berpasangan Dengan demikian nilai perbandingan yang didapatkan dari pembuat keputusan berdasarkan penilaian pada gambar 2.2 yaitu � dapat dinyatakan kedalam bentuk sebagai berikut : � = ; , = 1, 2, 3, … , 2.1 Dari persamaan 2.1 diperoleh persamaan sebagai berikut : � ∙ = 1 ; , = 1, 2, 3, … , 2.2 Maka akan diperoleh : � ∙ ∙ 1 = =1 ; = 1, 2, 3, … , 2.3 � . = =1 ; = 1, 2, 3, … , 2.4 Persamaan 2.4 dalam bentuk matriks menjadi : = 2.5 Dalam teori matriks, diketahui bahwa merupakan eigen vector dari matriks dengan eigen value . Bila ditulis secara lengkap maka persamaan tersebut akan menjadi seperti berikut : Universitas Sumatera Utara 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 ⋱ 1 2 ∙ 1 2 = ∙ 1 2 Mulyono 2004, hal:337-338 menyatakan jika � tidak didasarkan pada ukuran pasti seperti 1 , 2 , 3 , … , tetapi pada penilaian subjektif, maka � akan menyimpang dari rasio yang sesungguhnya, dan akibatnya = tidak terpenuhi lagi. Tetapi dalam teori matriks dapat memberikan kemudahan kepada kita melalui dua hal: Pertama, jika = 1 , 2 , 3 , … , adalah angka-angka yang memenuhi persamaan = , dimana merupakan eigen value dari matriks , dan jika � = 1 untuk , maka : = =1 2.6 Jika = di penuhi, maka semua nilai eigen value sama dengan nol kecuali eigen value yang bernilai sebesar . Maka jelas dalam kasus konsistensi, n merupakan eigen value terbesar. Kedua, jika salah satu � dari matriks reciprocal berubah sangat kecil, maka eigen value juga berubah sangat kecil. Kombinasi keduanya menjelaskan bahwa jika diagonal matriks terdiri dari � = 1 dan jika konsisten, maka perubahan kecil pada � menahan eigen value terbesar � dekat ke dan eigen value sisanya dekat ke nol. Jika merupakan matriks perbandingan berpasangan, maka untuk memperoleh vektor prioritas harus dicari yang memenuhi : = � ∙ 2.7

2.1.3 Konsistensi Logis

Dokumen yang terkait

Analisis Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Fahp) Dalam Menentukan Posisi Jabatan

12 131 82

Perbandingan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Metode Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation (PROMETHEE) untuk Pemilihan Hardisk Eksternal

19 131 147

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

16 91 137

Analisis Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Berdasarkan Nilai Consistency Ratio

2 46 123

Penentuan Komoditas Unggulan Pertanian Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Pertanian Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

18 117 72

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Analisis Pemilihan Supplier Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) di PT. Indo CafCo

12 57 78

Studi Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dan Metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) Untuk Peningkatan Kualitas Layanan Di Rumah Sakit Bina Kasih Medan-Sunggal

4 41 149

Pendekatan Analytic Hierarchy Process (AHP) Dalam Pemilihan Supplier (Pemasok)

0 35 51

Eksposisi Analytic Hierarchy Process Dalam Riset Operasi: Cara Efektif untuk Pengambilan Keputusan

1 66 38