melakukan aktivitas menurunkan porsi utang yang lain, hanya jika mereka terpaksa melakukannya karena tidak punya dana internal atau jika tidak, mungkin memang
sengaja mencari keuntungan sendiri dengan mengorbankan kepentingan pemegang saham lama. Sebaliknya, pengumuman kenaikan porsi utang dapat diartikan sebagai
bukti bahwa perusahaan cukup yakin tentang peningkatan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba pada masa yang akan datang sehingga mereka berani
menaikkan porsi utangnya. Oleh karena itu, kenaikan porsi utang direspon positif oleh pasar.
3. Teori Signaling dan Model Asymmetric Information yang lain
Teori ini disusun berdasarkan ide bahwa manajer yang memiliki informasi yang bagus tentang perusahaan akan berusaha menyampaikan informasi tersebut kepada investor
luar agar harga saham perusahaan meningkat. Namun karena ada masalah asymmetric information, manajer tidak bisa hanya sekedar mengumumkan informasi bagus tersebut
karena bisa jadi manajer lain juga mengumumkan hal sama sehingga membuat investor luar jadi kurang percaya.
Perusahaan yang bagus kinerjanya dapat memberi sinyal berupa porsi hutang yang tinggi pada struktur modalnya. Perusahaan yang kurang bagus kinerjanya tidak
akan berani memakai hutang dalam jumlah besar karena jika itu dilakukan maka probabilitas kebangkrutannya akan tinggi. Investor akan dapat membedakan mana
perusahaan yang bagus kinerjanya dan mana yang kurang bagus kinerjanya dengan melihat struktur modal perusahaan tersebut dan investor akan memberi nilai yang lebih
tinggi pada perusahaan yang porsi hutangnya besar. Penerbitan utang merupakan sinyal
Universitas Sumatera Utara
adanya berita bagus yaitu berupa manajer yang lebih yakin atas kinerja perusahaan di masa yang akan datang sehingga harga saham meningkat dengan adanya pengumuman
kenaikan utang. Sementara itu penerbitan saham dianggap sebagai berita buruk yaitu berupa kemungkinan turunnya earning di masa yang akan datang sehingga harga saham
menurun dengan adanya pengumuman penerbitan saham baru.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
1. Mayangsari 2001 melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pendanan perusahaan dengan tujuan untuk menguji pecking order theory, yaitu teori keuangan yang menyatakan bahwa perusahaan
lebih cenderung memilih pendanaan yang berasal dari internal dibandingkan eksternal. Analisis dilakukan terhadap 63 perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEJ selama tahun 1996 dengan menggunakan purposive sampling method dengan kriteria saham teraktif dari sisi frekuensi perdagangan dan melakukan
pembagian dividen pada tahun 1996. Alat analisis yang digunakan adalah metode regresi dengan terlebih dahulu menguji berbagai macam asumsi klasik,
seperti kenormalan dengan menggunakan uji Jarque-Berra, multikolinearitas dengan melihat angka tolerance dan VIF, autokorelasi dengan menggunkan uji
Durbin-Watson, heterokedastisitas dengan menggunakan uji Gletsjer Park serta linearitas model dengan MWD test.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel-variabel yang secara statistis signifikan mempengaruhi kebijakan pendanaan eksternal adalah besaran perusahaan, profitabilitas, struktur asset dan
Universitas Sumatera Utara