Kebijakan struktur modal melibatkan perimabangan trade-off antara risiko dan tingkat pengembalian Brigham, 2001 : 5 :
a. menggunakan lebih banyak utang berarti memperbesar risiko yang ditanggung
pemegang saham b.
menggunakan lebih banyak utang juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan
Risiko yang makin tinggi cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatnya tingkat pengembalian yang diharapkan expected rate of return akan
menaikkan harga saham tersebut. Karena itu, struktur modal yang optimal harus berada pada keseimbangan antara risiko dan pengembalian yang memaksimumkan harga
saham.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur Modal
Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal. Jika rasio hutang yang sesungguhnya berada di di bawah tingkat yang ditargetkan, ekspansi modal
mungkin perlu dilakukan dengna menggunakan pinjaman, sementara jika rasio hutang sudah melampaui target, saham mungkin perlu digunakan.
Menurut Brigham 2001 : 39 ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal, yaitu:
1. Stabilitas Penjualan Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih
banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.
Universitas Sumatera Utara
2. Struktur Aktiva Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih
banyak menggunakan banyak hutang. 3. Leverage operasi
Jika hal-hal lain tetap sama, perusahaan dengan leverage operasi yang lebih kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan karena ia akan
mempunyai risiko bisnis yang lebih kecil. 4. Tingkat Pertumbuhan
Jika hal-hal lain tetap sama, perusahaan yang tumbuih dengan pesat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal.
5. Profitabilitas Seringkali pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat
pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. 6. Pajak
Bunga merupakan beban yang dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakn, dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan yang terkena tarif pajak yang
tinggi. Karena itu makin tinggi tarif pajak perusahaan, makin besar manfaat penggunaan hutang.
7. Pengendalian Pengaruh utang lawan saham terhadap posisi pengendalian manajemen dapat
mempengaruhi struktur modal. 8. Sikap manajemen
Universitas Sumatera Utara
Sejumlah manajemen cenderung lebih konservatif daripada manajemen lainnya, sehingga menggunakan utang yang lebih kecil daripada rata-rata perusahaan dalam
industri yang bersangkutan, sementara manajemen lain lebih cenderung menggunakan banyak utang dalam usaha mengejar laba yang lebih tinggi.
9. Sikap pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat Sikap para pemberi pinjaman dan perusahaan penilai peringkat seringkali
mempengaruhi keputusan struktur keuangan. 10. Kondisi pasar
Kondisi di pasar saham dan obligasi mengalami perubahan jangka panjang dan pendek yang dapat sangat berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan yang
optimal. 11. Kondisi internal perusahaan
Kodisi internal perusahaan juga berpengaruh terhadap struktur modal yang ditargetkannya.
12. Fleksibilitas Keuangan Mempertahankan fleksibilitas keuangan berarti mempertahankan kapasitas cadangan
yang memadai.
Husnan 1996 : 261 menyatakan bahwa berbagai faktor yang menentukan pemilihan struktur pendanaan antara lain :
1. Lokasi distribusi keuntungan Lokasi distribusi keuntungan adalah seberapa besar nilai yang diharapkan expected
value dari keuntungan perusahaan. Semakin besar expected value keuntungan
Universitas Sumatera Utara
dengan penyimpangan yang sama, maka semakin kecil kemungkinan mendapat kerugian. Dengan demikian, semakin berani perusahaan menggunakan modal asing,
apabila faktor-faktor yang lain sama, dan sebaliknya. 2. Stabilitas penjualan dan keuntungan
Semakin stabil keuntungan, berarti semakin sempit penyebarannya, jadi semakin besar kemungkinan perusahan mampu memenuhi kewajiban tetapnya. Oleh karena
itu, perusahaan bisa membelanjai kegiatannya dengan proporsi utang yang lebih besar.
3. Kebijakan Dividen Banyak perusahaan yang mencoba menggunakn kebijakan dividen yang stabil,
implikasinya manajer keuangan harus menyediakan dana untuk membayar jumlah dividen yang tetap ini. Dengan demikian, semakin besar kemungkinan perusahaan
tidak bisa membayar dividen dalam jumlah yang tetap. 4. Pengawasan Control
Dalam beberapa peristiwa perusahaan mungkin memilih menggunkan leverage yang agak tinggi daripada mengeluarkan saham baru lagi, karena mereka mungkin segan
membagi kepemilikan yang berarti juga Control perusahaan dengan orang lain. 5. Risiko kebangkrutan
Suatu perusahaan dihadapkan pada tingkat bunga yang meningkat makin cepat setelah melewati suatu tingkat leverage tertentu, karena kreditur mulai khawatir
tentang kebangkrutan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
c. Teori Struktur Modal