Hubungan jarak antar kelahiran ibu bersalin dengan indikasi proses persalinan sectio caesariadi Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.6 Distribusi Ibu Bersalin Terhadap Indikasi Persalinan Sectio
Caesaria Berdasarkan Variabel Jarak Antar Kelahiran di Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung.
Persalinan Kasus Kontrol
Jarak Antar Kelahiran
n n X
2
p Value OR CI 95
2 tahun 17
45 14
37 2 tahun
21 55
24 63
Total 38
100 38
100
0,490 0,484
1,388 0,554 – 3,476
Jarak antar kelahiran menunjukkan bahwa 17 orang 45 ibu pada kelompok kasus dengan jarak kelahiran 2 tahun, dan 21 orang 55 dengan jarak
kelahiran 2 tahun. Pada kelompok kontrol terdapat 14 orang ibu 37 mempunyai jarak kehamilan 2 tahun dan 24 ibu 63 dengan jarak kehamilan
2 tahun. Hasil
uji statistik
Chi – Square dengan nilai X
2
= 0,490 dan p value adalah 0,484 yang berarti nilai p value 0,05 menunjukkan tidak ada hubungan antara jarak
antar kelahiran ibu bersalin dengan indikasi sectio caesaria. Nilai OR = 1,388 artinya risiko untuk mengalami persalinan sectio caesaria pada jarak antar kelahiran 2
tahun adalah tidak lebih berisiko dibanding dengan jarak antar kelahiran 2 tahun.
4.3.5 Hubungan Riwayat Komplikasi Persalinan Ibu Bersalin dengan Indikasi Proses Persalinan
Sectio Caesaria.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan riwayat komplikasi persalinan ibu bersalin dengan indikasi proses persalinan sectio caesariadi Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7 Distribusi Ibu Bersalin Terhadap Indikasi Persalinan Sectio Caesaria
Berdasarkan Variabel Riwayat Komplikasi Persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung.
Persalinan Kasus Kontrol
Riwayat Komplikasi
Persalinan n n
X
2
p Value OR CI 95
Berisiko 20 53 10 26
Tidak Berisiko
18 47 28 74
Total 38 100 38 100
5,507 0,019
3,111 1,188 – 8,147
Berdasarkan riwayat komplikasi persalinan menunjukkan bahwa 18 orang 47 ibu pada kelompok kasus tidak mempunyai riwayat komplikasi persalinan,
sedangkan 20 orang 53 ibu mempunyai riwayat komplikasi persalinan. Sedangkan pada kelompok kontrol menunjukkan 28 orang ibu 74 tidak
mempunyai riwayat komplikasi persalinan dan 10 ibu 26 mempunyai riwayat komplikasi persalinan.
Hasil uji
statistik Chi – Square dengan nilai X
2
= 5,507 dan p value adalah 0,019 yang berarti nilai p value 0,05 menunjukkan adanya hubungan antara riwayat
komplikasi persalinan ibu bersalin dengan indikasi sectio caesaria. Nilai OR 3,111 artinya risiko untuk mengalami persalinan sectio caesaria pada ibu yang mempunyai
riwayat komplikasi persalinan sebelumnya adalah 3 kali lebih berisiko dibanding dengan ibu yang tidak mempunyai riwayat komplikasi sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
4.3.6 Hubungan Pekerjaan Ibu Bersalin dengan Indikasi Proses Persalinan Sectio Caesaria.
Hubungan pekerjaan ibu bersalin dengan indikasi proses persalinan sectio caesariadi Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.8 Distribusi Ibu Bersalin Terhadap Indikasi Persalinan Sectio
Caesaria Berdasarkan Variabel Pekerjaan Ibu di Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung.
Persalinan Kasus Kontrol
Pekerjaan n n
X
2
p Value OR CI 95
Bekerja 17 45 20 53
Tidak Bekerja 21
55 18
47
Total 38 100 38 100
0,474 0,491
0,729 0,295 – 1,796
Berdasarkan pekerjaan dapat diketahui bahwa 21 orang 55 ibu pada kelompok kasus tidak bekerja dan 17 orang 45 ibu bekerja. Sedangkan pada
kelompok kontrol terdapat 18 orang 47 ibu tidak bekerja dan 20 orang 53 ibu bekerja. Hasil uji statistik Chi – Square dengan nilai X
2
= 0,474 dan p value adalah 0,491 yang berarti nilai p value 0,05 menunjukkan tidak ada hubungan
antara pekerjaan ibu bersalin dengan indikasi sectio caesaria. Nilai OR = 0,729 artinya risiko untuk mengalami persalinan sectio caesaria pada ibu bekerja tidak
lebih berisiko dibanding ibu yang tidak bekerja.
4.3.7 Hubungan Kunjungan Antenatal dengan Indikasi Proses Persalinan Sectio