ketuban pecah dini, kelainan letak pada hamil tua dan riwayat sectio caesaria sebelumnya merupakan keadaan yang perlu diwaspadai, karena kemungkinan ibu
akan mendapatkan kesulitan dalam kehamilan dan saat proses persalinan Pincus, 1998
2.6.6. Pekerjaan
Pekerjaan seorang ibu bisa memengaruhi kondisi dari kehamilan. Ibu dengan pekerjaan yang berat dapat memengaruhi kondisi janin, uterus dan organ reproduksi
lainnya. Hal ini dapat menyebabkan perubahan letak daripada janin dalam kandungan dan juga bahaya lainnya yang merupakan komplikasi dari kehamilan.
2.7. Faktor – Faktor Eksternal Ibu Bersalin Yang dapat Meningkatkan
Risiko Persalinan Sectio caesaria
2.7.1. Pelayanan Antenatal.
Pedoman pelayanan kebidanan dasar adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan
antenatal seperti yang ditetapkan dalam buku Pedoman Pelayanan Antenatal bagi Petugas Puskesmas.
Antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional untuk ibu selama masa kehamilannya yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan yang
telah ditetapkan. Pelayanan antenatal care merupakan upaya peningkatan untuk menjaga kesehatan ibu pada masa kehamilan. Pelayanan antenatal mencakup banyak
hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium atas
Universitas Sumatera Utara
indikasi serta intervensi dasar dan khusus. Hal ini meliputi konseling gizi, pemantauan berat badan, penemuan penyimpangan kehamilan , pemberian intervensi
dasar seperti pemberian imunisasi Tetanus Toksoid TT dan tablet zat besi serta mendidik dan memotivasi ibu agar dapat merawat dirinya selama hamil dan
mempersiapkan persalinan.Depkes RI, 2005 Dalam penerapan pelayanan antenatal dikenal standar minimal “5 T” yang
terdiri atas ; 1 Timbang berat badan dan ukur tinggi badan untuk mengetahui status gizi si ibu. 2 Ukur tekanan darah. 3 Ukur tinggi fundus uteri. 4 Pemberian
imunisasi tetanus toksoid TT lengkap dua kali selama hamil. 5 Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan. Untuk pemeriksaan paripurna
meliputi 7 T dengan menambah tes terhadap penyakit menular seksual dan temu wicara dalam persiapan rujukan. Depkes RI, 2005
Dengan demikian maka secara operasional pelayanan antenatal yang tidak memenuhi standar minimal “ 5 T “ tersebut belum dianggap suatu pelayanan
antenatal. Pemeriksaan antenatal care pertama dilakukan pada bulan pertama kehamilan. Selanjutnya periksa ulang 1 kali sebulan dan periksa ulang 1 kali setiap
minggu sesudah kehamilan 9 bulan Jadwal Pemeriksaan antenatal
a Trimester I dan II : dilakukan setiap bulan dengan pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan ultrasonografi, penyuluhan diet, observasi penyakit yang berhubungan dengan kehamilan dan komplikasi kehamilan, pengobatan penyakit
dan imunisasi TT pertama.
Universitas Sumatera Utara
b Trimester III : dilakukan setiap minggu atau dua minggu sampai ada tanda –
tanda kelahiran, evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan, bimbingan diet, pemeriksaan USG, imunisasi TT ke II, observasi penyakit dan
komplikasi kehamilan trimester III serta nasehat dan petunjuk tentang tanda inpartus serta kemana harus datang untuk melahirkan.
Tujuan pelayanan antenatal. a
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
b Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial janin.
c Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
d Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat baik ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. e
Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dengan pemberian ASI eksklusif.
f Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dan menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal. Depkes RI , 2002 Langkah – langkah yang harus dilakukan oleh petugas kesehatan Bidan
untuk meningkatkan jumlah kunjungan K4 ibu hamil adalah : a.
Melaksanakan program Home Visite pada ibu hamil Identifikasi ibu Hamil.
Universitas Sumatera Utara
b. Mengenali dan memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya
dengan cara ; 1 bidan bekerjasama dengan tokoh masyarakat kader untuk menemukan ibu hamil dan memastikan bahwa semua ibu hamil
telah memeriksakan kehamilannya secara dini dan teratur, sesuai standar. 2 membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dengan
ibu hamil. 3 mencatat hasil pemeriksaan KMS Ibu hamil buku KIA Kartu ibu. 4 transportasi untuk melakukan kunjungan kemasyarakat
tersedia bagi bidan. c.
Memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan untuk ; 1 Mampu memberikan pelayanan antenatal
berkualitas termasuk penggunaan KMS ibu hamil dan kartu ibu. 2 Alat untuk pelayanan antenatal tersedia dalam keadaan baik dan berfungsi. 3
Tersedia obat dan bahan misalnya vaksin TT, tablet besi, alat pengukur Hb sahli dan lain – lain. 4 Terdapat sistim rujukan yang berfungsi
dengan baik. d.
Pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar prosedur antara lain ; 1 Memperkirakan usia kehamilan , pemantauan pertumbuhan janin dan
penentuan posisi janin. 2 Bidan telah dididik tentang palpasi abdominal yang benar. 3 Tersedia tempat pemeriksaan yang tertutup dan dapat
diterima masyarakat. 4 Menggunakan KMS ibu hamil Kia kartu ibu hamil untuk pencatatan.
Universitas Sumatera Utara
e. Pengelolaan anemia pada ibu hamil dengan menemukan anemia pada
kehamilan secara dini dan melakukan tindak lanjut untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung.
f. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan.
g. Persiapan persalinan untuk memastikan bahwa persalinan direncanakan
dalam lingkungan yang aman , memadai dan penolong terampil dengan cara ; 1 Semua ibu hamil harus melakukan kunjungan pemeriksaan
kehamilan minimal 2 kali trimester III. 2 Peralatan untuk pemeriksaan antenatal tersedia dalam keadaan berfungsi baik. 3 Persiapan transportasi
untuk merujuk ibu hamil dengan cepat 4 Menggunakan KMS ibu hamil. Depkes RI, 2005
2.7.2. Petugas Pelayanan Antenatal.