Kualitas pelayanan
antenatal menunjukkan bahwa 27 orang 71 ibu mendapatkan kualitas pelayanan antenatal sesuai standar minimal dan 11 ibu 29
mendapatkan pelayanan dibawah standar minimal. Sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 34 ibu 89 mendapatkan kualitas pelayanan antenatal sesuai
standar minimal dan 4 ibu 11 mendapatkan pelayanan dibawah standar minimal. Bedasarkan indikasi sosial dalam pelaksanaan persalinan sectio caesaria
dapat diketahui bahwa 36 orang 95 ibu melakukan operasi tanpa indikasi sosial dan 2 orang 5 dengan indikasi sosial. Sedangkan pada kelompok kontrol
terdapat 38 orang ibu 100 tanpa indikasi sosial
4.3 Analisis Bivariat
Analisis Bivariat dilakukan untuk mengetahui kemaknaan pengaruh antara variabel independen umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, jarak antar kehamilan,
riwayat komplikasi persalinan dan variabel dependen proses persalinan sectio caesaria di Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan uji Chi – Square pada tingkat kepercayaan 95 α = 0,05.
Jika nilai p 0,05 menyatakan ada hubungan yang bermakna dan sebaliknya jika p 0,05 dinyatakan tidak mempunyai hubungan.
4.3.1 Hubungan Umur dengan Indikasi Proses Persalinan Sectio caesaria.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan umur ibu bersalin dengan indikasi proses persalinan sectio caesariadi Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.3 Distribusi Ibu Bersalin Terhadap Indikasi Persalinan Sectio Caesaria
Berdasarkan Variabel Umur di Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung.
Persalinan Kasus Kontrol
Umur n n
X
2
p Value OR CI 95
20 35 thn 20
53 11
29 20 – 35 thn
18 47
27 71
Total 38 100 38 100
4.413 0,036
2.721 1.058 – 7.031
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa umur responden pada kelompok kasus terdapat 20 ibu 53 berusia 20 tahun dan 35 tahun, dan 18
orang 47 ibu berusia 20 – 35 tahun. Sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 11 ibu 29 berusia 20 tahun dan 35 tahun, dan 27 orang 71 ibu
berusia 20 – 35 tahun. Hasil uji statistik Chi – Square dengan nilai X
2
= 4.413 dan p value adalah 0,036 yang berarti nilai p value 0,05 menunjukkan adanya hubungan antara umur
ibu bersalin dengan indikasi sectio caesaria. Nilai OR = 2.727 artinya risiko untuk mengalami persalinan sectio caesaria pada kelompok umur 20 tahun dan 35
tahun adalah 2 kali lebih berisiko dibanding dengan kelompok umur antara 20 – 35 tahun.
4.3.2 Hubungan Pendidikan Ibu Bersalin dengan Indikasi Proses Persalinan Sectio caesaria.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan pendidikan ibu bersalin dengan indikasi proses persalinan sectio caesariadi Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.4 Distribusi Ibu Bersalin Terhadap Indikasi Persalinan Sectio caesaria
Berdasarkan Variabel Pendidikan di Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung.
Persalinan Kasus Kontrol
Pendidikan n n
X
2
p Value OR CI 95
SD dan SMP 24
63 15
39 SMA PT
14 37
23 61
Total 38 100 38 100
4.266 0,039
2.629 1.041 – 6.636
Berdasarkan tingkat pendidikan dapat diketahui bahwa pendidikan responden pada kelompok kasus terdapat 14 ibu 37 berpendidikan SMA PT dan 24 orang
63 ibu berpendidikan SD dan SMP. Sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 23 ibu 61 berpendidikan SMA PT dan 15 orang 39 ibu berpendidikan
SMP dan SD. Hasil uji statistik Chi – Square dengan nilai X
2
= 4.266 dan p value adalah 0,039 yang berarti nilai p value 0,05 menunjukkan adanya hubungan antara pendidikan
ibu bersalin dengan indikasi sectio caesaria. Nilai OR = 2.629 artinya risiko untuk mengalami persalinan sectio caesaria pada kelompok pendidikan rendah SMP dan
SD adalah 2 kali lebih berisiko dibanding dengan kelompok pendidikan tinggi.
4.3.3 Hubungan Paritas Ibu Bersalin dengan Indikasi Proses Persalinan Sectio