Hubungan pendidikan ibu bersalin dengan indikasi proses persalinan sectio caesariadi Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.4 Distribusi Ibu Bersalin Terhadap Indikasi Persalinan Sectio caesaria
Berdasarkan Variabel Pendidikan di Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung.
Persalinan Kasus Kontrol
Pendidikan n n
X
2
p Value OR CI 95
SD dan SMP 24
63 15
39 SMA PT
14 37
23 61
Total 38 100 38 100
4.266 0,039
2.629 1.041 – 6.636
Berdasarkan tingkat pendidikan dapat diketahui bahwa pendidikan responden pada kelompok kasus terdapat 14 ibu 37 berpendidikan SMA PT dan 24 orang
63 ibu berpendidikan SD dan SMP. Sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 23 ibu 61 berpendidikan SMA PT dan 15 orang 39 ibu berpendidikan
SMP dan SD. Hasil uji statistik Chi – Square dengan nilai X
2
= 4.266 dan p value adalah 0,039 yang berarti nilai p value 0,05 menunjukkan adanya hubungan antara pendidikan
ibu bersalin dengan indikasi sectio caesaria. Nilai OR = 2.629 artinya risiko untuk mengalami persalinan sectio caesaria pada kelompok pendidikan rendah SMP dan
SD adalah 2 kali lebih berisiko dibanding dengan kelompok pendidikan tinggi.
4.3.3 Hubungan Paritas Ibu Bersalin dengan Indikasi Proses Persalinan Sectio
Caesaria.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan paritas ibu bersalin dengan indikasi proses persalinan sectio
caesariadi RSUD Swadana Tarutung dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.5 Distribusi Ibu Bersalin Terhadap Indikasi Persalinan Sectio Caesaria
Berdasarkan Variabel Paritas di Rumah Sakit Umum Daerah
Swadana Tarutung. Persalinan
Kasus Kontrol Paritas
n n X
2
p Value OR CI 95
2 dan ≥
3 19 50 9 24
2 -
3 19 50 29 76
Total 38 100 38 100
5.655 0,017
3.222 1.207 – 8.600
Berdasarkan paritas dapat diketahui bahwa paritas responden pada kelompok kasus terdapat 19 ibu 50 dengan paritas 2 dan 3, dan 19 orang
50 ibu dengan paritas 2 - 3. Sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 9 ibu 24 dengan paritas 2 dan 3, dan 29 orang 76 ibu dengan paritas 2 – 3.
Hasil uji
statistik Chi – Square dengan nilai X
2
= 5.655 dan p value adalah 0,017 yang berarti nilai p value 0,05 menunjukkan adanya hubungan antara paritas
ibu bersalin dengan indikasi sectio caesaria. Nilai OR = 3.222 artinya risiko untuk mengalami persalinan sectio caesaria pada paritas 2 dan
≥ 3 adalah 3 kali lebih berisiko dibanding dengan paritas 2 – 3.
4.3.4 Hubungan Jarak Antar Kelahiran Ibu Bersalin dengan Indikasi Proses Persalinan
Sectio caesaria.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan jarak antar kelahiran ibu bersalin dengan indikasi proses persalinan sectio caesariadi Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.6 Distribusi Ibu Bersalin Terhadap Indikasi Persalinan Sectio
Caesaria Berdasarkan Variabel Jarak Antar Kelahiran di Rumah Sakit Umum Daerah Swadana Tarutung.
Persalinan Kasus Kontrol
Jarak Antar Kelahiran
n n X
2
p Value OR CI 95
2 tahun 17
45 14
37 2 tahun
21 55
24 63
Total 38
100 38
100
0,490 0,484
1,388 0,554 – 3,476
Jarak antar kelahiran menunjukkan bahwa 17 orang 45 ibu pada kelompok kasus dengan jarak kelahiran 2 tahun, dan 21 orang 55 dengan jarak
kelahiran 2 tahun. Pada kelompok kontrol terdapat 14 orang ibu 37 mempunyai jarak kehamilan 2 tahun dan 24 ibu 63 dengan jarak kehamilan
2 tahun. Hasil
uji statistik
Chi – Square dengan nilai X
2
= 0,490 dan p value adalah 0,484 yang berarti nilai p value 0,05 menunjukkan tidak ada hubungan antara jarak
antar kelahiran ibu bersalin dengan indikasi sectio caesaria. Nilai OR = 1,388 artinya risiko untuk mengalami persalinan sectio caesaria pada jarak antar kelahiran 2
tahun adalah tidak lebih berisiko dibanding dengan jarak antar kelahiran 2 tahun.
4.3.5 Hubungan Riwayat Komplikasi Persalinan Ibu Bersalin dengan Indikasi Proses Persalinan