Epidemiologi Etiologi Perbandingan pola kuman endotracheal aspirate pada penderita yang menggunakan ventilator setelah 48 jam dengan cara bronkoskopi serat optik lentur dan selang kateter di unit perawatan intensif RSU. H. Adam Malik Medan

Ventilator-associated pneumonia VAP didefinisikan sebagai pneumonia nosokomial yang terjadi setelah 48 jam pada penderita dengan bantuan ventilasi mekanik baik itu melalui pipa endotrakea maupun pipa trakeostomi. 39,40

2.5. Epidemiologi

Pneumonia nosokomial diperkirakan terjadi pada 5-10 penderita dari 1000 penderita yang dirawat inap di rumah sakit dan akan meningkat 6-20 kali pada penderita yang menggunakan ventilasi mekanik. 15,41,42 Pada pasien dengan ventilasi mekanik, insiden VAP meningkat seiring dengan lamanya ventilasi. Risiko dari VAP adalah yang tertinggi pada awal rawatan di rumah sakit dan diperkirakan 3 setiap hari selama 5 hari pertama dari ventilasi, 2 setiap hari diantara hari ke 6 sampai hari ke 10, dan 1 setiap hari setelah hari ke 10. Sejak ventilasi mekanik yang digunakan dalam jangka pendek, diperkirakan setengah dari semua episode VAP terjadi dalam 5 hari pertama. 39,43 Di Amerika Serikat diperkirakan terjadi VAP diantara 9 sampai 27. 40 Pada sebuah laporan dari penelitian kohort multisenter internasional yang dilakukan oleh Alberti dan kawan-kawan tahun 2002 selama lebih dari satu tahun periode, termasuk di dalamnya 8352 penderita dari 28 unit yang berpartisipasi yang dirawat lebih dari 24 jam di unit perawatan intensif UPI. Angka insiden secara kasar dari infeksi didapat di UPI adalah 18,9. Pada penelitian terhadap penderita-penderita trauma kepala, insiden VAP berkisar 28 sampai 40, ini menunjukkan tingginya kejadian insiden infeksi paru. 43

2.6. Etiologi

Universitas Sumatera Utara Ada berbagai mekanisme yang menyebabkan suatu populasi kuman menjadi resisten terhadap antibiotik. Mekanisme tersebut antara lain adalah : 1. Mikroorganisme memproduksi enzim yang merusak daya kerja obat. 2. Terjadinya perubahan permeabilitas kuman terhadap obat tertentu. 3. Terjadinya perubahan pada tempat atau lokus tertentu di dalam sel sekelompok mikroorganisme tertentu yang menjadi target dari obat. 4. Terjadinya perubahan pada metabolic pathway yang menjadi target obat. 5. Terjadi perubahan enzimatik sehingga kuman meskipun masih dapat hidup dengan baik, tetapi kurang sensitif terhadap antibiotik. 44 Ada beberapa bakteri yang sangat penting penyebab VAP, karena perlawanan yang penting terhadap antibiotik yang umum digunakan. Pseudomonas aeruginosa meningkat secara klinis karena resisten terhadap berbagai antimikroba serta memiliki kemampuan untuk mengembangkan tingkat Multi Drug Resistance MDR yang tinggi termasuk Penisilin dan Sefalosporin generasi pertama dan kedua, Tetrasiklin, Kloramfenikol dan Makrolid. Multi Drug-Resistance Pseudomonas aeruginosa MDRPA merupakan resistensi Pseudomonas aeruginosa terhadap paling sedikitnya 3 macam obat dari golongan obat berikut : β-laktam, Aminoglikosida, Carbapenem, Fluoroquinon. 45 Bakteri ini disebut sebagai bakteri multi drug resistance MDR, antara lain : 1. Pseudomonas aeruginosa adalah yang paling umum MDR bakteri gram negative penyebab VAP. 2. Klebsiella pneumonia. 3. Serratia marcescens. Universitas Sumatera Utara 4. Enterobacter. 5. Escherichia coli 6. Citrobacter. 7. Stenotrophomonas maltophilia. 8. Acinetobacter. 9. Burkholderia cepacia. 10. Methicillin-resistent staphylococcus aureus merupakan penyebab peningkatan VAP. Sebanyak 50 dari staphylococcus aureus mengisolasikan dalam pengaturan perawatan intensif yang tahan terhadap methicillin . 11. Staphylococcus aureus. 12. Streptococcus pneumonia. 13. Hemophilus influenza. 14. Proteus species. 15. Legionella pneumophila 16. Candida species 17. Aspergillus fumigates 18. Adenovirus 19. Influenza 20. Parainfluenza 21. Respiratory syncytial virus 46,47,48 Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Etiologi VAP dengan Menggunakan Bronkoskopi pada 24 Penelitian total 2490 kuman patogen 17 Patogen Frekuensi 1. Pseudomonas aeruginosa 24,4 2. Staphylococcus aureus 20,4 3. Enterobacteriaceae 14,1 4. Haemophilus species 9,8 5. Streptococcus species 8,0 6. Acinetobacter species 7,9 7. Streptococcus pneumonia 4,1 8. Neisseria species 2,6 9. Stenotrophomonas maltophilia 1,7 10. Coagulase-negative staphylococci 1,4 11. Anaerob 0,9 12. Jamur 0,9 13. Lain-lain 3,8 Serangan VAP dapat dibagi ke dalam dua tipe yaitu tipe awal dan tipe lambat. Tipe awal dari VAP terjadi 48 jam sampai 96 jam dan dihubungkan dengan organisme yang sensitif terhadap antibiotik, sedangkan tipe lambat dari VAP terjadi lebih dari 96 jam setelah intubasi dan dihubungkan dengan organisme-organisme yang resisten terhadap antibiotik. 47 Universitas Sumatera Utara

2.7. Patogenesis

Dokumen yang terkait

Perbandingan Kenyamanan Pasien Yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

3 73 106

Perbandingan Kenyamanan Pasien yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

3 76 106

Pola Kuman Bilasan Bronkus Pada Tindakan Bronkoskopi Serat Optik Lentur (BSOL) Di RSUP Haji Adam Malik Medan

5 106 101

Profil Penderita Yang Dilakukan Tindakan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Di Instalasi Diagnostik Terpadu (IDT) RSUP H. Adam Malik Medan

3 49 53

Perbandingan Kenyamanan Pasien Yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. BRONKOSKOPI 2.1.1. SEJARAH BRONKOSKOPI - Perbandingan Kenyamanan Pasien Yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 31

Perbandingan Kenyamanan Pasien Yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 20

Perbandingan Kenyamanan Pasien yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 8

Pola Kuman Bilasan Bronkus Pada Tindakan Bronkoskopi Serat Optik Lentur (BSOL) Di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 1 9

Pola Kuman Bilasan Bronkus Pada Tindakan Bronkoskopi Serat Optik Lentur (BSOL) Di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 0 17