Sekret purulen 2 Oksigenasi : 240 atau terdapat ARDS 0
PaO2FiO2mmHg ≤ 240 atau tidak ada ARDS 2
Foto toraks Tidak ada infiltrat 0 Bercak atau infiltrat difus 1
Infiltrat terlokalisir 2 Kultur dari aspirasi trakea
Kultur bakteri patogen jarang atau tidak menerangi kuantitas atau tidak ada petumbuhan 0
Kultur bakteri patogen sedang atau kuantitas berat 1 Kultur bakteri patogen sama, terlihat
Gram stain +1
2.9.2. Gambaran Radiologis
Gambaran radiologis pneumonia nosokomial dapat ditegakkan atas dasar foto toraks terdapat infiltrat baru atau progresif. Perubahan radiologis secara progresif
berupa pneumonia multilobar atau kaviti dari infiltrate baru.
15
Pada penelitian kohort prospektif dari 129 penderita yang berkembang infiltrat di paru dan berhubungan dengan penderita pembedahan yang dirawat di UPI untuk
menentukan prediktor dan hasil akhir dari infiltrat di paru. Penyebab yang paling sering infiltrat di paru adalah pneumonia 30 dari infiltrat di .paru, edema paru 29,
acute lung injury
15 dan atelektasis 13. Skor CPIS yang lebih dari 6 menyingkirkan acute lung injury
, edema paru, atau atelektasis sebagai penyebab infiltrat di paru.
43
Beberapa peneliti membuktikan bahwa pemeriksaan foto toraks berulang memiliki akurasi diagnostik lebih dari 68 yang umumnya disertai
air bronchogram.
Universitas Sumatera Utara
Torres dan kawan-kawan, menyatakan bahwa diagnosis VAP meliputi tanda-tanda infiltrat baru atau progresif pada foto toraks disertai gejala demam, leukositosis maupun
leukopeni dan sekret purulen. Gambaran foto toraks disertai dua dari tiga kriteria gejala tersebut memberikan sensitiviti 69 dan spesivisiti 75.
14,17,55
2.9.3. Pemeriksaan Mikrobiologi
Tingginya mortaliti VAP membutuhkan terapi antibiotik yang tepat dan cepat, sehingga diperlukan informasi kuman patogen penyebab VAP dan resistensinya
dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yang tepat. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan metode non invasif dan invasif. Metode non invasif yang
sering dilakukan adalah endotracheal aspirate
sedangkan protected specimen brush
PSB dan bronchoalveolar lavage
BAL merupakan metode invasif.
8,9
Blot dan kawan-kawan, mengusulkan tiga keputusan untuk diagnosis dini dan penatalaksanaan terhadap tersangka VAP berdasarkan pada
plugged telescoping catheter
PTC, blind
atau fiberopticallly guided
, dan endotracheal aspirate
EA gram stain analisis:
1. EA gram stain negatif : VAP sangat jarang. Tidak diperlukan pengobatan antibiotik empiris untuk pneumonia sampai hasil kultur telah keluar.
2. PTC gram stain positif, VAP sangat sering. Pengobatan antibiotik empiris adalah pilihan berdasarkan hasil pewarnaan gram dari PTC dan atau EA
serta data epidemiologi. Ketika hasil kultur keluar, pengobatan antibiotik dapat diteruskan, diganti ataupun dihentikan.
Universitas Sumatera Utara
3. EA gram stain positif dan PCT gram stain negatif, tidak ada prediksi yang memuaskan, sebelum hasil kultur keluar. Keputusan dimulai dengan
pengobatan empiris dan tergantung pada kondisi penderita serta keparahan sepsis.
43
Untuk diagnostik akurat, direkomendasikan penggunaan dari diagnostik invasif dengan menggunakan bronkoskopi. Dua metode invasif yaitu:
Protected specimen brush
PSB dan Bronchoalveolar lavage
BAL. Kuantitas kultur dengan PSB dan BAL, diharapkan hasil yang didapat untuk menegakkan diagnosis yang akurat sehingga
dapat diberikan antibiotik yang optimal.
48,51,52,56
Tabel 4. Perbandingan Sensitiviti dan Spesivisiti EA, PSB dan BAL untuk Diagnosis VAP
8
EA PSB BAL
Sensitiviti 38-100 33-100 42-93 Spesivisiti 14-100 50-100 45-100
2.10. Penatalaksanaan