Pemberian Antibiotik saat masuk UPI Mikroorganisme yang di Isolasi dari Endotracheal Aspirate

4.1.2. Pemberian Antibiotik saat masuk UPI

Penderita yang masuk ke UPI RSU. H. Adam Malik umumnya sudah mendapatkan antibiotik sebelum didapatkan hasil kultur dan uji sensitiviti yang dapat dilihat pada tabel 13. Tabel 13. Pemberian Antibiotik saat di UPI Jenis Antibiotik Jumlah n Cefotaxime 6 26,10 Cefotaxime dan Ciprofloxacin 4 17,40 Cefotaxime dan Metronidazol 1 4,34 Cefotaxime dan Gentamicin 1 4,34 Meropenem 2 8,70 Meropenem dan Metronidazol 2 8,70 Ceftazidim dan Ciprofloxacin 2 8,70 Ceftazidim dan Metronidazol 1 4,34 Ceftriaxon 2 8,70 Ceftriaxon dan Metronidazol 1 4,34 CefoperazoneSulbactam 1 4,34 Total 23 100,00 Universitas Sumatera Utara

4.1.3. Mikroorganisme yang di Isolasi dari Endotracheal Aspirate

pada Penderita yang Menggunakan Ventilator setelah 48 jam dengan Cara Selang Kateter dan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Mikroorganisme yang didapat dari hasil isolasi endotracheal aspirate yang diambil dengan cara selang kateter dijumpai pola kuman yang paling banyak adalah Citrobacter diversus 17,4 n. 4 dan tidak dijumpai kuman sebanyak 26,1 n.6, sedangkan yang diambil dengan cara bronkoskopi serat optik lentur dijumpai pola kuman yang paling banyak adalah Klebsiella pneumonia 21,7 n.5 dan tidak dijumpai kuman sebanyak 8,7 n.2 yang dapat dilihat pada tabel 14. Pada tabel 15 dari hasil isolasi endotracheal aspirate yang diambil dengan cara selang kateter dijumpai pertumbuhan jamur yang paling banyak adalah Candida albican 7,8 n.2, sedangkan yang diambil dengan cara bronkoskopi serat optik lentur dijumpai pertumbuhan jamur paling banyak adalah Candida albican 13,1 n.3. Pada pemeriksaan BTA Direct Smear dari endotracheal aspirate pada 23 penderita yang menggunakan ventilator setelah 48 jam dijumpai BTA positif sebanyak 2 orang 8,7 yang diambil sampelnya dengan cara bronkoskopi serat optik lentur, sedangkan dengan cara selang kateter tidak dijumpai BTA positif dan dapat dilihat pada tabel 16. Universitas Sumatera Utara Tabel 14. Pola Kuman yang di Isolasi dari Endotracheal Aspirate setelah 48 jam Menggunakan Ventilator dengan Cara Selang Kateter dan Bronkoskopi Serat Optik lentur. Jenis Bakteri Kultur EA Dengan Cara Selang Kateter Kultur BAL Dengan Cara Bronkoskopi Serat Optik Lentur n n Citrobacter freundii 3 13,10 4 17,40 Staphylococcus epidermidis 1 4,34 Pseudomonas aeruginosa 1 4,34 1 4,34 Acinetobacter sp 2 8,68 1 4,34 Klebsiella pneumoniae 1 4,34 5 21,72 Citrobacter diversus 4 17,40 4 17,40 Staphylococcus aureus 1 4,34 Klebsiella ozaenae 1 4,34 Enterobacter agglomerans 1 4,34 Enterobacter cloacae 1 4,34 4 17,40 Citrobacter amalonaticus 1 4,34 2 8,70 Tidak dijumpai bakteri 6 26,10 2 8,70 Total 23 100,00 23 100,00 Universitas Sumatera Utara Tabel 15. Pola Jamur yang di Isolasi dari Endotracheal Aspirate Pada Penderita yang Menggunakan Ventilator setelah 48 jam dengan Cara Selang Kateter dan Bronkoskopi Serat Optik lentur Jenis Jamur Kultur EA Dengan Cara Selang Kateter Kultur BAL Dengan Cara Bronkoskopi Serat Optik Lentur n n Candida tropicalis 1 4,3 1 4,3 Candida albican 2 8,7 3 13,1 Tidak dijumpai jamur 20 87 19 82,6 Total 23 100,0 23 100,0 Tabel 16. Hasil Pemeriksaan BTA Direct Smaer dari Endotracheal Aspirate Pada Penderita yang Menggunakan Ventilator Setelah 48 jam dengan cara Selang Kateter dan Bronkoskopi Serat Optik Lentur BTA Kultur EA Dengan Cara Selang Kateter Kultur BAL Dengan Cara Bronkoskopi Serat Optik Lentur N n Positif 0 2 8,70 Negatif 23 100 21 91,30 Total 23 100 23 100,00 Universitas Sumatera Utara Dari 23 sampel yang dilakukan foto toraks setelah 48 jam menggunakan ventilator di unit perawatan intensif menunjukkan gambaran infiltrat pada parahilar kanan sebanyak 10 penderita, infiltrat pada lapangan tengah paru kanan sebanyak 2 penderita, infiltrat pada lapangan tengah kedua paru sebanyak 2 penderita, infiltrat pada lapangan tengah dan bawah paru kanan sebanyak 2 penderita, infiltrat pada lapangan tengah paru kiri sebanyak 1 penderita, infiltrat pada lapangan atas dan tengah paru kanan sebanyak 1 penderita, infiltrat pada parahilar kanan dan kiri sebanyak 1 penderita, infiltrat pada lapangan tengah dan bawah paru kanan serta infiltrat pada lapangan tengah paru kiri sebanyak 1 penderita, dan 1 penderita menunjukkan gambaran konsolidasi homogen pada lapangan tengah paru kiri.

4.1.4. Uji Kepekaan Bakteri Terhadap Antibiotik

Dokumen yang terkait

Perbandingan Kenyamanan Pasien Yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

3 73 106

Perbandingan Kenyamanan Pasien yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

3 76 106

Pola Kuman Bilasan Bronkus Pada Tindakan Bronkoskopi Serat Optik Lentur (BSOL) Di RSUP Haji Adam Malik Medan

5 106 101

Profil Penderita Yang Dilakukan Tindakan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Di Instalasi Diagnostik Terpadu (IDT) RSUP H. Adam Malik Medan

3 49 53

Perbandingan Kenyamanan Pasien Yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. BRONKOSKOPI 2.1.1. SEJARAH BRONKOSKOPI - Perbandingan Kenyamanan Pasien Yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 31

Perbandingan Kenyamanan Pasien Yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 20

Perbandingan Kenyamanan Pasien yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 8

Pola Kuman Bilasan Bronkus Pada Tindakan Bronkoskopi Serat Optik Lentur (BSOL) Di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 1 9

Pola Kuman Bilasan Bronkus Pada Tindakan Bronkoskopi Serat Optik Lentur (BSOL) Di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 0 17