BAB 3 MANAJEMEN PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian ini dilakukan dengan cara
Cross Sectional yang bersifat deskriptif.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di unit perawatan intensif UPI RSU. H. Adam Malik
Medan. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu pada tangal 4 Mei 2010 sampai dengan 7 Agustus 2010 atau bila jumlah sampel sudah tercapai.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Semua penderita laki-laki dan perempuan dewasa yang menggunakan ventilator setelah
48 jam di unit perawatan intensif rumah sakit.
3.3.1.1. Populasi terjangkau
Penderita yang menggunakan ventilator setelah 48 jam di unit perawatan intensif RSU. H. Adam malik Medan.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memenuhi kriteria penderita yang diterima dan penderita yang ditolak serta dipilih secara
non random consecutive.
3.4. Perkiraan Besar Sampel
n =
Keterangan: • Z
ά = nilai baku normal dari tabel Z yang nilainya tergantung dari nilai ά untuk
nilai ά 0,05, maka Zά = 1,96
• Z β = nilai baku normal dari tabel Z yang nilainya tergantung dari nilai β
untuk nilai
β 0,15, maka Zβ = 1,036 • Po = Proporsi penderita penderita VAP sebelumnya, nilainya adalah 8,6,
dalam angka desimal adalah 0,086. •
Qo = 1 – Po = 1 – 0,086 = 0,914 •
Pa = Proporsi penderita VAP yang sekarang, nilainya adalah 14,8, dalam angka desimal adalah 0,148
• Qa = 1 – Pa = 1 – 0,148 = 0,852
• Pa – Po adalah selisih proporsi yang diinginkan oleh peneliti, diambil nilainya adalah 20, dalam angka desimal adalah 0,20.
• n = [1,96
√ 0,086 0,914 + 1,036 √ 0,148 0,852 ]
2
0,20
2
n = 0,549513536 + 0,367883585 0,04
n = 0,917397121 = 22,934928025 ~ 23 0,04
[Z α √PoQo + Zβ √PaQa]
2
Universitas Sumatera Utara
Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 23 orang.
3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.5.1. Kriteria inklusi
1. Seluruh penderita yang menggunakan ventilator setelah 48 jam di unit perawatan intensif RSU. H. Adam Malik Medan.
2. Umur penderita diatas 15 tahun
3.5.2. Kriteria eksklusi
1. Penderita yang meninggal 24 jam setelah menggunakan ventilator. 2. Penderita yang diektubasi sebelum 48 jam.
3. Penderita yang mempunyai kelainan anatomi
3.6. Cara Kerja
Semua penderita yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak terdapat kriteria eksklusi. Penderita yang memenuhi kriteria kemudian dilakukan tindakan pengambilan
endotracheal aspirate
secara aseptik menggunakan selang kateter yang steril dengan mesin alat penghisap. Penghisapan
endotracheal aspirate dilakukan pada penderita yang menggunakan ventilator
setelah 48 jam dan mempergunakan selang kateter yang berbeda pada setiap penderita serta teknik pengambilan dengan cara sebagai berikut :
Selang kateter dimasukan melalui pipa endotrakea atau trakeostomi dan kemudian dilakukan penghisapan pertama dari
endotracheal aspirate , lalu dikeluarkan kedalam
botol penampung untuk menghindari kontaminasi, sedangkan penghisapan yang kedua, selang kateter yang mengandung
endotracheal aspirate dipotong dan diletakkan ke
Universitas Sumatera Utara
dalam pot yang steril yang kemudian ditutup dengan almunium poil dan segera dikirim ke laboratorium Mikrobiologi RSU. H. Adam Malik untuk dilakukan pemeriksaan kultur
endotracheal aspirate dan uji sensitiviti.
Kemudian dilanjutkan dengan tindakan pengambilan secara aseptik menggunakan bronkoskopi serat optik lentur yang sudah disterilkan dengan menggunakan
Ortho- phthaldehyde
Cidex OPA selama 20 menit setiap akan melakukan tindakan menggunakan bronkoskopi serat optik lentur. Tindakan bronkoskopi dilakukan pada penderita yang
menggunakan ventilator setelah 48 jam. Penggunaan bronkoskopi serat optik lentur yang telah disterilkan pada setiap penderita dan teknik bronkoskopi dengan cara sebagai berikut :
Bronkoskopi serat optik lentur dimasukan melalui pipa endotrakea atau trakeostomi, setelah bronkoskop berada pada daerah yang diinginkan, sesuai dengan tujuan
pemeriksaan lalu dibilas dengan cara memasukan cairan NaCl 0,9 sebanyak 100-150 ml yang kemudian segera dihisap kembali. Cairan yang dihisap ditampung dalam
wadah penampung khusus yang dipasang pada bronkoskopi serat optik lentur. Tindakan tersebut diulang sampai dirasakan sudah didapati bahan pemeriksaan dan
bahan pemeriksaan diletakkan ke dalam pot yang steril yang kemudian ditutup dengan almunium poil dan segera dikirim ke laboratorium Mikrobiologi RSU. H. Adam Malik
untuk dilakukan pemeriksaan kultur cairan bronchoalveolar lavage
dan uji sensitiviti. Dan kemudian dilakukan penentuan jenis kuman.
a. Penentuan jenis kuman dengan cara isolasi bahan sampel yang diambil kemudian ditanam pada media agar darah, media
Mac Conkey . Selanjutnya
dimasukkan kedalam inkubator pada suhu 37 C
Celsius dan keesokan harinya
ada pertumbuhan koloni dilanjutkan identifikasi kuman dengan perwarnaan gram.
Universitas Sumatera Utara
b. Uji sensitiviti kepekaan bakteri terhadap antibiotik dilakukan dengan metode difusi cakram.
3.6.1. Kerangka Operasional
3.7. Identifikasi Variabel
3.7.1. Variabel bebas
a. Tindakan bronchoalveolar lavage
BAL dengan cara bronkoskopi serat optik lentur. b. Tindakan
endotracheal aspirate EA dengan cara selang kateter.
3.7.2. Variabel terikat
Pola kuman dan uji sensitiviti Penderita yang
menggunakan ventilator invasif
t l h 48 j Pola kuman dan
uji sensitiviti Tindakan
bronchoalveolar lavage BAL dengan cara bronkoskopi
serat optik lentur
Tindakan endotracheal aspirate
EA dengan cara selang kateter
Universitas Sumatera Utara
3.8. Definisi Operasional
a. Penderita yang menggunakan ventilator invasif adalah seseorang yang mengalami gagal napas dan memerlukan bantuan ventilasi mekanik ventilator
untuk mengantikan fungsi paru dalam hal ventilasi. b. Kultur
endotracheal aspirate adalah proses memperbanyak organisme dengan
memberikan keadaan lingkungan yang tepat dengan cara isolasi bahan sampel yang di ambil kemudian ditanam pada media agar darah, media
Mac Concay. c. Pola kuman merupakan gambaran kuman yang paling sering muncul.
d. Uji sensitiviti adalah untuk mengetahui kuman yang masih sensitif terhadap suatu antibiotik.
3.9. Bahan dan Alat Bahan dan alat di gunakan pada penelitian ini :