Patogenesis Perbandingan pola kuman endotracheal aspirate pada penderita yang menggunakan ventilator setelah 48 jam dengan cara bronkoskopi serat optik lentur dan selang kateter di unit perawatan intensif RSU. H. Adam Malik Medan

2.7. Patogenesis

Pneumonia nosokomial memerlukan organisme masuk ke dalam saluran pernapasan bagian bawah dalam jumlah yang besar atau dalam jumlah kecil, tetapi tingkat virulensinya lebih tinggi, yang mana dapat mengatasi host’s mechanical epitel bersilia dan mukus dan komponen humoral antibodi dan komplemen serta pertahanan seluler leukosit, polimorfonuklear, makrofag dan limfosit serta sitokin- sitokin. Aspirasi dari patogen di orofaring ataupun masuknya bakteri akibat bocornya sekitar pipa endotrakea adalah rute utama masuknya bakteri ke trakea pada penderita dengan ventilasi mekanik. Sebagai tambahan, koloni bakteri di pipa endotrakea dapat terjadi embolisasi dalam alveoli setelah tindakan penghisapan atau bronkoskopi. Inhalasi patogen dari aerosol yang terkontaminasi lebih jarang terjadi. Penyebaran secara hematogen dari kateter intravaskular yang terinfeksi atau translokasi adalah rute yang jarang dari patogenesis VAP. Kolonisasi bakteri di dalam lambung dan sinus- sinus telah diperkirakan sebagai sarana yang potensial untuk bakteri membentuk kolonisasi di orofaring dan trakea. Mikroorganisme yang sering mencapai paru dan menyebabkan infeksi paru, yang terbanyak disebabkan bakteri gram negatif dan beberapa kokus gram positif juga telah menunjukkan peningkatan kejadian. 43 Universitas Sumatera Utara Gambar 3. Skema Patogenesis VAP 49 Faktor penjamu Pemberian awal antibiotik Strategi invasif Kolonisasi saluran cerna Obat-obatan yang berpengaruh terhadap pengosongan lambung dan pH Air yang terkontaminasi, obat-obatan cair, alat dan bahan terapi pernapasan Aspirasi Inhalasi Bronkiolitis Infeksi transtoraks Bakteremia primer Bronkopneumonia Translokasi gastrointestinal fokalmultifocal Bakteremia sekunder Bronkopneumonia berat Systemic inflammatory response syndrome Disfungsi organ nonpulmoner Abses paru Mekanisme pertahanan saluran napas bagian bawah sistemik penjamu Universitas Sumatera Utara 2.8. Faktor Risiko dan Predisposisi Timbulnya VAP 2.8.1. Faktor Risiko VAP

Dokumen yang terkait

Perbandingan Kenyamanan Pasien Yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

3 73 106

Perbandingan Kenyamanan Pasien yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

3 76 106

Pola Kuman Bilasan Bronkus Pada Tindakan Bronkoskopi Serat Optik Lentur (BSOL) Di RSUP Haji Adam Malik Medan

5 106 101

Profil Penderita Yang Dilakukan Tindakan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Di Instalasi Diagnostik Terpadu (IDT) RSUP H. Adam Malik Medan

3 49 53

Perbandingan Kenyamanan Pasien Yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. BRONKOSKOPI 2.1.1. SEJARAH BRONKOSKOPI - Perbandingan Kenyamanan Pasien Yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 31

Perbandingan Kenyamanan Pasien Yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 20

Perbandingan Kenyamanan Pasien yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 8

Pola Kuman Bilasan Bronkus Pada Tindakan Bronkoskopi Serat Optik Lentur (BSOL) Di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 1 9

Pola Kuman Bilasan Bronkus Pada Tindakan Bronkoskopi Serat Optik Lentur (BSOL) Di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 0 17