Densitas Density Perbandingan Karaktrisasi Basis Gigi Tiruan Berbahan Resin Akrilik Polimerisasi Panas Dan Resin Akrilik Swapolimerisasi Dengan Penambahan Serat Kaca

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Densitas Density

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka nilai densitas dapat ditentukan dengan Persamaan 2.1 dan nilainya dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah. Tabel 4.1 Data pengujian densitas untuk setiap komposisi dengan perlakuan panas Densitas resin akrilik polimerisasi panas tanpa penambahan serat kaca sebagai kontrol komposisi 1, resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat kaca Komposisi 1 tanpa serat Sampel m g v cm 3 Densitas gcm 3 Sampel 1 3.0878 3.1 0.9961 Sampel 2 3.0012 3.2 0.9379 Sampel 3 3.0054 3.1 0.9695 Sampel 4 3.0764 3.1 0.9924 Rata - rata 0.9739 Komposisi 2 dengan serat 4 mm Sampel m g v cm 3 Densitas gcm 3 Sampel 1 3.1550 2.5 1.2620 Sampel 2 3.2610 2.3 1.4178 Sampel 3 3.2322 2.3 1.4053 Sampel 4 3.1008 2.4 1.2920 Rata - rata 1.3443 Komposisi 3 dengan serat 6 mm Sampel m g v cm 3 Densitas gcm 3 Sampel 1 3.3054 3 1.1018 Sampel 2 3.2157 3 1.0719 Sampel 3 3.2217 3 1.0739 Sampel 4 3.3005 3 1.1002 Rata – rata 1.0869 Komposisi 4 dengan serat 8 mm Sampel m g v cm 3 Densitas gcm 3 Sampel 1 2.9950 3 0.9983 Sampel 2 3.1237 3.1 1.0076 Sampel 3 2.9955 3 0.9985 Sampel 4 3.0156 3 1.0052 Rata - rata 1.0024 Universitas Sumatera Utara ukuran 4 mm komposisi 2, resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat kaca ukuran 6 mm komposisi 3, resin akrilik polimerisasi panas dengan penambahan serat kaca ukuran 8 mm Gambar 4.1 Diagram hubungan densitas terhadap komposisi resin akrilik polimerisasi panas Uji densitas dilakukan empat kali pengukuran pada masing – masing komposisi resin akrilik polimerisasi panas. Nilai rata – rata densitas resin akrilik polimerisasi panas berada pada interval 0.9739 - 1.3443gcm 3 , hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.1. Nilai densitas pada komposisi 1 adalah 0.9739 gcm 3 .Pada komposisi 4 memiliki nilai densitas yang lebih besar dibandingkan dengan komposisi 1, yaitu 1.0024 gcm 3 . Hal ini disebabkan karena adanya penambahan serat kaca 0.13 g dengan ukuran 8 mm, sehingga meningkatkan nilai densitas pada resin akrilik polimerisasi panas. Sedangkan penambahan serat kaca pada komposisi 3 sebanyak 0,13 g dengan ukuran serat 6 mm memiliki nilai densitas yang lebih besar dari komposisi 1 dan komposisi 4 yakni 1.0869 gcm 3 , Hal ini terjadi karena pemanbahan serat 6 mm yang merekat sempurna dengan matrik polimer. Sedangkan pada komposisi 2 memiliki nilai densitas yang paling besar atau maksimum dari komposisi yang lainnya, yakni 1.3443 gcm 3 . Hal ini disebabkan karena adanya penambahan serat kaca 0.13 g yang tersebar secara merata pada komposisi 2, dengan ukuran 4 mm, 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1 2 3 4 Densita s gcm 3 Komposisi Densitas Vs Komposisi Standart serat kaca = 2,79 gcm 3 Resin akrilik = 1.3443 gcm 3 Resin Akrilik = 0.9739 gcm 3 Universitas Sumatera Utara sehingga meningkatkan nilai densitas pada resin akrilik polimerisasi panas. Meskipun ukuran seratnya lebih kecil dari komposisi 3 dan komposisi 4, hal ini terjadi karena penambahan serat 4 mm sebanyak 0.13 gr terjadi adhesi optimal antara serat kaca dengan matrik polimer, sehingga densitasnya mencapai maksimum dalam penelitian ini. Sedangkan penambahan serat kaca pada komposisi 4 sebanyak 0.13 gr dengan ukuran 8 mm, serat kaca tersebut sudah tidak merekat lagi secara optimal pada matrik polimer, dikarenakan ukuran serat yang lebih besar mengakibatkan proses polimerisasi lebih lambat, sehingga terbentuk kekosongan atau rongga dan proses adhesi tidak lagi optimal. Dari penelitian ini diperoleh ukuran serat kaca optimum untuk resin akrilik polimerisasi panas adalah 4 mm. Dari referensi ISO 1183, resin akrilik polimerisasi panas memiliki nilai densitas yang relatif rendah yaitu sekitar 1,15 – 1.19 gcm 3 . Hal ini karena resin akrilik polimerisasi panas terdiri dari kumpulan atom – atom yang ringan, seperti karbon, oksigen, dan hidrogen. Dengan penambahan serat kaca yang memiliki densitas 2.79 gcm 3 biasanya digunakan untuk memperkuat kekuatan resin akrilik polimerisasi panas yang terdiri dari atom – atom yang ringan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka nilai densitas resin akrilik swapolimerisasi dapat ditentukan dengan Persamaan 2.1 dan nilainya dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah. Tabel 4.2 Data pengujian densitas untuk setiap komposisi tanpa perlakuan panas Komposisi 1 tanpa serat Sampel m g v cm 3 Densitas gcm 3 Sampel 1 3.6703 3.8 0.9259 Sampel 2 3.5637 3.5 1.0189 Sampel 3 3.5517 3.5 1.0148 Sampel 4 3.5712 3.6 0.9920 Rata - rata 0.9879 Komposisi 2 dengan serat 4 mm Sampel m g v cm 3 Densitas gcm 3 Sampel 1 3.3759 4 0.8429 Sampel 2 3.3176 3 1.1051 Sampel 3 3.3177 4 0.8294 Sampel 4 3.3644 4 0.8411 Rata - rata 0.9046 Komposisi 3 dengan serat 6 mm Sampel m g v cm 3 Densitas gcm 3 Universitas Sumatera Utara Densitas resin akrilik swapolimerisasi tanpa penambahan serat kaca sebagai kontrol komposisi 1, resin akrilik swapolimerisasi dengan penambahan serat kaca ukuran 4 mm komposisi 2, resin akrilik swapolimerisasi dengan penambahan serat kaca ukuran 6 mm komposisi 3, resin akrilik swapolimerisasi dengan penambahan serat kca ukuran 8 mm komposisi 4 dapat dilihat dari Gambar 4.2 di bawah. Gambar 4.2 Diagram hubungan densitas terhadap resin akrilik swapolimerisasi Uji densitas dilakukan empat kali pengukuran pada masing – masing komposisi resin akrilik swapolimerisasi. Nilai rata – rata densitas resin akrilik swapolimerisasi berada pada interval 0.904 - 1.0986 gcm 3 , hal ini dapat dilihat pada 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1 2 3 4 Komposisi Densitas Vs Komposisi Standart serat kaca = 2,79 gcm 3 Resin Akrilik = 1.0986 gcm 3 Resin Akrilik = 0.9046 gcm 3 Sampel 1 3.0744 2.98 1.0317 Sampel 2 3.0173 3 1.0058 Sampel 3 3.0711 2.97 1.0340 Sampel 4 3.0188 2.97 1.0164 Rata - rata 1.0219 Komposisi 4 dengan serat 8 mm Sampel m g v cm 3 Densitas gcm 3 Sampel 1 3.3158 3.1 1.0696 Sampel 2 3.3144 2.9 1.1429 Sampel 3 3.3312 3.1 1.0746 Sampel 4 3.4321 3.1 1.1071 Rata - rata 1.0986 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2. Nilai densitas pada komposisi 1 memiliki nilai densitas yang lebih besar dari pada komposisi 2 yaitu 0.9879 gcm 3 . Pada komposisi 2 memiliki nilai densitas resin akrilik swapolimerisasi dengan penambahan serat kaca 4 mm yang paling rendah yaitu 0.904 gcm 3 . Hal ini dikarenakan serat kaca tidak merekat secara optimal pada matrik polimer serat kaca tersebut, dikarenakan ukuran serat yang mengakibatkan proses polimerisasi lebih lambat, sehingga terbentuk kekosongan atau rongga dan proses adhesi tidak lagi optimal. Pada komposisi 3 memiliki nilai densitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan komposisi 1 dan komposisi 2, yaitu 1.0219 gcm 3 . penambahan serat kaca pada komposisi 3 sebanyak 0.13 gr dengan ukuran 6 mm, serat kaca tersebut tidak terlalu merekat secara optimal pada matrik polimer, dikarenakan ukuran serat yang lebih besar mengakibatkan proses polimerisasi lebih lambat, sehingga terbentuk kekosongan atau rongga dan proses adhesi tidak lagi optimal. Sedangkan pada komposisi 4 memiliki nilai densitas yang optimum dari semua komposisi resin akrilik swapolimerisasi 1.0986 gcm 3 . Hal ini disebabkan karena adanya penambahan serat kaca 0.13 g dengan yang tersebar secara merata pada komposisi 4, dengan ukuran 8 mm, sehingga meningkatkan nilai densitas pada resin akrilik swapolimerisasi . Hal ini disebabkan karena adanya penambahan serat kaca 0.13 g dengan ukuran 8 mm, sehingga meningkatkan nilai densitas pada resin akrilik polimerisasi panas dan karena penambahan serat 8 mm yang merekat sempurna dengan matrik polimer dan penyebaran serat kaca ukuran 8 mm yang hampir tersebar merata. Meskipun ukuran seratnya lebih besarl dari komposisi 3, hal ini terjadi karena penambahan serat 8 mm sebanyak 0.13 gr terjadi adhesi optimal antara serat kaca dengan matrik polimer, sehingga densitasnya mencapai maksimum dalam penelitian ini. Dari hasil pengujian dapat dinyatakan bahwa ukuran serat kaca sangat mempengarui densitas pada pencampuran bahan. Jika ukuran serat kaca semakin kecil, maka kerapatan densitasnya akan semakin besar, dan jika ukuran serat kaca terlalu besar, maka kerapatan densitasnya akan kecil. Hal ini disebabkan karena serat kaca tersebut tidak lagi merekat secara sempurna pada matrik polimer sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. Dari penelitian ini diperoleh ukuran serat kaca optimum untuk resin akrilik swapolimerisasi adalah 8 mm. Resin akrilik yang digunakan sebagai basis gigi tiruan diklasifikasi menurut spesifikasi American Dental Association No. 12 ISO 1567 untuk Resin Basis Gigi Tiruan. Pada umumnya plastik yang dilapisi oleh beberapa spesifikasi termasuk asetil, Universitas Sumatera Utara akrilik, karbonat, ester asam dimetakrilat, styrene, sulfonat dan vinil polimer. Atau bisa juga terbentuk dari pencampuran beberapa polimer menjadi kopolimer.

4.2 Porositas Porosity